Berhasilnya anak didik ayank bebeb #Mbak_Yu Valentino Rossi, si kinyis Pecco Bagnaia memberikan titel jurdun kepada Ducati mau g mau menyeret Ducari ke masa meteka masih bersama bebeb Vale. Hanya dua tahun 2011-2012 tetapi itu ternyata adalah masanya yang menorehkan luka saking begitu tingginya harapan keada bebeb Vale tetapi di sisi lain, bebeb Vale meminta perubahan yang saat itu ditolak mentah-mentah oleh Ducati karena ketika itu direktur teknis dan pengembangan belum ditangani oleh seorang inovator papi Peri Gigi Dall'Igna. Begitu bebeb Vale memutuskan hengkang dari Ducati karena muak dengan enggannya pabrikan itu berubah dan justru kembali ke Yamaha, Ducati justru melakukan perubahan besar-besaran setelah kepergian. Perubahan yang menimbulkan luka karena harga diri para petinggi yang enggan berubah turut terluka yang membawa "keributan" internal dan dia akhirnya bergabung di pabrikan itu.
"Perubahan pertama adalah perpisahan dengan Filippo Preziosi yang memutuskan hengkang setelah dua tahun yang sulit dan harapan besar pada kemitraan Valentino-Ducati yang tidak membawa hasil yang diinginkan. Ini telah meninggalkan banyak luka dalam organisasi di banyak tingkatan". kata Paolo Ciabatti mengenang masa satu dekade yang lalu. Nama besar Rossi dan kritik kerasnya pada Ducati membuat Ducati tertekan oleh publik dan sponsor terutama di Italia.
"Ketika ada yang tidak beres dan Anda berada di bawah tekanan dari pers, dari mitra dan sponsor Anda… Ini menghancurkan team dan grup… Ketika saya kembali ke Ducati, situasinya seperti ini. Jadi kami harus melepaskan beberapa orang pada akhir tahun 2013" lanjut Ciabatti yang mengakui sulitnya menumbuhkan kepercayaan sponsor dan investor pasca kepergian bebeb Vale dari pabrikan itu. Kehancuran merk yang disebabkan oleh kepergian seorang Rossi membuatnya selaku direktur pabrikan sulit mencari sumber dana ditengah krisis yang terjadi perusahaan induknya.
"Sulit untuk menemukan orang yang ingin berinvestasi di Ducati. Juga sulit untuk membangun kembali kredibilitas tertentu dan Anda hanya dapat membangunnya dengan hasil. Jika kami melihat sepuluh tahun terakhir tidak mudah untuk sampai di tempat kami sekarang” kenang Ciabatti yang akhirnya bisa mewujudkan mimpi panrikan itu, juara dunia di #MotoGP dan #WSBK sekaligus di tahun ini.
Trauma itu setau gw memang sangat kentara. Ducati sangat berhati-hati soal gaji ridernya karena sudah trauma menggaji mahal rider tapi berakhir gagal jurdun. Selain itu Ducati dikenal sebagai pabrikan yang sangat mengawasi pergerakan ridernya bila berhubungan dengan media. Ada banyak hal yang g boleh dikatakan pada media salah satunya "termasuk team order" tahun ini yang g pernah diakui dan karena itu g terlalu dituruti oleh para ridernya. Fabio Digiannantonio digosipkan bahkan sempat stress dan frustasi di #MalaysianGP karena dia tertekan dian kurang akur sama teamnya tetapi g bisa ngomong ke media ujungnya berakhir ngamuk-ngamuk di media sosial. Dia akhirnya mengakui pasca #ValenciaTest bahwa amburadulnya team dia di tahun pertama mereka adalah penyebab utama performa buruknya. Memang team dia adalah team bawaan dari #Moto2 jadi masih belajar. Meskipun itu bukan pembenaran juga karena Marcobez juga sama, tapi Marcobez lebih baik karena kepala krunya sudah pengalaman di motobini.
Jika Vale gabung ke Ducati pas ada papi gigi bijimana Mbakyu 😁
BalasHapus