Papi Poncharal Membantah Tudingan Opa Pernat Bahwa KTM Tidak Mendengarkan Enea: Kami Mendengar Enea dan Giribuola, Acosta Menjadi Acuan Karena Dia Adalah Pembalap Terkuat Tahun Lalu Hingga Test Pramusim Berakhir
Kemarin ada ketua fan base Enea yang sedikit komplen gegara Opa Pernat masih suka ngirimin info update soal Enea, salah satu privilege menurut gw karena meski beliau bukan lagi manager Enea, tampaknya beliau tetap fans Enea garis keras yang selalu membela Enea. Meski g bisa hadir di #ThaiGP sebagai manager (untuk rider lain) karena masalah kesehatan, tetapi kata-katanya tetap tajam. Selain sempat menuding bebeb Vale g mengunjungi keluarga mendiang Super SIC selama 2 bulan sejak meninggalnya mendiang karena bebeb Vale merasa bersalah, dia juga mengkritik KTM karena dianggap lalai memperhatikan Enea dan hanya fokus membangun motor berdasarkan riding style #CalonIkanNiuBaru Pedro Acosta meskipun Papi Bierer dalam postingan sebelum #ThaiGP mengatakan membangun RC16 2025 untuk mengakomodasi kebutuhan #PangeranKTM Brad Binder.
Fakta bahwa mantan adipati Ducati itu kesulitan sepanjang akhir pekan #ThaiGP tetapi berhasil finish di P9 setelah susah payah start dari P20 dan progresss terbesar justru diraih di paruh kedua balapan ketika bannya sudah mulai aus (yang dengar part 2 pasti tau gw bilang keknya kena KW1) menurut Opa Pernat membuktikan bahwa Enea layak didengarkan untuk mengembangkan motor karena bahkan dia sebenarnya bisa finish di depan Binder klo bukan gegara dia mengalah ketika keduanya battle nyaris crash di tikungan terakhir lap terakhir dan dia kembai ke mainset team order yang g boleh merugikan pabrikannya sendiri (ini beda dengan maindset klan Marquez di Ducati tahun lalu). Papi Poncharal membantah tudingan Opa Pernat itu.
"Pada hari Minggu saya makan malam dengan Enea sebelum kembali ke Eropa. Dia bercerita kepada saya bahwa dia membalap dengan sangat agresif di bagian pertama balapan, sering kali menyerang dengan sangat keras di zona pengereman untuk memulihkan posisi. Enea mengatakan kepada saya bahwa itu adalah kesalahan, karena dengan gaya mengemudi itu dia terus-menerus melakukan kesalahan. Setelah setengah balapan, dia memaksa dirinya untuk tenang dan memutuskan untuk mengadopsi “peta mesin” yang lebih lembut. Karena bannya mulai sedikit aus di paruh kedua balapan, dia harus mengemudi lebih hati-hati dan waspada. Apa yang terjadi selanjutnya membuat Enea sangat senang: Dia mampu melakukan sebelas manuver menyalip, semuanya di paruh kedua balapan. Enea juga menyadari bahwa pada Grand Prix pertamanya dengan KTM, dia mampu memanfaatkan kelebihannya yang biasa, yaitu kecepatan tinggi dan performa saat ban aus" kata Papi Poncharal.
"Enea berada di depan Brad pada titik pengereman terakhir pada hari Minggu. Namun Brad mengambil banyak risiko, dan Enea mengatakan kepada saya setelahnya: “Saya menyerah karena saya tidak ingin kedua pembalap KTM mengalami kecelakaan di tikungan terakhir lap terakhir” . Dan itu tidak terlalu penting: posisi ke-9 sudah cukup. Selama ini dia mengira kekuatan tersebut hanya bisa dimaksimalkan bersama Ducati. Kesimpulan saya: Kami finish di posisi ke-9. Saya tidak bermaksud mengatakan kami menyerbu perebutan gelar. Namun kami telah membuat kemajuan yang baik" tambah Papi Poncharal yang mengerti kenapa Opa Pernat menginginkan Enea lebih diperhatikan.
"Ya, kami melihat apa yang mereka capai di Gresini Racing pada tahun 2022, ketika Enea finish ketiga di Kejuaraan Dunia dan merayakan empat kemenangan GP. Adalah positif bahwa KTM mendengarkan perkataan Giribuola dan Enea. Tentu saja masuk akal jika ada pengaturan atau paket teknologi yang berbeda untuk pengemudi. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Tetapi saya tetap lega bahwa Enea telah membuat kemajuan signifikan di Thailand. Team bekerja keras untuk membuatnya merasa lebih nyaman di atas RC16. Saya tidak ingin mengumumkan kepada dunia bahwa kami akan segera mampu melakukan keajaiban dan berjuang untuk Top3. Seperti biasa, kami akan bekerja dengan sikap sederhana. Namun hal itu tidak menghentikan kami untuk tetap percaya diri. Karena apa yang terjadi pada Enea di bagian kedua balapan di Thailand tidak hanya penting bagi saya pribadi, tetapi juga bagi proyek KTM MotoGP" katanya yang membela KTM soal tudingan menjadikan #CalonIkanNiuBaru Pedro Acosta sebagai acuan di pabrikan tersebut.
"Karena bukan hanya di seluruh musim 2024, tetapi juga dalam tiga test musim dingin, hanya satu pembalap KTM jelas menonjol: Pedro Acosta. Tahun lalu dia ada di team kami. Dia benar-benar bekerja dengan sangat baik sebagai seorang rookie, meraih total sembilan podium. Pedro selalu menjadi pembalap KTM tercepat, sementara tiga pembalap KTM lainnya kesulitan di musim dingin, terutama dua pendatang baru KTM yang datang dari pabrikan lain. Enea datang dari Ducati dan semua pembalapnya sudah kompetitif sejak lama. Mereka mendapatkan paket teknis yang sangat kompetitif. Itu adalah fitur yang jelas dari pabrikan ini. Dan tidak pernah menjadi ide kami bahwa hanya rider (asli) KTM yang bisa sukses dengan sepeda motornya dan memanfaatkan potensi RC16 sepenuhnya. Enea Bastianini, yang memiliki gaya berkendara yang sangat berbeda dengan Pedro, saya hampir mengatakan kebalikannya. Dan jika sekarang menjadi jelas bahwa Enea juga dapat mencapai hasil penting dalam waktu dekat, maka ini adalah berita terbaik yang bisa kita harapkan" tutup Papi Poncharal
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...