Opa Pernat Membahas Enea Bastianini Yang Kadung "Terperangkap" Di Lingkaran Kebangkrutan KTM: Di Aprilia Dia Bukan Pilihan Pertama Dan KTM Yang Mencari Kami Tanpa Memberi Signal Masalah Keuangan
"Saya banyak bernegosiasi dengan Aprilia. Saya melakukannya sepanjang Mei, tapi kami tidak menemukan kesepakatan. Saya meminta hal-hal tertentu yang tidak diberikan kepada saya atau terlambat diberikan. Ada saatnya keputusan harus diambil. Jika Bastianini menjadi pilihan pertama mereka, mereka pasti akan mengambilnya. Mungkin mereka ingin menunggu langkah Ducati untuk membentuk team Martin-Bastianini, tapi kami tidak bisa menunggu terlalu lama. Enea bukanlah pilihan pertama mereka, dan itulah yang kami tidak sukai. Kami negosiasi satu sampai dua bulan, kalau Aprilia mau mereka bisa memutuskan dalam 10 hari. Jika setelah sekian lama bernegosiasi tidak juga mencapai tanda tangan, pada akhirnya Anda bertanya-tanya pada diri sendiri. Mungkin mereka tidak cukup menginginkannya" kata Opa Pernat soal lamanya kontrak digantung oleh Aprilia. Alasan yang sama ketika Papa Nina memilih hengkang. Kontrak lama digantung ujungnya pengumuman sama #JurdunMangkage Jorge Martin dalam 12 jam setelah negosiasi.
Tapi pada akhirnya mungkin itu keputusan yang blunder. Lepas dari harga diri yang menjadi mulut harimau, masuk ke mulut buaya PHP. Tanda tangan kontrak dengan KTM buta-buta sebagai rider satelit dan 5 bulan kemudian KTM pengumuman pailit. Ketika tanda tangan kontrak dengan Enea, KTM masih punya Papi Sterlacchini sebagai manager pengembangan yang justru g mengatakan apa pun soal signal kondisi buruk keuangan KTM. Padahal Opa Pernat kenal baik dan saat itu KTM memang yang duluan menghubungi untuk menawarkan seat. Guidotti san Sterlacchini akhirnya hengkang dari KTM tepat sebelum KTM bangkrut meninggalkan Enea yang g tau apa-apa ketika tanda tangan kontrak.
"Yang mengherankan saya adalah khususnya di bagian keuangan hal ini tidak dibicarakan. Saat kami menandatangani kontrak, Sterlacchini, Guidotti, Beirer, Giribuola, semuanya menyambut kami. Saat itu KTM menjadi pilihan nomor 1. Semuanya meledak di akhir Agustus hingga awal September. Tidak ada yang membayangkannya. Maka jelas Anda bertanya-tanya mengapa mereka datang mencari Anda, jika mereka tahu tentang situasi ini. Namun, saat kami menandatangani kontrak, sepertinya ini adalah situasi terbaik bagi Enea. Melihat ke belakang, jelas bahwa kami akan memikirkannya (kembali) lima ribu kali... Tidak ada yang tahu apa pun, Sterlacchini adalah seorang teman dan pasti akan memberi tahu kami (bila tau ada masalah)" kata Opa Pernat yang keknya mending jadi pilihan kedua Aprilia kemarin daripada dimakan harga diri dan terjebak di kebangkrutan KTM. Dia mendapat kepastian mengenai RC16 2025, tapi pengembangan selama musim berjalan masih menjadi pirtinyiin.
"Kami mendapat jaminan dari departemen balap. Giribuola dan anggota team lainnya telah mengerjakan motornya hingga minggu lalu. Kami telah menerima sinyal positif. Pada tahun 2025, 99% saat inu dipastikan akan berjalan. Apakah akan ada pengembangan pada motor sepanjang tahun berjalan atau tidak, saya tidak bisa mengatakannya hari ini. Saya pikir kita akan tahu pada bulan Februari" tambah Opa Pernat.
Ini perkara harga diri. Sebenarnya si #JurdunMangkage kemarin klo mau sabar dia akan tetap jadi adipati Ducati. Tapi karena harga diri bukan jadi pilihan pertama terutama setelah Ducati gosipnya minta tambahan waktu pasca "Pramac bukanlah opsi ", dia langsung hubungi Papa Kembar untuk nego dengan Apilia. Enea klo mau sabar menunggu Aprilia memastikan gagal dapat Martin mungkin g akan kejeblos di KTM. Sama seperti Papa Nina yang hanya perlu menunggu negosiasi perpanjangan kontrak klar sama Aprilia, tapi karena harga diri bukan jadi pilihan pertama tanda tangan kontrak, akhirnya kejeblos jadi satelit KTM. Kita akan bahas ini di podcast colongan nanti yak.
Bisa gitu ya, impulsif secara bersamaan 🤔
BalasHapusHarga diri dan harga gaji berbanding lurus..
Hapus