Kalian Resapi Apa Kata Papi Tardozzi Ini Untuk Mengerti Kenapa Kemenangan Si Culas Marc Marquez Wajar Dan Wajib Di #ThaiGP Oleh Ducati
Dibalik hure-hure #ABR yang keluar gua karena sesembahannya menang pertama kali di laga pembuka musim sejak 2014, adalah Ducati yang punya gestur aneh bahkan sejak Sprint Race kemarin. Pecco hari ini bahkan bilang target dia cuma P2 sebenarnya artinya Ducati memang mengharuskan si culas menang di #ThaiGP. Tapi apakah itu luar biasa...?? No, Ducati mengakui bahwa Marc hebat, tapi g luar biasa dan kehebatannya sama dengan para top rider Ducati dengan motor yang sama tahun lalu. Karena dia g bisa mematahkan All Time Record Pecco dengan motor yang sama tahun lalu di Buriram, maka dia adalah rider hebat Ducati tapi bukan rider luar biasa. Papi Peri Gigi kemarin bilang, Marc bukan pembeda di sini, itu karena Pecco juga menang dengan motor yang sama tahun lalu dan cetak rekornya tanpa bisa dipatahkan oleh si culas Marc Marquez tahun ini. Bahkan untuk menang pun si culas harus mengakali tekanan ban, itu bukan cara yang bersih menurut Ducati bahkan bagi para journo buzzer #ABR sekali pun. Kalian resapi apa kata Papi Tardozzi ini.
"Kami jelas ingin meraih posisi pertama dan kedua, tetapi karena posisi kedua hari ini adalah Alex dengan Ducati lainnya, itu hebat. Meraih posisi pertama, kedua, ketiga, dan keempat di Grand Prix membuat kami merasa nyaman karena jelas pesaing kami telah meningkat, tetapi kami juga mempertahankan tingkat kompetitif kami. Marc, saya rasa semua orang akan setuju, memiliki dua atau tiga persepuluh lebih banyak dari yang lain hari ini. Contohnya seperti yang dimiliki Pecco dalam situasi lain tahun lalu (Ducati menganggap adipati baru ini g lebih baik dari Pecco tahun lalu). Jadi sekarang, kita tahu bahwa di awal kejuaraan ada track yang sangat menguntungkan untuk gaya balapnya, jadi mari kita coba membawa pulang poin sebanyak mungkin untuk bisa memiliki jarak dengan para pesaing. Karena ketika juara dunia kembali (#JurdunMangkage Jorge Martin), saya yakin bahwa dengan Aprilia yang kompetitif seperti itu, dia bisa menjadi lawan yang berbahaya" katanya yang mengakui g terlalu hure-hure dengan hure-hure kombek si culas.
"Lihat, saya hanya melihatnya di parc ferme, saya hanya mengatakan kepadanya bahwa dia hebat, tetapi tidak ada terlalu banyak kata sifat. Saya pikir satu kata sifat itu sudah mencakup semua yang dia lakukan selama musim dingin dan dalam balapan ini. Menurut saya, Pecco juga sangat baik dan cerdas dalam mengelola situasi, dengan menilai bahwa dalam balapan ini Marc hanya (resapi itu) unggul beberapa persepuluh detik darinya, jadi dia membawa pulang hasil maksimal dan Anda harus memikirkan kejuaraan, masih ada 42 balapan tersisa. Saya yakin Pecco mengalami beberapa masalah kecil dalam test terakhir, yang membuatnya tidak bisa tampil dengan persiapan yang baik untuk balapan ini, meskipun hasil hari ini sudah pasti bagus. Saya yakin kita harus membantu Pecco untuk menutup celah kecil itu agar bisa tetap percaya diri seperti yang dimilikinya hingga akhir musim lalu. Sekarang, semuanya ada di tangan kita untuk membantunya kembali ke depan dan memenangkan balapan" kata Papi Tardozzi mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi di paddock Ducati. Gestur Papi Peri Gigi yang mencium motor si culas, menurut gw bukan karena dia memuja si culas tetapi ingin memperlihatkan "DIA MENANG KARENA MOTOR BUATAN GW".
Dari bicara Pecco yang bilang cuma mengincar P2 di balapan ini, menunjukkan bahwa Ducati memberi target menang untuk si culas di #ThaiGP untuk memperlihatkan pada #ABR berisik bahwa Ducati "mengurus" dia dan memberi dia motor yang bisa bikin dia menang mudah. Ducati menganggap dia mencapai targetnya, tapi g seluar biasa Pecco tahun lalu yang sampai pecah rekor dengan motor yang sama karena toh untuk menang dia harus mengakali tekanan ban. Di titik ini gw ngerti bahwa Ducati membutuhkan kemenangan si culas di laga perdana bersama mereka sebagai justifikasi penghianatan mereka kepada #JurdunMangkage Jorge Martin dan Pramac. Meski perkara pengaturan skor ala kerjasama untuk menaikkan tekanan ban mencoreng "cara kerja bersih" team itu. Team itu g pernah punya rider yang sengaja mengakali tekanan ban demi mencapai targetnya. Alasan Papi Tardozzi menolak Martin tahun lalu adalah karena cara kotornya tahun 2023, pada akhirnya hari ini mereka sadar sekarang mereka malah punya rider yang g bisa dibilang bersih. Bahkan dia juga menanggapi sindiran Toprak soal Ducati Cup, termasuk soal aturan konsesi MotoGP yang begitu membatasi Ducati.
"Pabrikan yang lain telah mendapatkan semua bantuan yang mungkin dan yang dapat dibayangkan yang diizinkan oleh peraturan, mereka menggunakannya. Saya telah melihat bahwa mereka telah membuat langkah maju, saya ulangi bahwa Aprilia memang kompetitif, jadi saat ini kami mempertahankan daya saing ini di track tertentu, siapa tahu di track lain. Tahun lalu di Austin, Aprilia menang, jadi kita akan lihat di Austin bagaimana kami" tutup Papi Tardozzi
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...