Raja Ducati Pecco Bagnaia Yang Bersiap Dikudeta Dari Singgasananya Klo Hubungannya Dengan Neng Desmo GP25-1 Tidak Juga Membaik: Mereka Menyalip Saya Seolah Saya Tidak Ada Di Sana (Saking Leletnya)
Raja Ducati #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia pusing 7 putaran (emang ini sudah putaran ke 7 musim ini) dengan neng Desmo GP25-1. Karena dia g bisa menemukan sejata andalannya, pengereman keras di ban belakan dengan ban depan sangat stabil di motor GP25-1 tahun ini, dia mencoba menngubah riding style di #FrenchGP Le Mans. Untuk lap per lap bisa lebih cepat tetapi balapan malah zonk besar. Akhirnya di #BritishGP Silverstone kali ini dia memutuskan kembali ke riding style dia tetapi mengubah setup (lagi) yang kali ini sangat berbeda dari setup biasanya meski menurut Papi Tardozzi setup itu bukan setup milik si culas Marc Marquez karena juga berbeda (karena beda riding style). Berhasil lebih baik di kualifikasi tetapi balapan lain cerita. Dia jadi super duper lelet setelah 4 lap karena ban dia aus. Kombinasi ban Soft undian apes digabung setup raba-raba berujung RC213V dan RS-GP5 menyalip dia dengan amat sangat mudah. Pecco mengaku balapan Sprint Race kemarin adalah balapan bertahan hingga finish karena dia bahkan g bisa melakukan manuver apa pun setelah 4 lap.
"Kualifikasi berjalan positif, tetapi kami masih tertinggal enam persepuluh detik. Setengah detik dari posisi pole. Sprint dimulai dengan baik, saya langsung berhasil menjauh dari Fabio, karena kesalahannya, saya mencoba mengikuti para pemimpin balapan tetapi saya tidak melaju seperti mereka. Marc lebih baik dan berhasil tetap menempel (dengan Alex), sementara saya setelah empat lap (dri 10 lap) ban belakang saya habis, saya tidak memiliki grip lagi. Namun, masalah utamanya tetap kurangnya kepercayaan diri di bagian depan. Karena saya tidak bisa berhenti dengan cara yang benar, saya selalu sedikit melebar dan untuk berbelok saya harus menggunakan ban belakang, jadi saya beresiko kehilangan kendali (atas motor). Sejak saat itu (ban habis), balapan menjadi ajang bertahan hidup dan saya berisiko kehilangan kendali (crash) beberapa kali saat memasuki tikungan. Setiap kali saya menginjak rem saya kehilangan banyak kendali dan kemudian Zarco menyalip saya dengan cara yang luar biasa. Singkatnya, masih ada pekerjaan yang harus dilakukan" kata Pecco yang kagum dengan cara Zarco menyalipnya. Cepat tanpa ragu tanpa mengukur.
"Mereka (Honda) benar-benar melangkah terlalu jauh. Saya tahu saya bisa mengincar podium ketiga, saya tahu saya akan mampu menyalip Fabio dengan satu atau lain cara, tetapi saya juga tahu bahwa Alex memiliki kecepatan yang jauh lebih baik. Dia telah melaju dengan baik sepanjang akhir pekan sementara kami lebih kesulitan. Sebenarnya saya hanya mengincar podium, bukan kemenangan, tetapi setelah empat lap saya mengerti bahwa saya harus bergerak cepat atau yang lain akan mengejar saya, dan faktanya mereka datang dan menyalip saya seolah-olah saya tidak ada di sana. Itu adalah balapan sprint yang lebih rumit dari yang diperkirakan" kata raja Ducati Pecco Bagnaia yang sadar PR dia belum klar-klar.
"Saya pasti akan mengganti ban besok (medium), in case setelah lima lap sbansaya habis lagi... Jadi itu jelas, tetapi saya pikir hal yang sama akan terjadi pada yang lain. Kami akan mencoba sesuatu besok pagi dalam pemanasan dengan harapan balapan akan kering, tetapi sampai kami menyelesaikan masalah dengan ban depan, di track dengan cengkeraman yang buruk ini kami akan terus mengalami kesulitan.
Bagi kami perasaan dengan baik ban depan maupun belakang tidak pernah membaik. Saat saya mengerem, saya tidak bisa membedakan antara ban Soft dan ban Hard, dengan ban depan atau ban belakag, perasaan itu selalu sama. Yang aneh bagi saya mengingat (di motor) sebelumnya saya selalu memiliki perasaan yang sangat baik di bagian depan. Hari ini kami mengadakan meeting yang cukup lama, masukan dari Marc sama dengan masukan kami, jadi kami mencari solusi" katanya yang meski si culas mengklaim motor tahun ini adalah Demo GP24 yang sama dengan emak Alex. Emak Alex pernah bilang di Buriram bahwa itu bukan motor yang sama, Pecco yang jadi satu-satunya rider motor tahun ini yang memakai dan mengembangkan Desmo GP24 bilang bahwa meski secara teori itu motor yang mirip tapi feeling di atas motor sangat jauh berbeda, dan faktanya Duacti memang akhirnya sudah mengakui iru motor yang berbeda.
"Banyak sekali (perbedaan feeling), karena secara teori motornya sangat mirip. Tetapi melihat apa yang dilakukan Alex Marquez seperti melihat apa yang saya lakukan tahun lalu (itu beneran GP24), sedangkan (dengan motor yang) sekarang saya tidak bisa menirunya (bukan GP24). Mereka mirip, tetapi saya tidak bisa merasakanitu (kemiripannya). Saya mengalami masalah dengan bagian depan, hari ini saya bahkan kesulitan menyalip Fabio saat mengerem, saya ada di line dan saya sejajar dengannya saat saya berusaha mengerem seperti biasa, dia mengerem lebih lambat dan berhenti lebih awal saat saya masih di sana dengan motor yang belum melambat. Fase itu merupakan batasan besar bagi gaya berkendara saya. Tentu saja saya hanya memperhatikan performa saya, tetapi melihat Marc mencatatkan waktu beberapa detik lebil lambat per lap tentu saja bukan hal yang normal. Ducati mendukung saya 100%, kami semua berorientasi pada arah yang sama dan tidak bisa menemukan solusi adalah kekalahan bagi semua orang" kata Pecco yang merasa di dukung 100% oleh Ducati tapi g menemukan solusi bersama yang tepat. Dia lalu ditanya soal Demo GP25.0 yang dia uji di Sepang dan hari pertama test Buriram dengan Desmo P25-1 yang dipakai sekarang dan apa penyebabnya sampai Ducati memutuskan pakai GP25-1 yang faktanya memang belum pernah dia uji karena mengira itu beneran GP24 yang sudah dia sangat kenali dan g perlu diuji kembali olehnya.
"Di Malaysia, kami melakukan pekerjaan dengan baik, dan itu masih uji coba pertama (dia bilang dia sukav karena stabil banget). Namun, di uji coba kedua (Buriram test hari pertama), saya mengalami kesulitan, kami tidak bisa menguji apa pun (data dia hilang semua setelah ngider pakai GP25.0 seharian). Tentunya jika saya bisa kembali (ke momen dia memilih 25% GP24 dan 75% GP25), saya tidak pernah membayangkan perasaan (di atas motor) akan seperti ini. Sejak saya berada di Ducati, tahun 2021, sensasi saya di bagian depan selalu luar biasa, tahun ini tidak seperti itu. Apakah harus merubah total motor...? Saya rasa langkah maju yang kecil sudah cukup, karena secara teori motornya mirip (dengan desmo GP24 ori). Namun, (perubahan) itu adalah detail kecil. Saya mencoba beradaptasi dengan motornya, tetapi itu tidak mudah, saya tidak punya perasaan di bagian depan, saya justru merusak ban dan saya tidak berkendara dengan tenang" tutupnya.
Gw ngerti ini akan sulit untuk dia tapi semoga gw salah setelah pusing tujuh keliling dia akan bisa menyelesaikannya. Pirtinyiinyi idilih apakah dia bisa bounce back (bukan cuma come back) di keliling yang ke sembilan...?? Karena itu menentukan apakah dia akan duduk di singgasananya dengan mahkota di kepalanya. Lha gw ngomong apa cobak. Tapi semoga gw salah. Wkwkwkwkwk... Dah lah Happy Sunday eperibadeh.

Semoga benar Mbak yu, setelah ini Pecco bisa bounce back, biar persaingan juga lebih menarik, kasian sudah dihujat sana sini sampai manajer di culas bilang sudah layak didepak diganti si emak
BalasHapusYa kan emang gitu rencana Maequez company... Dimaklumi aja... Gw g tau dia bisa atau g... Karena ini soal skill dia, langit g akan bantu dia sampai titik tertentu karena klo orang ujian itu namanya ngecheat. Ekekekekek.
Hapussebenarnya 2025 ini semua sdh di setting dorna kalau yg harus juara dunia adalah si anak emas 93rmo, pasti banyak fans yg menghujat tulisan sy ini biar aja sy gk peduli karena sy beberkan ini dgn fakta²,, pertama mengapa ada sprint race? sprint race di buat utk 93rmo spy dia bisa nambah point waktu race waktu itu dorna pikir utk bantu 93rmo jurdun harus ada sprint race karena waktu 93rmo baru sembuh dari cederanya dia tdk kuat race panjang makanya di buat race pendek utk membantu mengumpulkan point², ke 2 dorna menyuruh audi utk mempromosikan 93rmo ke team lenovo karena apa??? utk jadi jurdun harus punya motor yg bagus, sebenarnya ini adalah milik jorge martin, tapi dgn cara² licik akhirnya 93rmo bisa di team pabrikan, ke 3 dorna merubah jadwal² motogp 11 race pertama di sirkuit² favorit 93rmo tujuannnya utk supaya 93rmo cepat² mengumpulkan point sebanyak² nya agar sisa 11 race tdk goyo2 amat.. jadi ini semua sdh di setting dorna utk 93rmo supaya bisa jurdun lagi tujuan nya mecahkan record rossi karena dorna tidak suka sama rossi, makanya sy sdh malas nonton motogp karena sdh bisa di pastika kan 1000% yg jurdun adalah 93rmo si enak emas dorna yg licik 😂😂😂😂😂
BalasHapus