Jadi Salah Satu Rider Tertua Di Track Musim Ini, #MalinKundangPerebutHakOrang Marc Marquez: Saya Berpikir Lebih Panjang



2 hari lalu dia tiup lilin ke-32, Ducati memberinya kado Panigale V2 hadiah ulang tahun. Dia resmi menyandang status salah satu rider tertua di track yang hanya ada di bawah rider engak Zarco, dia mengaku berpikir lebih panjang di usianya saat ini.

"Sekarang Anda berpikir lebih banyak bahkan ketika Anda di track menurunkan pelindung mata dan melakukan pemanasan (tertawa). Tapi Anda berpikir lebih panjang sebelum dan sesudah melakukan sesuatu, itu tidak seperti saat Anda masih muda, saat Anda masih dalam tahap pendewasaan. Itu salah satu hal yang Anda pelajari dari pengalaman, Anda tidak harus mengambil risiko maksimal setiap saat, setiap lap. Anda bahkan tidak harus melakukannya sepanjang balapan, selalu ada lima atau enam putaran penting di akhir. Saya dulu selalu mengambil risiko, itulah gaya yang cocok untuk saya, dan itu adalah sesuatu yang membuahkan hasil. Kadang-kadang ketika saya menyelesaikan sebuah balapan saya berkata kepada diri sendiri: "Kamu mau ke mana?" "Tidak perlu melakukan itu di sana…".Saya hampir tidak pernah melakukan track walking karena saya tidak suka melihat ketidaksempurnaan aspal. Saya lebih suka motor yang memperingatkan saya" kata si culas Marc Marquez yang menurut gw itu pertanyaan cocok di tanyakan kembali pada dirinya sendiri ketika drama 'Pramac bukanlah opsi'. Tetapi toh dia g berniat mempertanyakannya karena memang tujuannya adalah merebut seat adipati Ducati hak #JurdunMangkage Jorge Martin. Dia bahkan mengakui bahwa melempar perkataan akan pensiun di Honda ternyata bikin mentalnya terganggu dengan performa motor bapuk pasca ditinggal rider imut Dani Pedrosa.


"Saya gembira, saya merasa bersemangat, saya mengendarai motor terbaik, di team terbaik, sekarang semuanya ada di tangan saya (dia dapat semua yang dia mau terlepas caranya). Jika saya ingin memperjuangkan gelar, itu ada di tangan (terserah pada) saya. Saya telah melakukan yang terbaik musim dingin ini, sekarang saya memiliki rekan satu team yang sangat cepat, saudara saya juga melakukannya di pramusim, dan ada banyak pembalap hebat di MotoGP. Saya akan mencoba. Saya pernah berada di team MotoGP terbaik dalam sejarah, Honda. Saya pernah menerima gaji tertinggi, tetapi yang terpenting adalah kesehatan mental. Saya baru saja mengalami banyak cedera selama bertahun-tahun dan itu semua adalah kesalahan saya. Saya duduk bersama mereka dan mengusulkan agar kami pergi (putus kontrak) dengan kesepakatan bersama. Saya katakan kepada mereka bahwa mereka membayar mahal untuk seorang pembalap yang tidak akan menang karena itu (motornya) bukanlah proyek pemenang. Tidak dapat diterima jika berada di posisi kesepuluh, kesebelas, kedua belas dalam setiap race... Jika saya tidak dapat berjuang untuk menang, itu tidak masuk akal. Saya katakan kepada mereka bahwa saya akan bergabung dengan team satelit (Ducati Gresini) untuk melihat apakah saya bisa kompetitif lagi, dan mereka mengerti" kata si culas secara tidak langsung mengakui banyak hal yang selama ini dibantah oleh media dan #ABR pemujanya. 

Dia mengakui sendiri cedera panjang bukan karena motor, tetapi pada akhirnya meminta Honda setuju dia melanggar kontrak karena kondisi mentalnya memburuk yang sudah gw bahas selama 2 tahun dan #ABR selalu beringas g mau terima fakta itu. Dia mengatakan proyek Honda bukanlah proyek motor pemenang membuktikan bahwa dia memang g bisa ngembangin motornya sendiri, motor yang dia pakai jurdun terakhir kali adalah sisa pengembangan Dani Pedrosa yang terdepak atas permintaan Marc sendiri pada Papi Peri Puig untuk merekrut rider artis Lorenzo agar Lorenzo g jurdun di Ducati. Alasan "hanya akan pindah ke team satelit bukan ke team pabrikan" adalah lip service agar Honda melepasnya, karena dia sudah punya strategi yang memang mengincar seat adipati Ducati.

"Ketika Anda memiliki banyak pengalaman, team ingin berbicara langsung dengan pembalap. Jadi saya bertemu Honda dan saya membuat keputusan yang sangat sulit, saya meninggalkan team sepanjang hidup saya, teman-teman saya. Jika saya bergabung dengan Gresini, saya ambil risiko, itu seperti investasi. Tahun itu saya tahu bahwa jika saya bermain bagus, saya akan mempunyai kesempatan untuk pindah ke team pabrikan karena kontrak saya akan segera berakhir. Anda harus mengekspos diri Anda sendiri, tidak mencobanya berarti kegagalan, tetapi semuanya berjalan dengan baik dan sekarang saya berada di tempat yang saya inginkan. Saya memiliki kesempatan untuk mencoba memenangkan gelar, jika saya tidak memenanginya, setidaknya saya akan bersenang-senang" katanya yang menyangkal bakal menikam raja Ducati #IkanNiuDiluarRencana Pecco Bagnaia dari belakang demi semua keinginannya (mengingat betapa culasnya dia).

"Pada tahun 2017 dan 2018 kami bertanding melawan mereka (Ducati waktu itu punya Kaisar Dovi sebagai raja, eh julukannya udah kaisar yak wkwkwkwk) di perebutan gelar, dan bahkan hingga hari ini orang-orang yang sama bercanda bahwa saya mencuri gelar dari mereka (sambil tertawa nyindir bebeb Vale). Jika Anda memasukkan dua ayam jantan dalam kandang yang sama pada umur 22 tahun, itu buruk, itu bom. Tetapi Pecco berusia 27 tahun dan dia seorang pria sejati. Kami banyak bekerja sama di pramusim, tetapi kami tahu bahwa di lintasan setiap pembalap akan mengurus kepentingannya sendiri, saya tahu bagaimana memisahkan dua hal itu, ketika saya masih muda dulu saya tidak tahu bagaimana -melakukannya (dan para team mate di Honda jadi korban). Ada persatuan dalam team, kami sama-sama orang Latin (moyang Eropa adalah orang Latin). Ada kesatriaan dalam diri Pecco, tetapi di track dia adalah seorang petarung, sebagaimana dia seharusnya” tegas si culas Marc Marquez.

Catat dan camkan itu. Mari kita lihat apakah dia bakal ngeles mencla-mencle lagi ketika musim berjalan. Dia ini nyaris g ada yang bisa dipercaya kata-katanya karena kebanyakan lip service wkwkwkwkwk. Papi Tardozzi sendiri percaya diri bisa mengelola manusi culas satu ini.


"Saya pikir mengelola kedua pembalap ini adalah suatu kehormatan dan akan jauh lebih mudah daripada memiliki seorang anak muda yang harus belajar, yang masih harus diajari segalanya (nyindir Martin...?) Keduanya cukup cerdas untuk mengetahui apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu terjadi ketegangan atau masalah sekecil apa pun di antara mereka. Yang menurut saya tidak akan terjadi. Kita lihat saja... Bagaimanapun, Ducati adalah Ducati. Saya kenal Gigi... Kalau perlu, dialah yang akan mengatakan: 'Beginilah seharusnya!' Pecco tahu tempatnya di Ducati, dia memiliki kelompok yang solid di sekelilingnya, kredibilitas sebagai juara dunia MotoGP dua kali. Dia memercayai kami karena dia tahu bahwa kami melakukan semua yang kami bisa untuknya dan bergabungnya Marc tidak akan mengambil apa pun darinya" kata Papi Tardozzi. Yang bingung kenapa Papi Peri Gigi yang dibahas, di podcast suka-suka bulan lalu sudah gw bahas bahwa Marc itu paling segan sama dia karena dia yang dibutuhkan untuk ngurus motornya.


Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar