#BanGhoib Resmi Menghianati Ikan Niu, Michelin: Jatuhnya Marc Marquez Bukan Karena Ban...!!! (Dia Jatuh Karena Salah Dia Sendiri)
Buruknya performa rider tersengak Pol Espargaro yang memuncaki #MandalikaTest bulan lalu dan high side crash #JurdunDrakor Marc Marquez yang berujung kambuhnya diplopia, membuat sang manager Honda, Alberto Puig menuding #BanGhoib Michelin menghianati mereka begitu buruk sampai performa mereka saat race berbanding terbalik dengan saat test. Sama seperti cara Ducati tahun lalu memprotes Michelin soal performa si kinyis Pecco pada ban khusus Michelin di #BritishGP Silverstone, Puig mengatakan akan duduk dan berbicara secara mendalam dengan Michelin perkara keputusan memakai ban khusus di #IndonesianGP tanpa persetujuan para rider (beberapa memang komplain) yang menilai ban itu tidak aman karena rerlalu keras dan motor jaman now tidak dirancang untuk memakai ban jadul yang keras.
Bila dalam kasus si kinyis Pecco Bagnaia sang ban Michel mengaku salah dan akan melakukan evaluasi soal degradasi ban. Untuk kasus Marc Marquez, secara mengejutkan mereka cuci tangan.
"Saya terkejut, saya berbicara dengan Puig karena dia tidak hadir di test (test Mandalika) dan saya menjelaskan seluruh situasi kepadanya, mengapa kami membuat pilihan ini, saya mencoba memberinya semua elemen yang mungkin tidak dia pikirkan. Semua staf teknis team dan mayoritas pebalap mengerti dan faktanya tidak ada orang lain yang mengeluh (Sebenarnya Aleix dan Rins mengeluh sih 😅). Saya terkejut bahwa hanya dia yang tidak memahami motivasi soal perubahan ban pada pengujian dan Grand Prix ini" kata si bakso Taramasso, direktu olahraga Michelin yang menolak tudingan ban dia tidak aman.
"Ya, kami selalu mengutamakan keselamatan, bahkan dalam hal performa . Ban saat test tidak akan bertahan untuk jarak balapan karena suhu sangat tinggi dan tidak ada kompon yang bekerj, semua pembalap dan semua pembalap team memperhatikannya. Di akhir test saya berbicara dengan semua direktur teknis dan manajer team menjelaskan situasinya kepada mereka dan memberi tahu mereka bahwa akan ada perubahan ban untuk GP. Satu-satunya solusi teknis yang mungkin adalah menggunakan ban dengan casing yang sudah kami miliki digunakan pada tahun 2017 dan 2018, kami memasangkannya dengan senyawa yang digunakan dalam test agar tidak mengecewakan semuanya. Selongsong ini mampu menurunkan suhu ban sebesar 15-20 derajat, itulah yang dibutuhkan untuk track yang suhunya sampai 60 derajat. Kami tidak pernah melihat suhu setinggi itu di Sepang. Semua orang tahu perubahan ini, aneh ada yang tidak mengerti atau mau mengerti, jadi saya kaget. Tidak ada gunanya membicarakan keselamatan. Jika hanya mengeluhkan performa. Juga, beberapa rider yang percaya bahwa ban itu berasal dari 2018, dalam arti bahwa mereka telah berada di gudang selama 4 tahun (dia tertawa). Omong kosong. Mari berpikir bahwa, ban ini diproduksi setelah test. Ada banyak rumor aneh (soal ban). Bahwa ini adalah penyebab Marquez crash. Kami sudah menganalisa data crash dan mengesampingkan bahwa itu terjadi karena ban" tegas Taramaso yang macam menyemprot tangannya pakai alkohol 90%.
"Ban jenis ini memiliki grip yang lebih sedikit tetapi menawarkan stabilitas yang lebih pada motor (menurut gw g terbukti karena g dipakai saat race). Jika kita berbicara tentang performa aslinya, mungkin sedikit lebih rendah, tetapi selama akhir pekan para pebalap melakukan hal yang sama seperti saat test (termasuk Race MODE FP4), ketika mereka telah berputar-putar selama tiga hari di trek yang kering. Race diperpendek jadi 20 lap bukan karena ban (info paddock juga karena ban sih 😊). Tidak, karena kondisi aspal, sebenarnya mereka juga mempersingkat balapan Moto2. Ban bertahan dengan baik, kami telah bekerja keras untuk melakukannya, begitu pula team yang telah bekerja keras untuk membuatnya bertahan selama 27 lap. Ini adalah tantangan teknis bagi semua orang. Ketika Anda mengganti ban, Anda harus mengerjakan suspensi, set-up, elektronik, mereka yang berhasil beradaptasi lebih baik dan lebih cepat berada di depan, mereka yang memiliki sedikit kesulitan berada di belakang adalah seperti itu (baca: arisan ban in real)" tambah Taramasso yang secara aneh mengatakan bahwa ban khusus 2017 ini hanya akan digunakan di Mandalika saja musim ini. Sirkuit khusus lain akan menggunakan ban khusus lain.
"Itu adalah kasus yang luar biasa karena Mandalika adalah sirkuit khusus, itu cerita yang sama sekali berbeda di sana. Track ini memiliki high speed corner, aspal baru dan suhu tinggi. Di Thailand dan Austria kami akan membawa versi lain dari ban kami, katakanlah yang diperkuat, yang mana memampukan kami menurunkan suhu 7-8 derajat, di Indonesia itu tidak akan cukup. Ban ini semacam ban tengah antara standar dan yang digunakan di Mandalika" tutup Taramasso.
Ngoooh. Menurut para rider siiih, klo panas ya perpendek jadi 16 lap aja atuh mah asal pakai ban test. Atau pakai ban khusus tapi g yang jadul banget dan keras banget begitu. Gosipnya komisi keselamatan memang menuding ban kurang grip. Kurang grip berarti kurang aman karena lebih tricky. Selain itu karena lebih keras, reaksinya pada track akan lebih kasar dan itu akan lebih mudah merusak aspal. Sepakat diturunkan jadi 20 lap bahkan sebelum #Moto2 dimulai karena saat itu diprediksi hujan akan turun di akhir race kalau dipaksa 27 lap (F2F) , plus track sudah mulai hancur saat selesai race #Moto3, plus ya ban juga klo makin lama race dalam kondisi kering ya makin lama resiko jumpalitan (itu indo dari paddock jadi bukan cuma karena track). Untungnya wet race, g ada yang perlu pake itu ban. Kocok ulang arisan ban wet, sudah g bisa komplain ban khusus, cuma bisa ngomelin buruknya ban slick FP2 yang jadi penyebab terdampar di Q1 lalu gagal lolos Q2 akhirnya start dari belakang. Tapi alasan start g bisa dipakai juga, toh #JurdunTakDianggap Mir berhasil maju karena pakai ban wet 🙄. Intinya kemarin semua senang g perlu pakai ban slick, track juga lebih ramah meski tetap muncrat serpihan, dan g perlu balap panas-panasan.
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...