#IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia "Try The Best To Living His Life At Best Or Worst": Alasannya...?? Saya Akan Terdengar Seperti Kaset Rusak (G Nyaman Sama Motor)



Yang baca postingan hari Sabtu pagi soal apa yang menurut gw jadi konsekuensi kalau balance dipindahin maksimal ke belakang gegara track miskin grip g akan aneh dengan perkataan Pecco karena itu persis yang gw maksud: Pengereman bagus tapi traksi berat luar biasa. Di sprint tampak dia memindahkan balance agak kurang dari maksimal berharap traksi lebih baik, yaah ujungnya sudah dia lambat (g terlalu karena masih bisa nyalip orang) malah ban spinning dia hampir crash berujung ban aus, Di track di mana dia menang di dua balapan panjang terakhir, kemarin dia justru berjibaku dengan para test rider. Dia finish lebih baik karena terselamatkan oleh para rider yang crash adalah hal yang harus diakui.

"Hari itu sungguh buruk. Saya berjuang keras seperti yang saya alami sepanjang musim, tetapi saya sudah menduganya. Sejujurnya, saya berharap bisa selangkah lebih maju setelah Balaton, tetapi kemarin saya langsung menemui kesulitan. Di beberapa bagian saya berhasil unggul (pengereman keknya), tetapi di bagian lain saya banyak kehilangan (traksi keluar tikungan). Saya harus menerima ini apa adanya dan mencari cara untuk bisa lebih dekat (dengan para rider di depan). Besok saya akan memiliki kesempatan lagi, dan saya pikir kami bisa mengincar 10 besar. Setup yang saya pilih sama seperti tahun lalu, ketika saya menyelesaikan seluruh putaran Sprint dalam waktu 1 menit 39 detik, tetapi kali ini saya tidak dapat mengulanginya bahkan dalam satu lap pun" kata Pecco yang enggan terpancing oleh journo untuk membawa-baw GP24 lagi karena jelas percuma dibahas, tahun depan pun para ssatelit g akan diizinkan pakai tu motor lagi.

"Saya tidak ingin membandingkan dengan GP24. Sudah sepantasnya saya menerima apa yang saya miliki. Marquez sendiri melakukan pekerjaan yang hebat, dan meskipun bukan yang tercepat, dia menang hari ini. Saya mau tidak mau mengakui apa yang ia lakukan. Secara pribadi, saya fokus pada masalah yang ada dan cara berkendara, bukan pada hal-hal lain. Saya berusaha menjalani sesi demi sesi dengan tujuan meningkatkan performa, dan jika ada kesempatan, saya akan berusaha memanfaatkannya. Saya tidak akan pernah menyerah. Kami semua berusaha sebaik mungkin, tetapi jelas saya tidak berhasil. Misalnya, hari ini, saya hanya bisa menyalip Rins dan Espargaro. Saya tahu saya bisa berbuat lebih banyak, dan saya sadar bahwa saya belum selaras dengan GP25. Saya selalu berisiko mengalami crash, dan di akhir balapan, ban belakang saya aus. Aneh rasanya saya lebih lambat satu setengah detik per lap, tetapi saya juga hampir mengalami crash setidaknya tujuh kali. Sedangkan musim lalu, ketika saya lebih cepat, hal itu tidak pernah terjadi pada saya" tambahnya yang sudah maksimal dengan solusinya.

"Sejujurnya, saya lelah mengulang hal yang sama; saya seperti kaset rusak. Saya bahkan tidak tahu harus berkata apa lagi. Hari ini berjalan seperti ini, dan saya sudah menatap masa depan, ketika saya mengincar 10 besar, finish tertinggi yang bisa saya capai. Hal lain tidak ada gunanya, dan saya tidak membutuhkannya. Fokusnya harus sepenuhnya pada balapan. Kami mencoba berbagai hal, tetapi tidak banyak yang berubah. Sebagai team, kami harus tetap bersatu dan mencoba menatap ke depan" tutupnya.

Gw sebenarnya kepikiran satu solusi tapi g tapi apakah Papi Peri Gigi mau kasih dan aturan mengizinkan karena mereka pabrikan kelas A. Sisanya ya jalani hidup dangan cara terbaik di kondisi terbaik ataupun terburuk. Buat yang masih bingung apa yang berubah dari GP25-1 dari GP24 yang diklaim Papi Peri Gigi hanya perubahan kecil: Engkol piston atau apa gitu, dibuat lebih ringan. Sehingga balance mesin (bukan balance motor) lebih ke depan. 

Memang kalau mau pakai linear, mestinya balance belakang g berpengaruh banyak karena mesin kan hampir di tengah agak ke depan, tapi faktanya ban belakang terpengaruh secara eksponensial. Untuk rider dengan riding style agresif, ini menguntungkan karena jauh lebih hemat ban. Untuk rider dengan riding style lembut, ini musibah karena ban belakang "lebih ringan" dan kalau mau pakai eksponensial maka akan "jauh lebih ringan" yang artinya ban spinning lebih banyak malah bikin ban aus tergesek dan resiko crash lebih besar. 

Untuk menyeimbangkan efek eksponensial ini, balance bagian belakang harus berat banget biar ban belakang g spinning tapi jelas itu mempengaruhi traksi belakang. Ujungnya ya makin lelet saat ngegas dan ban tetap cepat aus juga karena berat banget. Pada akhirnya ketika ketemu track kurang grip, balance pindah maksimal ke belakang malah jadi musibah. Itulah kenapa sulit dicari solusi karena mesinnya yang jadi inti masalah. Sudah engine freeze, dan itu bakal dipakai sampai tahun depan. Kesimpulannya: GP25-1 bukanlah GP24 sama sekali.





Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar

  1. Paruh pertama musim Pecco masih bisa langganan podium 3,, tapi sekarang makin parah, kira2 kenapa ya Mbak yu? Apakah karena ubah set up motor terus jadi makin gak ketemu solusinya?

    BalasHapus
  2. Lihat akun ducati lagi panas ketika tardozi akhirnya jujur bilang mereka g membantu pecco.
    Engkol piston, poros engkol, stang piston, bisa kearah kruk as atau crankshaft di indo ini sering terapkan pada motor roadrace agar lebih cepat akselerasi mesin pada putaran bawah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh salah keknya balance motor itu yg ada di bandul kruk as/crankshaft dan balance mesin terletak di kopling sebagai penyeimbang dalam arti bancer, roda gendeng/roda gila atau fly wheel ini juga pengaruh jika dibubut ringan kalo di indo supaya meningkatkan bukaan gas yg lebih cepat/responsif.

      Hapus
    2. Bobot engkolnya dikurangi sehingga balance mesin lebih kedepan dibanding GP24. Tujuannya sih memang untuk mengendalikan ban aus karena tahun lalu cuma Pecco yang bisa ngurus ban meski cuma pakai KW2 sekaligus untuk bikin gas lebih ringan juga. Idenya sih jenius sekali oprek banyak tujuan tercapai. Tapi mungkin g diperhitungkan balance belakang justru terpengaruh paling besar dibanding bukaan gas ringan yang sebenarnya g terlalu perlu kecuali itu track stop and go.

      Hapus
    3. Balance motor lebih mudah diubah karena bisa diatur dengan banyak cara. Kalau dari mesin udh diubah balance bobotnya jadi terlalu ke depan ya ngatur belakang juga harus lebih banyak dan lebih besar rangenya. Klo udh dipindahin sampai main centimeter di Balaton yang banyak grip, itu berarti emang gede banget. Lha di Barcelona g ada grip gini makin gede lagi pindahnya dan pasti ada titik maksimal yang belum tentu bisa menyelesaikan masalah.

      Hapus
  3. Kayaknya bukan bobot engkol tp fly wheel karena itu yang tentang keseimbangan mesin, klo makin ringan mesin jd agak liar, klo makin berat balance nya cukup stabil krn posisi fly wheel berada di ujung poros engkol. Kyknya saya pernah baca itu pas motor enea waktu di tim gresini crash dan flywheel-nya kelihatan dan itu kelihatan beda dg fly wheel gp24.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang gw baca emang engkolnya yang dibikin ringan. Engkol apa itu gw lupa (intinya g tau) karena bahasa Spanyol ekekekek. Yang jelas kitinyi Papi Peri Gigi emang bermaksud untuk bikin ringan traksi dan mengurangi keausan ban.

      Hapus
    2. Makanya Papi Peri Gigi pernah bialng itu motor bakal "bebas mengikuti" pengembangan rider yang beda-beda karena mungkin maksudnya traksi belakang untuk Pecco dia pikir sisa dioprek pakai elektronik dll karena si culas lebih suka balance ke depan yang agak sulit dioprek.

      Hapus
    3. Klo betul bobot poros engkol atau bahasa bengkel kruk as yg dikurangi berarti ada perubahan dimesin yg cukup signifikan karena utk mengimbangi rpm yg tinggi trus kruk as jd ringan menyebabkan banyak catering apalagi klo fly wheel juga dimodifikasi spt gp23 maka akan susah dikendalikan.

      Hapus
    4. Intinya begitulah engkolnya yang dibikin ringan. Klo gw liat ini motor karakternya mirip GP23 dengan sedikit lebih liar. Itulah kenapa si culas dan DiGia cocok karena karakternya agak mirip dan mereka memang bagus di atas GP23 kemarin. Sementara untuk Pecco paling suka GP24 karena itu paket komplet untuk semua rider (bisa dibilang motor terbaik kembangan dia karena bisa bikin rider satelit jurdun dan yang lain tetap kompetitif)

      Hapus
    5. Berarti fix gp25.1 itu adalah gp23 versi lbh liar lagi. Hehehe

      Hapus

Posting Komentar

Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...