Raja Ducati Pecco Bagnaia Soal #ThaiGP: Saya Belum Siap Balapan Ketika Harus Balapan, Dan Apa Yang Ada Diluar Kendali Kami Tidak Membuat Kami Berhasil




Bukan hal baru bahwa performa ban di #ThaiGP menjadi sumber keluhan dan g lama setelahnya Dorna mengumumkan pergantian supplier tunggal ban MotoGP untuk era mesin baru tahun 2027 meski kontrak masih dinegosiasikan. Raja Ducati #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia yang sejak 2 tahun lalu sering kena apes tapi selalu disalahin oleh  neng Michel ketika mempertanyakan ban, sekarang g ragu lagi membahas performa #BanGhoib karena lebih dari separuh rider di balapan Buriram kemarin ngeluhin ban. Bahssa Pecco selalu khas klo soal ban: "hal yang ada di luar kendali kami" adalah bahasa dia menyebut ban g berfungsi karena dia g bisa mengendalikan dan memprediksi performa ban ketika balapan.

Di Thailand saya sudah kesulitan sejak hari pertama pengujian, saya punya masalah dan saya tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, jadi saya harus melakukannya di akhir pekan balapan. Saya tidak siap untuk memperjuangkan kemenangan, saya mencoba tetapi saya tidak cukup cepat. Tapi di Malaysia situasinya berbeda, di sana saya cepat. Saya bisamengatakan saya mempelajari pelajaran penting tahun lalu: Anda harus menyelesaikan balapan dan posisi ke-3 adalah hasil terbaik yang mungkin di Buriram. Sejujurnya, saya dapat mengatakan bahwa saya menjalani akhir pekan yang baik, bahwa saya memperoleh hasil yang baik mengingat situasinya. Segala sesuatu yang berada dalamckendali kami telah terlaksana dan sisanya tidak berjalan dengan baik (ban tidak ada di bawah kendali mereka). Itu tidak berhasil. Namun, saya membaik sepanjang akhir pekan dan berakhir di podium, yang biasanya bukan tujuan saya, tetapi tidak buruk mengingat situasi yang kami hadapi" kata raja Ducati itu tenang. Di Argentina dia juga g ngasih target apa-apa mengingat sejarahnya belum pernah ada rider team pabrikan Ducati yang bertengger di podium teratas sirkuit Termas de Rio Honda. Dia ditanya soal klan Marquez yang menghabiskan track walk dengan lari di sirkuit dan si culas Marc mengakui mendapat saran dari emak Alex yang pernah bertengger di podium bersama Ducati, hal yang belum pernah berhasil Pecco lakukan,





"Saya hanya jalan kaki dan memperhatikan tanahnya dengan baik (ngekek). Saya melakukan dua putaran dan sirkuitnya tidak dalam kondisi terbaik, tetapi saya harus belajar dari kesalahan yang dibuat di Thailand. Saya tahu ini adalah track di mana saya harus bekerja lebih keras . Terakhir kali kita balapan di sini, saya mengalami kecelakaan saat berada di posisi ke-2 karena kesalahan di tikungan kedua terakhir. Pada tahun-tahun sebelumnya, saya selalu membuat beberapa kesalahan. Namun, saya suka track ini dan saya pikir track ini cocok dengan gaya balap saya. Bagaimanapun, selalu ada yang pertama kali" katanya yang ternyata dihubungi oleh mantan calon adipatinya #JurdunMangkage Jorge Martin yang masih dibekap cedera. Dia memberi semangat karena merindukan battle dengan Martin lagi.

"Semangat..!! Kami butuh nomor 1 di track! Selalu berniat untuk bertarung denganmu, jadi saya harap kamu segera kembali... Tapi jangan terlalu cepat, nikmati waktumu" katanya sambil tertawa karena tau Martin memang pengen segera balapan tapi jauh lebih baik dia tetap di rumah sampai 100% karena ada tulang patah yang g bisa dibawa ngetrack meski sudah 80% sembuh. Dan akhirnya dia mengomentari pergantian ban dari Michelin. Berbeda dengan adipatinya yang lagi-lagi menggunakan strategi media untuk bersabda bahwa dia g setuju Michelin (yang selama ini supply ban ori ke dia) diganti jadi Pirelli dengan alasan g suka beradaptasi dnegan ban dan di saat yang sama harus beradaptasi dengan mesin 850cc yang baru.

“Saya tidak tahu harus berkata apa karena saya belum pernah punya pengalaman seperti ini, tapi saya yakin mereka akan melakukan pekerjaan dengan baik seperti yang dilakukan Michelin, mencapai kinerja yang luar biasa. Mari kita tunggu, tidak akan mudah untuk mengembangkan motor dan ban baru di saat yang sama, tetapi perubahan bisa menyenangkan" kata sang raja Ducati dengan kata-kata khas seorang raja yang lebih bijaksana bahwa meski adaptasi tidak akan mudah tapi ganti ban bisa menyenangkan (karena para rider sudah bosan disalahin si bakso ketika jadi korban ban undian dan ban jatah apes). 

Para rider lebih suka dikasih ban standar dengan parameter performa terukur sehingga mereka bisa menganalisa performa ban dalam strategi balapan mereka seperti apa pun karakter track-nya. Klo track cepat bikin ban aus ya pake Hard atau Medium. Klo track berlimpah grip ya bisa pakai Soft. Jadi mereka g perlu rancu pakai Soft karena ban Hard malah ausnya lebih dari Soft. Jadi itu ala Bridgestone kemarin yang membuat rider ngerti harus pakai ban apa terkait kondisi track dan suhu meski mereka sadar bahwa supplier ban juga butuh cetakan rekor sebagai image bagus ban mereka.



Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar