Honda Yang Baru Satu Race Merasakan Posisi Yamaha Yang Kesulitan Dengan Michelin Bertahun-tahun :Taramasso Dalam Mental Cuci Tangan (Dari Mana Aja...??)
Gw masih ingat dari bertahun-tahun lalu diserang #ABR gegara perkara #BanGhoib yang dialami para rider Sekian banyak komplain berdatangan terutama dari bebeb Vale dan Yamaha tapi Michelin simply hanya bilang "Kalau Marc Marquez g masalah berarti itu bukan masalah". Bahkan setelah Marc Marquez cidera tahu 2020 masalah ini mengemuka kembali dam Michelin masih keukeuh g ada yang ghoib dengan bannya. Sampai akhirnya si ori menghianati #JurdunDrakor Marc Marquez karena motor yang sekarang berbeda demgan yang sebelumnya, mulailah Honda terbuka matanya dan menuding neng Michel bermain hati dengan pabrikan lain selain dia seorang. Si bakso Taramasso as usually mengatakan tidak ada yang salah dengan ban. Seperti biasa cuci tangan dan kalau pabrikan lain mingkem, Puig bereaksi keras dengan cuci tangan itu
"Yah, berbicara terus terang, dan menurut pendapat pribadi dan saya sendiri - saya tidak terlalu terkejut. Dalam Track Report terakhir saya, saya hanya menyebutkan bahwa kami harus menganalisis situasi dengan Michelin - itu saja. Dan kami melihat bagaimana reaksi Tuan Taramasso ketika ditanya oleh media - itu tidak perlu sama sekali. Agak aneh ketika dia mengatakan, dengan cara yang sopan tentu saja, bahwa Honda tidak tahu bagaimana beradaptasi. Honda telah beradaptasi dengan banyak perubahan teknis, termasuk peraturan yang berbeda, ban, ukuran mesin, kelas, dll. Sejak awal seri kejuaraan dunia pada tahun 1966 dan telah menjadi perusahaan terlama dan tersukses dalam sejarah GP dengan 25 kejuaraan konstruktor kelas utama dan 21 kejuaraan dunia pengendara kelas utama. Apakah ini berarti kami tidak tahu bagaimana beradaptasi? Oke, ini pertama kalinya saya mendengar ini" kata Puig yang meradang Honda disalahkan oleh Michelin berdasarkan analisa crash.
“Dari pengalaman saya sendiri di balapan, Anda harus berbicara dengan pembalap terlebih dahulu – bukan ke (komputer) Apple, IBM atau Dell di mana Anda melihat garis di komputer. Anda harus mendengarkan para pembalap dan jika Anda memiliki pembalap yang telah menjadi juara dunia, berkali-kali, Anda dapat berasumsi bahwa pembalap ini adalah orang-orang yang tahu apa yang mereka bicarakan. Di paddock ini, pabrikan berbicara dengan pabrikan, pengendara berbicara dengan penyelenggara, IRTA (Asosiasi Tim Balap Internasional) berbicara dengan team dan berkali-kali kami tidak setuju dalam banyak hal. Tetapi selalu dalam batas diskusi dan debat di mana kami berkembang dan menemukan solusi yang baik yang memungkinkan kami untuk bergerak maju demi kepentingan semua pihak dan olahraga. Tuan Taramasso terlihat memiliki mentalitas yang setiap kali seseorang berbicara langsung tentang bannya, dia menjadi hipersensitif, tidak mengakui kesalahan apa pun dari pihaknya dan ini, dari sudut pandang saya, salah dan terlalu radikal" kata Puig balik menuding.
"Pemahaman saya, atau kekurangannya, yang disebutkan oleh Taramasso jelas tidak tepat. Sebagai informasi Tuan Taramasso, saya membalap selama bertahun-tahun dan bahkan memiliki beberapa balapan yang sangat bagus di tahun 1990-an, dengan ban Michelin. Jadi, saya sangat memahami apa yang dirasakan dan dibutuhkan seorang pembalap dari sebuah ban ketika mereka membalap dengan mesin yang menghasilkan lebih dari 200 bhp. Faktanya, Anda hanya bisa memahami ban balap hanya jika Anda pernah balapan. Jika Anda hanya berada di kantor atau di depan komputer, Anda dapat memahami beberapa hal, teori, tetapi Anda tidak pernah dapat memahami kenyataan, perasaan apa itu ban slick balap" kanjut Alberto Puig murka
"Ban yang dibawa Michelin untuk GP Indonesia pernah dipakai di Thailand dan Austria beberapa tahun lalu (2017/2018), untuk track yang track lurusnya panjang. Mandalika adalah sirkuit yang sama sekali berbeda, ini adalah track di mana Anda tidak memiliki banyak lintasan lurus yang panjang dan di mana motornya hampir selalu berada pada sudut miring di beberapa tikungan. Track seperti ini membutuhkan grip yang baik, Anda jelas tidak membutuhkan ban yang keras di track jenis ini. Karkas yang lebih tua ini memiliki, dan memiliki, masalah sendiri terutama seputar suhu ban. Kita dapat melihat bahwa selama akhir pekan Mandalika sebagian besar kecelakaan terjadi di dua lap pertama – masalah yang umum terjadi pada ban 2018 ini dan mengapa Michelin mengembangkan ban baru. Selanjutnya, Anda harus mengembangkan mesin MotoGP untuk menyesuaikan ban pada musim itu, jadi ketika Anda mengganti ban secara tiba-tiba ke ban yang tidak dirancang untuk motor tersebut, itu sangat memperumit situasi untuk semua team. Honda bukan satu-satunya pabrikan yang menemukan kecepatan dan feeling pembalap mereka tiba-tiba hilang selama akhir pekan GP Indonesia" buset ini bakal panjang nih ngedumelnya 🙄.
"Tidak, saya sama sekali tidak menyalahkan ban sepenuhnya. Saya tidak pernah mengatakan itu, saya mengatakan bahwa kita harus memahami situasi sepenuhnya dan berbicara dengan Michelin untuk kejelasan dan untuk memahami apa rencananya jika situasi seperti ini terjadi lagi. Tapi Tuan Taramasso bereaksi berlebihan terhadap kata-kata saya. Saya selalu menganggap Michelin sebagai perusahaan yang sangat maju secara teknis, pemimpin industri dalam pengembangan ban balap untuk mobil dan motor. Saya telah terlibat dalam balap selama bertahun-tahun dan dengan ini saya dapat memahami bahwa ketika seorang rider jatuh dan tidak ada masalah mekanis yang jelas maka itu adalah kesalahan rider itu sendiri (ini tudingan Taramasso kemarin). Tetapi dalam semua crash, ada elemen yang berkontribusi terhadap kecelakaan dan ban adalah bagian dari parameter itu. Jika Tuan Taramasso tidak dapat memahami atau menerima ini, maka saya tidak memahami mentalitas atau pendekatannya. Anda tahu, ada banyak orang di paddock ini yang berbicara sepanjang hari, terus-menerus membicarakan segalanya. Ini bukan hanya kasus saya (protes Honda sendiri), saya tidak banyak bicara, saya hanya berbicara ketika saya diminta untuk berbicara atau ketika saya memiliki sesuatu untuk dikatakan. Situasi di Mandalika adalah kasus seperti itu dan satu-satunya hal yang saya katakan adalah bahwa kami harus berbicara secara mendalam dengan Michelin. Itulah intinya. Ada reaksi yang hampir tidak dapat dipercaya untuk keinginan untuk lebih memahami situasinya" tambahnya masih tetap ngedumel.
“Tuan Taramasso harus memahami bahwa jika beberapa rider saya memiliki masalah atau keraguan tentang apa pun tentang motor kami, itu adalah tugas saya, tanggung jawab saya, sebagai manajer team untuk menyelidiki masalah ini dan memberikan solusi kepada rider saya. Saya mengerti ini adalah pekerjaan saya, saya melakukannya dengan cara ini dan saya tidak akan berubah" tutupnya setelah ngedumel yang panjang dan lama.
Yeaaaah, ini bahasa gw dari 5 tahun lalu. Yang bertahun-tahun diderita Yamaha dan berulang-ulang dikomplen oleh beberapa rider namun selalu diremehkan oleh Michelin dengan alasan selama #JurudnDrakor berhasil save dari crash maka ban bukan masalah. Begitu yang pegang si ori jumpalitan berakhir diplopia, giliran #PabrikanDrakor yang komplen. Dan untuk pertama kalinya meteka merasakan neng Michel yang emang hobby cuci tangan. Jadinya ngedumel panjang buanget. Ekekekekek. Kemana aja lu bro bertahun-tahun ini...?? Menikmati si ori emang bikin lupa daratan. Sampai akhirnya kebanting di darat, lalu sadar bahwa #BanGhoib memang sesadis itu klo kena undian. Bedanya mereka bukan kena undian tapi emang motornya yang beda balance sekarang. Ekekekekek. Mari kita nikmati drakor ini sambil kunyah kuaci. 😊
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...