Tak Ada Yang Tersembunyi Di Bawah Langit...!!! Si Culas #MalinKundangPerebutHakOrang Marc Marquez Kedapatan SUDAH MERENCANAKAN CHAOS Di Start #AmericasGP Sejak Awal Bahkan Menipu Papi Tardozzi: Jangan Bicara Apa Pun...!!!
Gerhana matahari di Amrik kemarin memang keknya turunin jaksa" ke Austin #AmericasGP. Setelah journo #ABR para penyembah Marc Marquez sibuk mati-matian membela si culas yang tampak selalu benar karena selalu playing victim bahkan sejak #SepangClash 2015, kali ini "jaksa" membongkar semua bukti memberatkan untuk mengungkapkan seculas apa #MalinKundangPerebutHakOrang ini memainkan semua skenario kombek hure-hurenya. Jujur gw akui gw sampe g nyangka dia ternyata ikut memainkan skenario ini. Gw pikir dia cuma 20% dari skenario di mana DPRD Tingkat Pusat dan Nationality Order memainkan 80% skenario. But nope, dia memainkan 50% dari semua itu.
Chaos start kacau dan diperkacau oleh RD Mike Webb dengan g menjalankan aturan MotoGP sama sekali ternyata memang sudah dia rencanakan sejak awal. Dia sempat mengatakan kemungkinan, baru berupa kemungkinan ketika ngobrol sama Papi Tardozzi yang tampak g terlalu senang karena bingung. Tetapi dengan kepala kru Rigamonti dia punya instruksi jauh lebih detail dengan tambahan "jangan bicara apa pun". Untungnya raja Ducati cukup jeli dengan adipati barunya ini (keknya ada wanti-wanti dari sang guru VR46 ekekekek), dia mendapati adipatinya itu justru g duduk di atas motor siap-siap Warm Up 3 menit lagi dan dia tau adipatinya akan melakukan sesuatu yang dia bilang "Marc biasanya lebih licik dalam hal strategi". Dia memutuskan mengikuti si culas meski tau resikonya dia kena penalti. Tetapi gw setuju pemikirannya: Klo di penalti maka mereka akan dipenalti bareng dan balapan dengan kondisi yang sama tanpa keunggulan. Meski menurut gw lebih baik dia tinggal karena dia akan unggul posisi klo si culas gagal memenuhi kuota 10 rider, tetapi faktanya g semudah itu balapan pakai ban wet di track kering, dan #ABR jemaah Marc Marquez akan misuh-misuh lagi bilang dia diunggulkan karena si culas kena penalti.
Jadi gw akui kebijaksanaan raja Ducati satu ini. Ikut apa yang dilakukan si culas meski resiko akan dipenalti. Balapan dengan posisi saman-sama dipenalti atau g (sedikit berbau loyalitas wkwkwkwk). Faktanya RD Mike Webb dengan alasan yang sama sekali g tertulis di aturan MotoGP yang sudah dibuat gegara chaos start #ArgentinaGP 2018 yang juga disebabkan si culas Marc Marquez sok playing victim g tau aturan dan memutuskan start dari grid setelah motornya mogok karena disuruh marshall, justru menunda start dan memulai balapan dengan posisi grid g berubah dan TANPA PENALTI. Pecco tetap harus start dari P6 dan si culas tetap anteng dari Pole Position. Jadi klo mau bilang Pecco menang karena hibah...??? Wait...!!! Klo dia start dari P2 dan selalu ada di belakang si culas maka ya, itu hibah. Dia start dari P6 butuh sekian lap sebelum dia bisa menyalip Emak Alex.
Semoga gw salah dia crash karena TAKUT sama sang raja yang sudah ngekor di belakang karena jongosnya aka adiknya sudah g bisa jaga belakangnya. Skenario Marquez company dan "janji-janji" rekor akan musnah klo Pecco yang start dari P6 aja bisa ke P2 hanya dalam 4 lap dengan 15 lap tersisa. Gw tau dia ketrigger banget dengan papan Pecco 1,6 di pit board dan terus berusaha menambah gap. Keputusannya untuk memotong kerb lebih dalam adalah karena dia mau menambah gap lebih cepat biar g kekejar sama sekali setelah susah payah usahanya bikin chaos di grid agar dia bisa tetap diunggulkan dengan posisi gird g berubah. Lha, marshall lupa lap kering tu bagian kerb yang mau dia lewati pake kanebo. Crash lah dia karena masih basah. Ada tuh journo #ABR yang menghina-hina Pecco di #ArgentinaGP kemarin bilang itu kerb jahat banget karena sesembahannya cuma melenceng 7 centimeter dari line yang biasa malah crash. Gw sampe ngekek. Gw tau journo di paddock mulai ikut sebel sama si culas dan ikut sebel sama RD Mike Webb (mereka tau aibnya ni RD lebih banyak dari gw sebenarnya), karena #ABR membela si culas dengan menyalahkan RD Stewards baru Simon Crafar yang membiarkan dan g kasih penalti klo memang ada pelanggaran. Lhaaaa itu bukan urusannya Crafar karena g ada pelanggaran mengingat pelanggaran itu sudah "dibenarkan" oleh RD balapan Mike Webb. Crafar adalah mantan journo dan komentator MotoGP, jadi sesama journo keknya beneran sebel banget sama si culas dan Mike Webb. Jadilah nongol ni video yang sebenarnya bisa diputuskan untuk disembunyikan dan g diposting (sampe ditranslate pulak) klo bagian media motobini mau.
Serius kirain RD itu cuma satu, ternyata beda desk ya, mamola yg digantiin crafar, btw Simon Crafar ini dulu ex racer wsbk & gp500
BalasHapusHah mamola yang digantiin Crafar...??? Yang digantiin Crafar adala Freddie Spencer...!!!
Hapusoh.., iya itu maksudnya :D ,
HapusRD Stewards ada 3 orang dan diketuai Crafar. RD Balapan ada 3 atau 4 orang diketuai Webb, tahun lalu Capirossi yang pegang.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMasih bingung sama "sebutan" utk para journo itu ngacu ke siapa. Tapi keknya ini si hotdog 3 inchi deh 🤭
BalasHapusgw g ngerti lu ngomong apa dengan "untuk" dan "mengacu"
HapusLicik banget sih, beneran menghalalkan segala cara buat dirinya sendiri. Pantesan pecco berani ngomong licik, emang selicik itu dia ini. Udah beneran merencanakan dari awal mau bikin situasi begitu, terus dengan pede nya meskipun dia start dari pit dia bisa tetep overtake semua rider di depan dengan kecepatannya dia. Untung kena santan instan langsung dibikin crash
BalasHapusBuzzer media #ABR bilang: Dia akan sangat mengerikan klo di Qatar nanti karena mau balas dendam kitinyi
HapusYang paling membagongkan dr semua itu adalahhhh... comment2 dr penyembahnya 😅🤣
BalasHapusDia itu kek tuhan untuk penyembahnya. Udah tau salah secara moral dan nurani tapi dibela. Padahal mereka mengakunya punya agama yang jelas ngajarin mana yang baik dan mana yang bener tapi buas si dewa culas ini jadi pengecualian. G sadar apa bahwa itu sama dengan dosa..? heran gw tuh. Padahal klo komen di YT nama akun pada alim buletu semua tapi komen g ngutek. Ekekekekek.
Hapus