Nicolo Bulega Selesai Pelajaran 1 MotoGP di #PortugueseGP: Saya Mempelajari Ban Yang Lebih Rumit Dari Pirelli (Pertanda 2027 #BanGhoib Tidak Ghoib...??)




Nicolo Bulega bawa pulang 1 poin di debut balapan panjang MotoGP setelah crash di balapan Sprint Race. Bukan hal buruk meski Toprak sang rival di WSBK sempat berpikir dia mungkin bisa finish Top10. Bulega sendiri saat Sprint Race mengatakan Toprak jelas perlu banyak adaptasi tahun depan kalau melihat kelakuan ban karena #BanGhoib Michelin beda dengan Pirelli yang bisa dikasari. Di balapan panjang pertamanya di MotoGP dia belajar banyak: pertama mengalah sama ban dan kedua yang penting finish.

“Di luar poin yang tidak terlalu penting, setidaknya menjelang akhir balapan saya mulai mendapatkan kepercayaan diri. Itu adalah balapan jarak jauh pertama saya dengan Ducati, karena antara cuaca yang tidak beruntung dan beberapa kesalahan saya sendiri, saya tidak pernah berhasil menyelesaikan begitu banyak lap. Meskipun itu adalah balapan, bagi saya itu adalah satu sesi (latihan) dan itu adalah momen di mana saya memahami banyak hal, justru karena saya memiliki kesempatan untuk menghabiskan lebih banyak waktu di sadel. Bukan kebetulan bahwa waktu terbaik saya datang di dua lap terakhir dengan ban yang aus. Jadi, ada beberapa hal positif, meskipun kecelakaan kemarin di lintasan lurus menguras kepercayaan diri saya. Itu juga alasan mengapa saya melakukannya dengan lebih santai hari ini, memastikan untuk memanaskan ban depan dengan baik karena jika saya membuat kesalahan lagi, saya akan kecewa. Tujuan hari ini adalah untuk menyelesaikan Grand Prix dan memahami cara mengendarai dan beradaptasi dengan GP25" kata Bulega setelah balapan.


"Masih terlalu dini untuk mengatakan saya sudah seperti pembalap MotoGP. Saya rasa saya masih perlu banyak perbaikan karena saya berkendara dengan buruk, start saya tidak sempurna, dan saya membuat kesalahan karena kurangnya pengalaman. Jadi, dengan memperbaiki beberapa hal atau tetap konsisten di atas motor, saya bisa menjadi lebih baik. Dari segi kompleksitas, akhir pekan berjalan kurang lebih sesuai harapan. Rem bekerja dengan cara yang sama dan hanya jari yang mengaktifkannya yang berubah, tetapi menafsirkan ban itu rumit karena di SBK kami terbiasa dengan sesuatu yang sama sekali berbeda. Seperti hitam dan putih. Dengan ban Pirelli, Anda dapat melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan di sini, jadi Anda harus melakukannya sebaliknya. Rasanya seperti belajar kembali cara berkendara, sampai-sampai sebelum setiap tikungan saya mengingatkan diri sendiri untuk tidak mengerem mendadak. Kemarin, saya terjatuh karena saya sedang menemukan ritme dan secara naluriah membalap seperti yang saya lakukan dengan ban Italia (Pirelli). Hari ini, saya mengambil pendekatan yang berbeda, karena ingin menyelesaikan balapan (finish). Saya membalap sambil berpikir. Akhirnya, saya menyelesaikan 30 lap di Jerez dan membalap akhir pekan ini dengan motor Sprint, yang hanya bertahan tiga putaran. Sekarang saya mulai percaya diri, tetapi MotoGP tidak memungkinkan Anda untuk langsung terjun dan melaju kencang, kalau tidak semua orang akan bisa balapan di sini" katanya yang ditanya perasaannya selama balapan yang sempat melebar.

“Ketika saya mendekati Oliveira dan rombongan di depan, saya melakukan kesalahan di Tikungan 5, melebar, dan saya rasa saya kehilangan dua atau tiga detik. Saat itu, saya kesulitan menurunkan gigi dan harus mengerem. Saya merasa terlalu agresif, dan saya melepaskan kopling agar tidak terjatuh lagi. Setelah itu, saya hanya mencoba beradaptasi dengan motor, dan saya rasa saya memahami beberapa hal yang akan saya coba terapkan mulai awal tahun depan di Malaysia. Saat saya berhasil pulih, semuanya sudah terlambat" tambahnya yang diminta oleh journo mengomentari tetangga sebelah yang DNF maning.

"Saya rasa dia (Pecco Bagnaia) bahkan tidak tahu apa yang terjadi. Secara pribadi, saya rasa seorang pembalap tidak bisa begitu tidak konsisten. Musim ini dia mengalami balapan yang buruk dan bagus, dengan yang kejadian pertama lebih sering terjadi. Menurut saya, dia sangat kuat, dan jika dia dalam kondisi yang baik dan merasa selaras dengan motornya, sulit untuk mengalahkannya. Dia hanya perlu mencoba memahami mengapa dia tidak selalu bisa menemukan perasaan yang sama. Dari luar, sulit bagi saya untuk mengungkapkan pendapat saya, tetapi saya yakin bahwa begitu dia mendapatkan kembali kepercayaan dirinya sepenuhnya, hanya sedikit yang akan bisa mengalahkannya" jawabnya diplomatis bersiap untuk balapan #ValenciaGP dan nampaknya dia akan ikut #ValenciaTest menggantikan Marc Marquez sebagai persiapan pengembangan Desmo GP27 dengan ban Pirelli tahun depan.


"Saya belum balapan di Valencia sejak 2021, jadi saya memperkirakan akan ada beberapa kesulitan, tetapi setelahnya akan ada test yang menurut saya penting bagi saya. Ban Pirelli memberi Anda lebih banyak kepercayaan diri, jadi transisi dari SBK ke MotoGP lebih rumit daripada sebaliknya. Di sini Anda harus mengerem dengan lebih tenang" tutupnya.


Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar

  1. gimana hasil test toprak mbak yu??

    BalasHapus
  2. Kemungkinan toprak juga mengalami seperti bulega entahla yg kata penggemarnya bisa jadi rider terbaik yamaha motogp tanpa bantuan skenario mustahil kecuali ada bakat alami

    BalasHapus

Posting Komentar

Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...