Bacaan Para Kadrun Buzzer, Ada Apa Dibalik Artikel Bau Politik The-Race.com : Benarkah #IndonesianGP Digelar Karena Kepentingan Pribadi Presiden Jokowi...??
Ini adalah bacaan untuk para kadrun-buzzer terutama untuk yang masih buta #MotoGP kong mangkage jadi fans dan jadi haters #MotoGP hanya karena #IndonesianGP digelar.
Sejak awal pekan #IndonesianGP, penulis lepas The-race.com, Simon Patterson sudah memantik banyak kontroversi dengan postingan bangku kosongnya di sesi pagi hari ketika para penonton masih sibuk ngantri tukar tiket di depan gate dan sebagian lagi baru mau OTW Mandalika karena hanya membeli tiket untuk hari race Minggu. Nampaknya sang journo ini g ngerti bahwa MGPA menjual tiket dengan sistem per hari bukan hanya tiket weekend paket 3 atau 2 hari. Sistem penjualan tiket yang mengizinkan penonton memilih hanya membeli tiket untuk hari race, jelas menyebabkan orang enggan datang di hari Sabtu apalagi Jumat apalagi pagi-pagi. Yang disayangkan sesama journo Indonesia yang "temenan" sama Simon justru g mencoba menjelaskan duduk perkara. Padahal pernyataan nyinyir dia menurut gw memancing hoax. Sebenarnya bukan hanya Simon sih yang nyinyinyi soal Mandalika, ada beberapa tapi yang satu ini nyinyinyinya macam ada dendam kesumat ekekekek.
Sekian tweet berlalu gw g terlalu peduli, lebih kepada gw males liat tweet dia perkara perang di ujung Eropa sana yang pernah dia coba paksakan untuk MotoGP dan para sirkuit penyelenggara mengambil sikap, padahal g semua negara penyelenggara adalah negara Barat karena Indonesia adalah negara non blok. Ini yang mungkin kadrun sebagai fans berat Simon g tau. Politik yang dia bawa dalam sinisme Mandalika sebagai penyelenggara MotoGP lebih kepada dia juga punya pandangan politik yang berbeda dengan Indonesia. Coba sono kalian reply URAA ke dia klo lu g kena blok. Wkwkwkwk. Jadi ngerti kan motif dasar dia...?? ELU KADRUN UDAH DIMANFAATIN BUAT BENCI NEGARA LU SENDIRI YANG DIA ANGGAP BEDA POLITIK SAMA DIA SOAL ISU TERTENTU DI NEGARA TERTENTU....!!!
Haters dia kebanyakan adalah fans negara Asia yang g suka diatur secara politik atau g suka tweet politik dia yang cenderung menghakimi dan memaksakan itu ke dunia MotoGP. Contoh, gerakan berlutut BLM dua tahun lalu, dia ingin orang berlutut sebelum race. Padahal BLM adalah isu politik rasisme dan negara Asia yang kebanyakan adalah negara pabrikan motor MotoGP jelas g bakal mau berlutut untuk isu yang mereka tau g akan mereka campuri.
Apakah gw buzzer...?? No...!!! Gw fans MotoGP yang g peduli politik dalam negeri, tetapi bila politik dalam negeri kita dicampuri oleh warga negara lain, oh NO...!!! Mari kita luruskan apa yang terjadi. Klarifikasi soal bangku kosong nampaknya sudah coba dijelaskan oleh salah satu journo MotoGP Indonesia yang juga teman Simon Patterson, meskipun tanpa menyentil yang bersangkutan yang gw tau dia g bakal peduli dengan penjelasan itu karena dia selalu merasa dia benar. Jangan harap dia minta maaf soal bangku kosong.
Yang ingin gw bahas adalah soal reviewnya mengenai #IndonesianGP. Dari sekian panjang review dia. Judul dan salah satu paragraf menarik untuk bisa gw bilang karena gw adalah orang Indonesia dan dia bukan orang Indonesia: Opini Sesat...!!!
Penyelenggaraan #IndonesianGP dilakukan sesuai jadwal yang ditetapkan Dorna. Kalau Dorna mau laksanakan di ujung musim ya Indonesia pasrah. Tetapi sejak musim lalu jadwal keluar, itu di awal musim. Apakah ada campur tangan Presiden Jokowi di sana...?? NO...!!!
Keputusan uji sirkuit pada umumnya memang dilakukan oleh test rider seperti di Kimyring, setelah OK baru diuji oleh para rider MotoGP. Tetapi karena jadwal Indonesia sudah pernah ditunda, dan lokasi berdekatan dengan Sepang, maka ya sekalian mereka turun track test di Mandalika setelah test di Sepang. Dari segi logistik juga lebih hemat, dari segi waktu juga lebih bisa diatur dengan mengorbankan test Qatar.
Sisi lain adalah karena sejak inspeksi tahun lalu, RD dan Dorna merasa para rider lah yang perlu menguji langsung sirkuit ini mengingat suhu track yang sangat tinggi memang perlu simulasi balapan yang diikuti oleh semua rider untuk Michelin mendapatkan data ban mengingat jadwal #IndonesianGP yang ditetapkan di tahun lalu adalah di awal musim. Jadi paham kan kenapa semua rider yang langsung menguji sirkuit Mandalika...??
Keputusan untuk tetap menggelar balapan #IndonesianGP sesuai jadwal setelah mendapati kondisi track di test Mandalika adalah keputusan bersama 3 pihak: Dorna melalui RD FIM, MGPA selaku penyelenggara dan Rider melalui rapat Safety Commission pada akhir hari ketiga #MandalikaTest. Waktu itu rider komplain berat soal kerikil yang lepas dari aspal, beberapa rider mengatakan tidak akan membalap dengan kondisi seperti itu (ini sama dengan yang dikatakan oleh Simon Patterson karena memang faktanya begitu), #JurdunBelagu Snack Taro sampai meminta opsi resurface total dengan memberi waktu kepada MGPA hingga akhir musim ketika seri Asia digelar.
Tetapi ingat, Dorna sama sekali g mau race diundur karena musim ini ada 22 race. Salah satu yang terpadat dalam sejarah MotoGP. Tidak ada opsi race diundur, Carmelo Ezpeleta, CEO Dorna sejak Januari sebelum #SepangTest digelar sudah bilang hanya ada opsi race dibatalkan untuk pertimbangan COVID dan itu akan dipindahkan ke sirkuit lain untuk gelar dua kali. Jadi g ada opsi mundurkan race. Solusi yang disepakati adalah resurface sebagian track yang rusak parah, pembersihan track dan perbaikan kualitas gravel. MGPA yang memang juga g mau race diundur (resiko marketing sangat tinggi) menyanggupi akan menyelesaikan semuanya seminggu sebelum race digelar. Ini yang g dibahas di artikel. Apakah ada urusan Presiden Jokowi di sana...?? NO..!!!
Sebelum #IndonesianGP digelar, track resurface kembali di periksa. Lolos grade A. Apakah benar...?? Yaaaah masih sompal sih tapi menurut rider g separah waktu test dan sompal itu baru terjadi di hari race. Jadi apakah ada kepentingan Presiden Jokowi dalam lolos grade A resurface track Mandalika sebelum akhir pekan race...?? NO...!!!
Artikel The-Race.com yang ditulis oleh Simon Patterson dengan jelas mengatakan DAN MENUDING bahwa Presiden Jokowi punya KEPENTINGAN PRIBADI dalam kesan "dipaksakan" race ini digelar sesuai jadwal. Lu baca lagi paragraf di atas, g ada urusan Jokowi ngatur jadwal race. Memang keengganan MGPA untuk memundurkan race juga bisa dikaitkan secara politik karena di belahan Indonesia lain ada jadwal balapan internasional yang akan digelar bulan Juni oleh pemerintah provinsi. Ibarat kata ada harga diri di pertaruhkan. Dan itu juga harga diri bangsa klo mau dibahas kesananya.
Tetapi RACE MANDALIKA DIGELAR TEPAT WAKTU ADALAH KEPUTUSAN BERSAMA TERUTAMA DORNA BUKAN KEPUTUSAN MGPA SEMATA. Yang pasti Presiden Jokowi g ada sangkut pautnya. Kenapa jadi dituding kepentingan pribadi...?? Menurut gw itu sudah fitnah loh yak. Journo luar yang baru dua kali ke Indonesia berani menuding seorang presiden punya kepentingan pribadi dalam gelaran #MotoGP...?? Tanpa dasar sama sekali... Klo dia kadrun Indonesia mungkin ada dasar bikin pernyataan membenci. Lah dia...?? WNI bukan, ke Indo baru 2 kali. Ngok lah. 😑
Gw tuh awalnya waktu terima "laporan", gw pikir tudingan yang dia maksud adalah karena race kelas MotoGP tetap digelar hujan-hujan dengan kondisi track yang orang bule bilang soak aka terendam nyaris banjir. Ya itu memang digelar karena Dorna g mau mengecewakan fans dan Presiden Jokowi yang sudah hadir di sana. Tapi pada akhirnya memang para rider senang race tetap digelar. Mereka komplain bukan karena g mau ngerace tapi komplain karena track masih nyembur kerikil. Jarak pandang karena sirkuit terendam memang jadi masalah tapi menurut mereka itu lebih mending daripada race panas-panas yang akan menyebabkan kondisi track makin parah.
Jadi clear yak para kadrun dan buzzer: JANGAN MAU DIADU DOMBA BULE...!!! ADA BEBERAPA FAKTA YANG G DIJELASKAN DAN DISEBUTKAN OLEH SIMON. Yang menurut gw g aneh karena memang dia lebih suka menyuarakan (baca: mencekoki pembacanya) pendapat dia tanpa mencari fakta atau bahkan menutupi fakta yang ada. Yang kasian adalah fans MotoGP baru brojol dan kadrun yang kemakan artikel kebencian dia yang orang luar. Buset, lu mau negara lu dituding begitu...?? Lu seneng presiden dan negara lu dibahas seperti itu oleh orang luar yang g tau apa-apa cuma karena dia punya pandangan politik tertentu yang berseberangan dengan pandangan politik pemerintah kita yang saat ini di pimpin oleh Presiden Jokowi...??
Gw bukan orang politik, makanya gw g suka journo MotoGP yang suka memaksakan politiknya. Tapi mencampuri politik negara orang apalagi menuding Presiden Negara Orang tanpa dasar, itu sudah kelewatan. Dan lu yang memuja dia gw ingetin: dia pendukung UKR, kita non blok. Banyak media MotoGP yang sudah bangkotan berkecimpung di dunia MotoGP dengan journo mereka yang jauh lebih berpengalaman bahkan ada yang mantan pembalap langsung yang menulis review race Mandalika tanpa membawa politik. Jangan mau kembali ke jaman kompeni, diadu domba sama bule....!!! Utek dianggurin jangan kebangetan plisss...
Dia ABR ya mbak?
BalasHapusRata-rata journo UK cs emang ABR
Hapus