Untuk #ABR Yang Menuding Pecco Jadi Penyebab Patah Tulang Papa Joan Dan Bilang Bukan Enea Yang Salah: Pelototilah Foto Ini Baik-Baik
![]() |
Pic: Gareth Harford |
Akhir pekan tak terlupakan bagi raja Ducati #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia. Hari Jumat dia mengumumkan mulai mengubah riding style dia karena setelah 5 seri akhirnya menyadari bahwa GP24.7 tidak memiliki apa yang menjadi senjatanya untuk bisa tampil baik: pengereman dengan ban depan stabil dan kecepatan masuk tikungan. Dia sendiri masih tetap aneh karena klo memang itu motor yang sama, harusnya tidak seberbeda itu feelingnya di atas motor. Papi Tardozzi di wawancara live FP2 yang berisik keceplosan bilang bahwa GP24.7 memang punya mesin berbeda yang sangat mirip dengan GP24 tetapi itu mesin berbeda, itulah kenapa Pecco tidak bisa kembali (ke motor atau) menemukan sensasi yang dia miliki tahun lalu. Adipati baru Ducati yang secara tidak langsung mengembangkan mesin ini karena sepanjang test pramusim dia lebih banyak menguji GP24 dibanding Pecco yang lebik banyak menguji GP25 yang asli dan ditolak oleh si culas, memuji Pecco karena perubahan riding style itu membuat Pecco lebih dekat dengan dia dalam catatan waktu.
Tetapi sudah rahasia umum bahwa riding style seperti ini resiko crash lebih banyak karena harus agresif dengan ban depan karena itu yang terjadi di Honda dan kali ini terjadi di Ducati. Pada akhirnya di seluruh balapan dia crash membawa pulang nol poin. Gw sendiri emang sudah feeling ketika dia bilang mulai merubah riding style. Artinya dia harus siap crash dalam proses belajarnya. Dan ya, gw reply postingan Pecco denan bilang 'get ready for Lesson No. 2'. Setelah gw kirim gw baru mikir, lha ini maksudnya apa gw bilang kek gitu, dan boom, crash lah dia. Ketika sibuk ngerem di Tikungan 3 lap pertama karena d mau crash lagi kek di Sprint race, nongollah Enea dari belakang mengambil bagian dalam kerb, menyenggol dia dan ujungnya dia jadinya nyenggol Papa Joan yang tepat ada di samping dia sementara Bez yang baru saja menyalip dia bisa lolos tetapi toh crash juga beberapa lap berikutnya. Klo kalian liat fotonya, butuh waktu lama buat membedakan kakinya siapa di atas motor mana saking dempetannya 4 motor itu. Sempat mengganti motor ke motor kering dengan harapan team dia memperbaiki motor basahnya yang kadung crash, faktanya team dia g siap ketika dia kembali untuk pakai motor wet dan dia harus balapan dengan motor bisa dibilang gagal balapan karena rusak secara mekanis. Dia sempat kembali lagi ke paddock (3 kali ke paddock ketika yang lain cuma 2 kali) untuk memperbaiki motornya tetapi gap dia makin tertinggal jauh. Pada akhirnya dia berusaha tetap finish lebih karena ada banyak rider yang crash dan dia bisa punya peluang bawa pulang poin. Sayangnya, dia satu-satunya yang g bawa pulang poin di hari Minggu.
“Itu adalah balapan, atau lebih tepatnya akhir pekan yang tak terlupakan. Saya rasa ini pertama kalinya saya mencetak dua angka nol, pada hari Sabtu dan Minggu, saya tidak membawa pulang apa pun. Saya melaju kencang tetapi tidak percaya diri di bagian depan, dan di lintasan basah perasaan ini bahkan lebih buruk, karena dalam kondisi seperti itu Anda membutuhkan motor untuk memberi Anda informasi dan motor ini tidak memberi saya itu. Itu sangat disayangkan karena strategi saya sempurna, sama seperti Zarco. Jika saya berhasil kembali balapan setelah kecelakaan tanpa mengalami masalah, saya mungkin bisa finish di 5 besar, tetapi saya harus berhenti (kembali lagi ke paddock setelah kembalipakai motor wet yang crash) karena tuas persneling agak terkunci, persneling terkadang masuk dan terkadang tidak, ada beberapa part yang hilang" kata Pecco dengan muram dia mengakui meski strategi dia seapik rider sengak Zarco yang sama sekali g ganti motor karena sudah pakai ban wet,dia mengganti motor lebih banyak dari yang salah strategi gegara crash di Tukungan 3.
"Ya saya lalu berhenti lagi, hari ini tidak ada yang berhasil. Ketika segala sesuatunya salah, sulit bagi mereka untuk memperbaikinya sendiri. Ini situasi yang tidak nyaman, tidak damai dan terutama sulit bagi saya untuk menerima bahwa saya terbiasa dengan sesuatu (riding style) yang lain. Saya tidak percaya diri, meskipun Ducati selalu menjadi motor yang memberikan banyak informasi, sekarang saya tidak lagi memiliki sensasi ini dan ini adalah limit terbesar saya. Saya mudah gugup jika saya tidak merasakan apa pun dari motor, dan saya tidak bisa menyelesaikan masalah saya. Saya selalu memberikan 100%, dalam semua situasi. Masalahnya adalah dengan motor ini saya bisa melakukan putaran tercepat dalam balapan, melambat 5 detik atau jatuh dan merasakan sensasi yang sama. Ini pertama kalinya hal itu terjadi pada saya. Saya tidak tahu di mana limit motor, saya tidak merasakannya. Sampai tahun lalu, saat mengerem saya bisa merasakan ban, gerakannya, sedangkan musim ini saya tidak merasakan apa pun sampai ban depan menutup (menuju crash). Secara umum, kami semua berupaya menemukan solusi yang belum kami temukan saat ini. Sulit bahkan bagi teknisi, tetapi kami semua berada di perahu yang sama. Hari ini saya mencoba sesuatu yang berbeda, tetapi saya tidak memiliki kesempatan untuk memahami apakah itu berfungsi dengan baik, bagaimanapun juga itu adalah part kecil" tambah Pecco yang g menyalahkan Enea soal crashnya karena memaklumi mereka berdua memakai ban berbeda sehingga pendekatan pada pengereman (terutama karena dia g mau crash lagi di tikungan yang sama) juga berbeda. Pada akhirnya toh dia "dibuat" crash lagi di tikungan yang sama.
"Saya sedang sial...?? Anda (journo) yang minta! (tumben dia ngekek). Namun bagi saya, sial dan keberuntungan tidak ada. Pendapat bahwa sial diperuntukkan bagi mereka yang melakukan kesalahan dan keberuntungan diperuntukkan bagi mereka yang menang, itu bukan hal diputuskan semudah itu. Saya menggunakan ban basah, awalnya bagus, tetapi kemudian ban mulai selip dan saya harus menutup gas. Pembalap lain (Bez) menyalip saya, saya mencoba memasuki tikungan 3 tanpa mengambil risiko apa pun tetapi Enea masuk ke kerb dan menyentuh saya. Dalam kondisi seperti ini, hal itu bisa terjadi, terutama ketika dua pembalap menggunakan ban yang berbeda" katanya g menyalahkan Enea yang justru menuding Pecco yang terlalu cepat ngerem jadi dia harus masuk ke bagian dalam kerb. Well, sebenarnya karena Pecco yang di depan, maka itu line Pecco loh yak meski dia menyalip dari dalam. Aturan tikungan: yang di depan lebih tidak bersalah, baru yang di dalam.
Menurut gw drama di honda bakalan terulang di dukati gak sih, cuma 1 rider yg OP, yg lain mlempem, kita liat aja th depan di tim² satelitnya, klo skrng mrk mkn msh pake warisan pure motor 2024, masih enak dong, th dpn sdh dukati rasa permen nano²
BalasHapusKalau pun terulang, itu baru mulai kelihatan tahun depan KALAU, para satelit pakai mesin mereka. Misislihnyi tahun depan engie freeze jadi para satelit kemungkinan besar akan pakai motor ereka sekarang. Tahun 2027 adalah era baru mesin baru jadi hasil pengembangan yang tahun ini amburadul g akan kelihatan di tahun 2027 di rider lain.
Hapus