#IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia: Kemenangan Ini Lebih Pantas Didapatkan Oleh Team Saya, Tetapi Kami Ingin Tenang Karena Situasinya Belum Jelas (Keknya Ini Perkara Ban..??)
Keteteran gagal lolos ke Q2 di hari Jumat meski mengakui sensasi di atas motor lebih baik, di hari Sabtu #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia secara mengejutkan meraih Pole Position dan menang di Sprint #MalaysianGP. Dengan ini semoga gw salah konfirmasinya hanya bisa terlihat di hari Minggu ini, penyebabnya adalah ban. Ban Soft yang dipakai Pecco di #MalaysianGP tahun ini adalah ban belakang Soft yang dia pakai sama carcass dengan ban belakang Soft Motegi. Desmo GP25-1 versi Motegi g siap dengan ban khusus Mandalika dan Philip Island karena carcass dan struktur ban belakang beda, hal ini juga karena GP25-1 bukanlah GP24 jadi sulit mengambil data dari tahun lalu untuk motor berbeda dikombinasi ban carcass berbeda. Sementara untuk Sepang, ban belakang Soft memiliki carcass dan struktur sama dengan Motegi. Akan menjadi pertanyaan apakah ban belakang Medium carcass baru yang diturunkan oleh #BanGhoib Michelin bisa memberi sensasi yang sama dengan ban belakang Medium ketika di Motegi.
Perlu diketahui ban belakang Medium ini diturunkan oleh Michelin TANPA PERSETUJUAN para rider karena g ada yang suka itu ban ketika diuji di #SepangTest dan itu adalah ban yang dipakai Jorge Martin ketika crash. Sehingga hari Jumat kemarin para rider komplen (termasuk Pecco) sensasinya sangat berbeda ketika mereka memakainya di sesi Latihan. Jadi ini jelas kana jadi tanda tanya. Tapi gw setuju dengan Pecco karena gw sudah bilang sejak podcast #JapaneseGP Motegi: Konfirmasi hanya bisa dilakukan di Speang karena (waktu itu gw pikir) ban belakang Sepang akan sama dengan ban belakang Motegi. Jadi karena ban Soft sama, maka sudah sebagian terkonfirmasi. Hari Minggu ini akan jadi "data baru" yang g bisa dibandingkan dengan Motegi karena ban belakang Medium turun dengan carcass baru.
"Team saya lebih pantas mendapatkan kemenangan ini daripada siapa pun. Sayalah yang kali ini mengendarai motornya. Terkadang saya bisa cepat, tetapi ketika tidak (cept), saya membuat kekacauan di garasi. Dan orang-orang harus bersabar dengan saya, bertindak sebagai penyaring. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat sulit karena tidak ada yang mengerti situasi saya. Saya sangat kuat di Jepang, lalu Indonesia dan Australia terjadi bencana, meskipun kami memahami sesuatu dari balapan terakhir. Bahkan, akhir pekan ini dimulai lebih mirip dengan hari Minggu di Phillip Island (pakai motor cadangan...??). Kami berhasil melakukannya selangkah demi selangkah, bekerja hari demi hari tanpa tersesat dalam terlalu banyak pengujian dan tanpa membuat kekacauan, karena kami sudah melakukannya dan kami harus tetap tenang" kata Pecco yang mengakui menuntut team menyediakan motor yang sama persis sensasinya, bukan lagi satu ke mana yang lain ke mana lalu diakui sebagai motor yang sama.
“Tadi malam kami bekerja hingga larut malam di garasi, dan team harus melakukan beberapa modifikasi pada kedua motor agar semirip mungkin, tetapi kami berhasil. Saya tahu saya akan bekerja lebih baik hari ini, dan ide Cristian dan Tommy ( Gabarrini dan Pagano, kepala kru dan teknisi elektronik) benar. Ketika Anda selalu bekerja dengan satu cara dan semuanya berjalan dengan cara yang sama, semuanya akan lebih mudah. Namun, jika Anda menemukan diri Anda dalam dinamika yang berbeda, seperti yang terjadi pada tahun 2025 ini, semuanya berubah karena Anda harus mengambil jalur yang berbeda. Bahkan, pagi ini saya yakin saya bisa bersaing untuk podium, dan setelah perubahan terakhir di kualifikasi, saya bahkan lebih yakin lagi. Apakah ini motor pilihan yang sama ketika di #SepangTest? Entahlah, kurang lebih, ya" tambahnya dengan cara halus mengatakan itu bukan motor ketika test Sepang. Well. Pecco menguji real GP5 saat itu dan yang menguji GP25-1 adalah si culas Marc Marquez karena Pecco waktu itu taunya itu GP24 dan bilang dia g perlu uji karena hapal benar bagaimana GP24 (dia pikir itu GP25-1 adalah real GP24).
"Apakah bila kami kembali ke masa pemilihan mesin saya akan memilih motor yang lebih baik? Entahlah, karena di Jepang saya sangat bagus, tapi di sini tidak (dengan motor yang sama dan mesin yang sama). Tetapi hasil seperti ini memberi kekuatan dan harapan bagi seluruh paddock (Ducati). Mungkin di Jepang gagasannya lebih membingungkan, sementara apa yang telah dilakukan di Indonesia dan di tempat lain akan mengarah pada sesuatu yang lebih konkret. Ride High Device bermasalah...? Sayangnya, sistem itu tidak berfungsi sejak lap pertama. Saat start, sistemnya turun karena kami menggunakan sistem yang berbeda untuk start, tetapi sistem dinamisnya tidak berfungsi (tidak bisa otomatis non aktif). Ketika gripnya rendah, seperti hari ini, dengan holeshot yang tidak mengubah ketinggian, saya bisa mendapatkan lebih banyak traksi" jawabnya soal percakapan dengan Aldegiur di mobil perkara Holoshot nyangkut. Waktu itu Fermin tanya kenapa g pakai tombol (yang pernah diminta Marc Marquez diubah sistemnya) dan Pecco bilang g biasa pakai itu tombol dan dia memang pernah lebih suka tanpa tombol. Tetapi pada akhirnya holeshot nyangkut itu membantu dia dapat traksi karena grip track jelek.
"Saya rasa ini hasil yang lebih konkret. Jepang benar-benar membingungkan kami, sementara di sini kami fokus pada sensasi, mulai membuat beberapa perubahan kecil pada motor. Seperti yang saya katakan, bersama team, kami berhasil membangun performa dengan menggabungkan semuanya. Namun, saat ini, situasi kami belum jelas jadi kami tetap tenang" tutup Pecco yang gw tau perlu tau hasil balapan Minggu untuk mengkonfirmasi apakah motor Motegi gagal lebih karena perkara ban atau ada masalah lain. Kalau dengan ban belakang Medium carcass baru dia bisa bagus, artinya motor Motegi sudah bisa sedikit lebih baik pasca diutak-atik kemarin. Tapi klo jeblok ya wajar juga karena ban belakang Medium menggunakan carcass baru yang lebih keras di Sepang. Ini carcas jadi perkara perang Papi Peri Rivola VS Taramasso berujung Michelin didepak dari MotoGP.
Okeeeeh. Kabar lain adalah Marini mengaku melakukan kesalahan dan karena ini memang murni dia g sengaja saking bertanggung jawabnya pengen menyalip clean (responsible riding) si Pol yang jadinya nyenggol dia karena g tau dia nongol di dalam. Itulah kenapa g ada penalti, mengingat ini bukan kasus irresponsble riding. Di sisi lain Pedro Acosta mengeluhkan motornya stuck di limit tertentu dan itu sudah terjadi sejak Motegi. Eniwei, apa mata gw yang salah gitu, ada satu sosok yang gw g liat di pic team ini. Apa emang gw salah...??? Ya sudah karena gw lagi di jalan OTW Sepang. See you tomorrow guys. Gw langsung melipir ke tetangga sebelah klar race soalnya.

Aku juga mncari papi Tardozzi, cuman dia spertinya yg tak nampak (tak ada) d foto itu..
BalasHapusTardozzi gak ada mbak wkwk
BalasHapusKemarin juga di parc ferme dia keliatan dicuekin sama pecco, kalo gigi pas di paddock masih nyamperin dan meluk pecco
Sepertinya bener dugaan pecco tentang ban medium
BalasHapusparah di mainrace ban pecco bocor, waktu pecco cari tambal ban tubles gak ada di pinggir sirkuit😂😂😂
BalasHapus