Raja Ducati #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia Yang Bukan Lagi Raja Di Mugello: Saya Kesal Dan Itu Tidak Akan Mengubah Apa Pun Hingga Akhir Musim
3 tahun berturut-turut ada di podium tertinggi home race #ItalianGP Mugello di depan semua penggemar Ducati, sang Raja harus terdepak dari pelatarannya sendiri. District 9 ini adalah titik penting klo dia mau membalik klasemen dan dia gagal. Dia sadar dengan Desmo GP25-1 saat ini yang digunakan Dall'Igna cs untuk menipunya dengan berkata "ini masih GP24 yang sedikit diperbaharui", jangankan hingga akhir musim. Tahun depan pun dia akan tetap kesulitan karena tahun depan bakal development freeze yang artinya para rider pabrikan akan pakai mesin yang sama tanpa ada pengembangan sama sekali. Banyak yang bilang dia terlalu buru-buru battle di awal balapan. Tapi di Mugello dengan kondii GP25-1, itu harus dia lakukan klo mau mengamankan ban di akhir balapan. Ujungnya nasib mah kena ban apes, ban depan dia ambrol, ban belakang berlubang dan geal-geol, untuk dapat garis finish aja sudah beruntung menurut gw.
“Saya melaju enam lap dengan baik, lalu begitu ban depan ambruk, saya mulai bertingkah seperti udang. Saya mencoba segalanya, saya melaju lebih cepat dari Alex, tetapi saya tidak bisa mendekat dan itulah kenyataannya. Saya melaju hingga empat persepuluh detik dan kemudian saya harus tertinggal, karena ban depan tidak mampu bertahan. Itu skenario yang biasa terjadi. Awalnya saya percaya diri, saya ingin tetap dekat dengan para pemimpin, tetapi sayangnya itu tidak mungkin, karena saya juga berisiko terjatuh.. Ya saya lebih kesal, saya kecewa karena saya tahu apa yang bisa saya lakukan. Saya tahu saya bisa memenangkan balapan, tetapi saya tidak dalam posisi untuk bertarung. Saya melakukan seluruh balapan untuk melihat apa yang dilakukan Alex dan Marc, mencoba untuk lebih dekat, tetapi setiap kali saya ada di belakang, saya mengambil risiko. Pada akhirnya, balapan berjalan seperti Aragon dalam beberapa hal dan itu memalukan. Saya tidak menggunakan cakram 355 karena suhunya… Menggunakan cakram yang lebih besar akan berisiko, karena kami tidak tahu apakah cakram tersebut akan mencapai suhu yang tepat (ini sudah gw bahas di postingan hari Sabtu). Assen? Saya rasa saya tidak akan menggunakannya”.” kata Pecco yang bahkan g akan ada apa pun yang bisa dia lakukan untuk mempersiapkan #DutchGP Assen yang back to back minggu depan.
“Saya tidak tahu. Saya berada dalam ketidakpastian. Sayangnya, saya tidak bisa membuat motor meluncur seperti dulu. Saya tidak bisa mengerem seperti yang dilakukan Alex dan Marc, karena saya berisiko kehilangan kendali di bagian depan setiap saat. Faktanya, saya merasakan motor bergerak dan kami tidak dapat menemukan solusinya. Saya memilih menggunakan fairing lama karena sekarang bukan saatnya menggunakan hal-hal yang berbeda dan saya akan beresiko menghadapi masalah lebih lanjut. Apakah Alex akan bertarung dengan kakaknya seagresif dia bertarung dengan saya...?? Tidak, saya tidak tahu. Jelas bahwa Alex lebih berhati-hati saat bertarung dengan Marc, sama seperti yang saya lakukan saat bertarung dengan pembalap Academy" kata Pecco yang memang harus mengahadapi 2 Marquez sekaligus sendirian. Dan tujuan Marquez company memang adalah cukup saling bantu mengeroyok Pecco dulu untuk menyingkirkan dia yang mana itu juga terjadi di setiap sesi kualifikasi, sisanya adala sisa atur baik antara sesama saudara.
"Saya mengatakan bila sya tidak kompetitif di Mugello berrti ada masalah. Memang ada masalah. Kami tidak berhasil menyelesaikan apa pun dan tidak seorang pun mampu menjelaskan kepada saya mengapa tahun ini saya tidak bisa melaju seperti yang selalu saya lakukan sebelumnya. Menggebrak meja..?? Saya tidak tahu apa yang akan terjadi jika saya bersikap seperti ini. Semua orang di Ducati bekerja keras, tidak ada yang dikecualikan. Faktanya adalah kami tidak akan ke mana-mana. Kami sedikit membaik, tetapi kami tidak akan ke mana-mana saat ini. Tahun depan jika kami harus tetap menggunakan motor yang sama persis, saya akan menjawab ya, kami tetap akan seperti ini. Sembilan balapan telah berlalu dan masalah saya masih sama. Sulit untuk mengubah DNA motor, jadi saya harus menemukan keseimbangan yang tepat karena jika tidak, saya berisiko mendapat masalah pada 2026 juga. Saya tidak bisa kembali ke motor 2024 karena semua sudah dibekukan (engine freeze)” tambah Pecco realistis sulit jurdun tahun ini.
“Ini bukan saatnya untuk memikirkan gelar Kejuaraan Dunia, karena saya harus menemukan kecepatan saya lagi. Saya tidak dapat berpikir untuk memenangkan gelar dengan balapan seperti ini, di mana saya harus tetap berada jauh di belakang dan saya tidak dapat melakukan apa pun. Ketika saya hanya bisa berharap seseorang di depan membuat kesalahan. Saya berharap bisa menemukan solusi, tetapi dalam situasi saat ini jika tidak ada yang berubah, itu sulit. Assen adalah track yang mengutamakan sensasi di bagian depan dan stabilitas motor. Jika saya berada di Assen seperti di Mugello, saya akan kesulitan" seperti yang gw bilang Mugello adalah standar dia, klo dia gagal di sna maka terkonfirmasi di sisa sirkuit musim ini akan sulit untuk dia ngurus motornya. Dia juga ternyata dipanggil RD soal kontak yang bikin dia tercecer ketika battle. Keknya RD pikir dia bakal minta penalti...?? Nope, dia sama sekali g minta penalti malah bilang itu kontak biasa yang meski dia sadar Marc sengaja menahan gas seperti yang Marc lakukan pada Alex ketika di Qatar.
“Menurut saya kontak dengan Marc sangat normal, saya menganggapnya sebagai kontak balapan. Hari ini mereka tidak memberikan penalti buruk dalam balapan yang sudah sangat jelas. Hanya ada klarifikasi, sejujurnya saya tidak tahu apa yang mereka tanyakan kepada Marc. Bagi saya, dia menunggu untuk membuka gas karena dia tidak ingin saya menyalip dan kami bersenggolan, tetapi itu hal yang normal” katanya sadar meski itu hal yang disengaja dan beresiko bikin crash, tetap adalah hal normal dalam battle. Dia pada akhirnya ditanya soal disalip oleh DiGia (yang bisa diliat pakai ori).
"Saya mengalami sedikit masalah karena ban belakang saya berlubang besar dan bergetar hebat. Saat Fabio menyalip saya, saya tidak bisa menambah kecepatan dan dia berhasil masuk ke dalam dan menyalip saya” tutupnya yang memperjelas klo dia kena ban apes. Entah jatah entah undian. Semoga aja bukan dijatah apes.
Buat yang nanya si culas dapat ori atau g... Gw udah bilang ori masuk undian rider akamsi di Mugello dan yang dapat adalah DiGia. Dia pakai apa...?? Entah undian entah jatah KW1 dan adiknya kena KW2 yang sebenarnya klo satu lap lagi, DiGia bakal ngejar dengan orinya. Dari semua ini, Ducati justru yang menjadi sasaran kritik para fans sendiri di Mugello karena dianggap g mau melindungi para rider Italia mereka yang cuma berapa biji di kelas MotoGP, ujungnya Papi Domenicali yang pusing menjawab pertanyaan karena Papi Peri Gigi klo ngomong sekarang keknya bukan waktu yang tepat karena lagi bikin Ducatisti iritasi mempertanyakan nasionalismenya kepada Italia. Sudahlah itu, Papi Tardozzi aja jadi bulan-bulanan kemarin gara-gara meminta Ducatisti mingkem.
Padahal Marc di boo g ada hubungan sama Vale tapi lebih kepada sejak Mugello jadi rumahnya Ducati sejak bebeb Vale pensiun, si culas itu selalu cari gara-gara sama rider Italia dan Ducati terutama Pecco. Dia pernah bilang di parc ferme Mugello bahwa curi kintil di kualifikas bukanlah hal yang melanggar aturan ketika Pecco merasa itu bukan hal yang benar untuk dilakukan. Tahun lalu dia juga ribut sama emak Alex yang pengen curi kintil dia dan ujungnya emak Alex minta RD penalti Pecco, dan yah Pecco kena penalti 3 grid. Tahun-tahun sebelumnya...?? Itu adalah masa parah-parahnya boo Mugello karena bebeb Vale sebagai "pemilik" lama Mugello baru aja pensiun dan si culas baru pulih dari cedera. Jadi yang ngasih boo memang bukan fans Vale tapi fans Ducati sendiri, itulah kenapa kemarin Papi Tardozzi menunjuk baju merahnya dengan bilang "Dia (Marc) adalah salah satu dari kita (Ducati)". Itu artinya dia berurusan sama Ducatisti, bukan fans Vale. Fans Vale akan tetap dengan bangga pakai baju kuning dengan nomor 46 di Mugello sementara fans Ducati akan pakai baju merah kebanggaan mereka. Di Mugello sekarang itu jelas keliatan siapa fans siapa, dan boo untuk si culas g ada hubungan sama Vale sama sekali tetapi lebih karena emang si culas cs aja yang selama ini menyebalkan klo di Mugello.

Sedih lihat nasib Pecco, kayak tidak dpt dukungan, peri Gigi malah ketawa lebar banget, mungkin GP-25 hanya cocok kalau pakai ban ori dan kw1. Karena Pecco sering dpt kw2 jadinya ga bisa fight
BalasHapusG... Itu emang sudah rubah DNA jadi GP25-1... Marc yang menguji selama pramusim mulai Sepang dan Buriram sebagai "Desmo GP24"... Pecco g pernah menguji karena mengira itu beneran GP24 dan dia sibuk menguji GP25 yang beneran GP25 tapi ditolak oleh Marc. Ujungnya ya karena si culas merengek ke media, Ducati ikuti maunya homologasi motor yang si culas pakai di Buriram sebagai "GP24". Butuh 4 balapan sebelum Ducati mengakui bahwa itu bukan GP24 yang Pecco pikir adalah GP24 beneran.
HapusBerarti dalam hal ini ada persekongkolan antara papi peri ducati dan siculas untuk g memberitahu kebenarannya di media bahkan itu juga termasuk membohongi pecco ???
HapusMungkin pecco bisa tampil baik tahun depan ketika tahun ini marques company berhasil keluar sebagai jurdun dan klasemen 1-2 diisi oleh saudara kandung yg termasuk menjadi rekor motogp yg pastinya mustahil untuk dipecahkan.
Gw mau bilang gitu sebenarnya. Ducati menyembunyikan fakta bahwa mereka membohongi Pecco.
HapusKejadian saat siculas memotong pecco dan seperti sengaja menahan gas/rem agar lawannya bersentuhan ban belakang nya ini mirip sekali ketika SnackTaro baru ke motogp bersama petronas malahan hampir jatuh.
BalasHapusTapi menurutku walau dgn desmo yg tipe berapa ini pecco pakai apes malah bisa bertahan di posisi 3 hingga lawan ambil alih diakhir lap. Dgn gp 24 malahan apes sulit dikendalikan hingga tercecer ke top10.
Kemarin Mbakyu bilang menarik melihat harga saham klo si culas menang di Mugello, gimana kabarnya itu mbak?
BalasHapusSahamnya g diperdagangkan di pasar saham. Sudah delisting sejak diambil alih Audi keknya.
HapusGosh, jahat banget ini si gigi dan petinggi2 ducati memperlakukan juara mereka kaya begini. sebagai sesama italia ini beneran mencoreng nasionalisme mereka banget demi kemulusan jurdun si culas. semoga langit segera memberikan keadilan bagi mereka yg didzolimi.
BalasHapusMelihat kondisi kayak gini, kira" siapa yg bakalan ngembangin Ducati 850 cc Mbakyu?
BalasHapusBulega...??
Hapusgw jadi malas nonton motogp di 2025 karena semua sdh di setting dorna kalau yg jurdun tahun ini harus 93rmo.. gigi daligna dan davide tardozi tidak dpt berbuat apa² karena mereka takut di pecat sama bos audi
BalasHapussebenarnya kita² para penonton motogp & semua fans² Valentino rossi & murid²nya gak sadar kalau 2025 kita telah di tipu oleh marrquez brother, harus di akui 93rmo bisa masuk ke ducati karena peran sang adik 93rmo hingga bisa ke team gresini, lalu dgn pengaruhnya 93rmo mengemis gemis ke owner AUDI spy 93mo bisa di masukkan ke team pabrikan dgn membuang martin, dan skenario ke 2 di jalan nya yaitu 2 brother saling kerja sama di FP1,FP2 dgn saling towing utk mencatatkan waktu terbaik agar tdk masuk Q1 dan di Q2 mereka juga melakukan towing agar bisa poll position dan memecahkan waktu tercepat.. jadi wajar kalau pecco dan rider lainnya kalah karena yg di lawan 2 rider sekaligus, skrng anne tanya rider sehebat apapun kalau lawan 2 rider tidak akan bisa menang, anne sarankan ke dorna agar titel jurdun diberikan skrng saja ke 93rmo karena sdh di pastikan 93rmo yg jurdun di 2025 ini, dan pecco kalah tidak apa² karena pecco kalah sebagai kesatria bukan sebagai pecundang kayak 2 marquez brother, makanya buat fans² vr46 tidak usah kita nonton motogp lagi mulai skrng apalagi nonton langsung di sisa race (ada 13 race lagi) setelah race mugelo..buat apa nonton langsung kalau kita semua sdh tahu dan semua sdh di setting dorna yg jurdun pasti 93rmo
BalasHapus