Alex Rins Resmi Terancam Penganguran: Saya Sempat Menangis Tapi Mari Selesaikan Musim Ini Dengan Kepala Tegak, Saya Tidak Punya Apa-Apa Untuk 2023


Kabar yang selama nyaris 2 minggu hanya bisa ditelan secara internal oleh team, akhirnya resmi diumumkan. Suzuki dengan tekat bulat menyatakan rencananya mundur dari MotoGP di akhir 2022. Ini adalah pukulan berat bagi para rider terutama kru team yang sama sekali g mengira pabrikan itu akan berani melanggar kontrak dengan Dorna. Ketika #JurdunTakDianggap Mir digosipkan sepoi-sepoi sudah tandatangan kontrak dengan Honda, Papa Lucas masih belum punya apa pun untuk masa depannya. Hal yang paling dia g mau adalah mendepak rider lain karena harapan dia adalah perpanjangan dengan Suzuki.

"Setelah test hari Senin, Livio dan Sahara San menelepon saya untuk memberi kabar di kantor mereka. Sangat sulit, saya menangis. Sekarang saya merasa seperti Alex Rins yang biasa, tetapi sulit. Saya memberikan segalanya untuk team ini, sejak 2017 saya mencoba memberikan semua informasi yang diperlukan untuk memiliki motor yang cepat dan kompetitif. Tetapi seluruh team juga telah melakukan banyak hal sejak 2015, saat Suzuki kembali ke MotoGP. Itu mengejutkan bagi saya dan untuk teman-teman di team. Tidak mudah, pada akhirnya saya bisa menemukan tempat untuk tahun 2023, saya harap begitu, tetapi untuk team itu lebih sulit. Saya sangat menyesal, mereka seperti keluarga bagi saya. Sekarang mari kita coba untuk menyelesaikan musim, ini akan menjadi balapan terakhir saya di Le Mans bersama Suzuki. Saya ingin bersenang - senang saat bersama mereka dan memberikan segalanya, terus maju dengan kepala tegak" kata Papa Lucas yang tampak sedih terutama karena keputusan ini diambil oleh direksi saat mereka ada di posisi dua klasemen rider dan memimpin klasemen team.


"Kami bersaing untuk titel juara dunia, team kami berada di puncak klasemen team, jadi sulit untuk memahami keputusan ini. Tapi mereka membuat keputusan ini di markas Suzuki dan ini lah dia. Kami tidak bisa mengubahnya, kami hanya bisa menghormatinya. Saya belum berbicara dengan siapa pun dari Jepang . Presiden Suzuki Toshihiro selalu sangat ramah dengan saya, dia mengirimi saya video ketika putra saya lahir. Saya belum menerima apa pun darinya atau manajer lain dari Jepang, hanya komunikasi dengan Livio dan Sahara San" jawabnya tentang berapa bungkamnya Jepang atas keputusan ini. Praktos masa depannya di ambang jurang, terutama karena belum ada kepastian tahun depan dia akan membalap di mana.


"Saat ini saya tidak punya apa-apa untuk masa depan. Kami harus meninggalkan Suzuki tahun depan, karena memang Suzuki yang meninggalkan kami! Tetapi saya memiliki manajer yang mengurusnya. Mungkin dia akan sedikit sibuk dalam beberapa minggu ke depan. Saya sebenarnya tidak ingin menyusahkan (mendepak) yang lain (rider) tetapi hanya cara ini yang bisa dilakukan. Tapi sekarang saya hanya ingin memikirkan balapan berikutnya, untuk melanjutkan setiap akhir pekan. Hal ini memberi saya dorongan ekstra karena kami memiliki motor yang bagi saya adalah paket terbaik yang pernah saya miliki dengan Suzuki, jadi saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa mereka membuat keputusan yang salah" tambah Papa Lucas yang merasa petinggi Suzuki meninggalkan mereka dengan cara yang mengesalkan. Karena kabar itu muncul ketika mereka nyaris menandatangani perpanjangan kontrak.


"Rencananya adalah untuk perpanjangan, kami sedang bernegosiasi untuk ini. Kami hampir menandatanganinya, saya yakin tidak ada yang tahu apa-apa. Tapi hal ini datang dengan cepat, jika Livio atau Sahara San tahu, kami pasti tidak akan memulai negosias. Ketika mereka tahu beritanya , mereka juga kecewa, saya yakin mereka tidak tahu apa apa. Kami membuat awal yang bagus untuk musim ini dan ini membuat semakin sulit untuk memahami mengapa Suzuki tidak ingin melanjutkan setelah musim ini di kejuaraan ini. Kami kompetitif, tetapi seperti yang saya katakan, beginilah keputusannya dan kami harus menghormatinya" tutup Papa Lucas.


Aslinya, paddock Suzuki sedih banget sekarang. Bukan cuma karena mereka harus pisah-pisah sebagai team, juga karena sebagian besar kru g tau akan kerja di mana musim depan. Ini agak beda dengan Petronas waktu bubar mereka lebih siap karema hanya team ayank bebeb Papa Giuletta yang sebenarnya bubar dan bebeb Vale rekrut mereka ke teamnya atau carikan kerjaan baru dengan koneksinya. Lah klo Suzuki itu dua team rider yang bubar dan g ada satu pun rider yang bisa bantu mereka karena ridernya pun sibuk nyari seat baru di team yang sudah ada.


Papa Lucas bisa dibilang paling g punya seat yang pasti. Yamaha hanya punya seat WithU itu pun klo #JurdunWSBK Toprak Razgatlioglu g mau, karena Toprak ada di daftar paling atas untuk seat itu. Di artikel awal musim Papi Peri Lin sudah mengakui Toprak sudah disediakan seat WithU klo dia mau dan performanya saat test MotoGP cukup memuaskan. Seat si cool Morbido dipastikan oleh Papi Peri Lin g akan terjungkal (ibarat kata dia g mau repot ngurusin rider pabrikan lain dengan mengorbankan rider loyalnya). Ke Aprilia, itu artinya mendepak Papa Nina dan dia g mau banget sebenarnya karena mereka mantan team mate di Suzuki dengan hubungan yang baik. Ke Ducati...?? Jackass aja yang orang dalam diambang nganggur apalagi mau ambil rider luar. Semoga ada solusi untuk Papa Lucas. Amin.

#Mbak_Yu #AlexRins #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP Live post blog at mbakyujalah.blogspot.com YouTube Channel at youtube.com/c/mbakyuaja Support at paypal.me/mbakyu

Komentar

  1. Menyedihkan sekali. Yang jadi pengangguran padahal Ada keluarga yg harus dinafkahi. Seperti membuka lembaran hidup mulai dari awal lagi

    BalasHapus

Posting Komentar

Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...