Raja Ducati Yang Berterimakasih Karena Masuk Q2 Gegara Ngintilin Bez: Saya Ngutang Kintil Sama Dia Tapi Utang Kintil Dia Lebih Banyak (Ngape Adu Utang Kintil Jadinya 😂)





Raja Ducati #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia mengakui bahwa karena merubah riding style di atas Desmo GP25-1 (ini gw punya sebutan yak) ternyata malah bikin dia double zonk, maka kali ini dia mencoba mengubah setup di #BritishGP Silverstone. Papi Tardozzi ketika ditanya apakah Pecco "nyontek" setup si culas #MalinKundangPerebutHakOrang Marc Marquez, menjawab setup Pecco kali ini berbeda tapi juga bukan setup si culas karena mereka memang berbeda riding style. Jadi Pecco menggunakan setup berbeda untuk riding style awal yang g terlalu banyak berubah. Faktanya dia toh masih kesulitan. Dia nyaris ngopi di dalam neraka Q1 klo bukan di menit terakhir yang rame berhasil ketemu Bez di 2 sektor terakhir dan ngintilin Bez. Pada akhirnya dia gagal nyuri kintil tapi jadinya berutang kintil ke Bez karena berhasil masuk Q2. Bez dengan Aprilia RS-GP25 somehow terlihat membaik meski Bez merasa itu sekedar anomali karena pengereman g terlalu geal geol di Silverstone. Tetapi Bez yang mengaku g sadar lagi dikintil Pecco sempat ngekek dan bilang Pecco ngutang kintil sama dia karena berhasil masuk Q2 setelah ngintil dia meski gagal curi kintil.


"Akhirnya berjalan dengan baik, saya berhasil masuk ke 10 besar dan masuk Q2. Di akhir sesi, kami membuat langkah maju kecil yang membantu saya dan saya juga harus berterima kasih kepada Bezzecchi yang menarik (minjemin kintil ke) saya. Saya berhasil memanfaatkan kecepatannya, hari ini dia sangat bagus. Dia bilang saya berutang (kintil) padanya...?? Ya, tapi dia masih punya utang (kintil), jadi (untuk melunasinya) saya bisa melakukannya (ngintil) lagi padanya" kata Pecco sambil ngakak membahas perutangan kintil. Gw sampe mikir kintil yang diutang bisa berbunga kagak ye...???


"Sayangnya, saya masih belum percaya diri dengan ban depan dan sangat sulit bagi saya untuk melaju kencang atau melaju dengan bersih. Saya harus memasuki tikungan dengan sangat cepat, dengan pengereman yang lebih sedikit, dibandingkan tahun lalu, ketika saya bisa memaksakan pengereman hingga pertengahan tikungan. Sekarang dengan motor ini tidak memungkinkan lagi dan ini sangat rumit, bahkan saya harus menggunakan ban Soft di depan, padahal tahun yang lalu di sini saya selalu menggunakan ban Medium. Motor bergerak lebih banyak tetapi itu satu-satunya cara untuk melaju kencang, sungguh disayangkan karena tidak bisa mengerem dengan keras sangat membatasi kecepatan saya. Inilah situasinya dan kami perlu mengambil langkah maju. Kami melihat seberapa cepat Alex Marquez hari ini, kami hanya perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk meningkat" lanjut Pecco yang pada akhirnya ngomong soal Desmo GP25-1 (ini sebutan gw) adalah GP24 versi berbeda. Karena Papi Tardozzi sudah bilang dia g bisa balik ke motor lama karena mesinnya emang beda, ya dia mau g mau menghadapi apa yang dia punya sekarang.


“Kembali ke GP24 itu tidak mungkin. Motor baru ini sangat mirip dengan tahun lalu, tetapi ada beberapa hal yang menurut peraturan tidak dapat diubah. Sebenarnya saya satu-satunya pembalap yang menggunakan GP25 (Versi GP25.0 yang asli di Sepang dan Buriram) setelah mengendarai GP24, yang kekurangannya bagi saya adalah penggunaan rem hingga ke tengah tikungan. Saya melihat mereka yang menggunakan motor 2024 melakukannya (dan menyangka GP24 yang Ducati beri tahun 2025 ini adalah mesin yang sama), tetapi dengan motor 2025 (saat ini) kami tidak bisa dan itu sedikit membatasi. Saya mencoba segalanya untuk mengatasinya, tetapi sejauh ini tidak ada yang berhasil, kecuali hari ini ketika kami membuat perubahan yang agak tidak biasa. Itu membuat saya sedikit lebih percaya diri. Saya tidak bisa merasakan bagian depan, saya harus melepaskan rem lebih awal dan itu sesuatu yang sama sekali berbeda dari gaya berkendara saya" katanya yang ketka ditanya oleh journo kenapa g rubah aja riding style. Well, gw tuh klo ada orang nanya kenapa gw rubah riding style, dia kira merubah riding style itu gampang apa...? Riding style g akan disebut riding style klo bukan jadi kebiasaan. Untuk membuat sesuatu menjadi kebiasaan perlu gerakan berulang untuk rentang waktu tertentu. Dan mengubah kebiasaan itu g segampang ngurek kotoran di udel lu karena untuk riding style tertentu, resikonya crash.



“Ini akan menjadi proses yang memakan waktu, tetapi jika saya harus melakukannya, saya akan berusaha sebaik mungkin untuk berhasil. Hari ini saya berhasil mencapai 4 persepuluh, tetapi hanya dua lap yang pertama yang secepat itu, yang lainnya hanya mendekati. Perbedaan motor tahun ini dengan tahun lalu...? Aerodinamikanya sama, mesinnya sangat mirip (akhirnya dia bisa bilang mesinnya beda hahahah), ada beberapa update (part) yang berfungsi dengan sangat baik. Namun peraturan tidak mengizinkan saya menggunakan motor tahun lalu" tutup Pecco yang gw rasa emang sabar banget ditanyain kenapa g rubah riding style aja. Yeah, beberapa journo nganggap riding style itu seeang nyebarin hoax dan fitnah. Bagi beberapa mantan pembalap, itu perkara mudah kecuali klo lu mesti ngerubah ke riding style si culas. Semua sudah mencobanya dan berakhir klo bukan pensiun dini ya crash. Yang paling apes ya yang crash lalu pensiun dini.


Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar

  1. Aprilia bagus mungkin karena pake aero baru diburitan. Semoga gw salah (maaf copas bahasanya mbak_yu)

    BalasHapus
  2. kayak lorenzo waktu di honda dia ubah riding style lalu crash cedera parah dan pensiun dini😂😂😂😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...