Jadi Yang Terbapuk Di #BuriramTest Gegara Mesin Inline, Yamaha Nongol Di Sepang Bersama Kaisar Dovi Dengan... Mesin V4...!!!
Yang dengar podcast #BuriramTest Part 1 pasti tau kenapa gw bilang Yamaha antiklimaks di Buriram. Nampaknya pendapat gw sama dengan petinggi Yamaha. Meski harus keluar duit lebih menerbangkan #KaisarUndaUnited Dovi dari Eropa ke Malaysia, mereka rela demi bisa memperbaiki apa yang kurang dari mesin inline M1 Yamaha di test Buriram kemarin, kali ini ditemani oleh mesin V4 yang akhirnya ngetrack di Asia setelah kemarin kitinyi sempat diuji di sirkuit Jerez.
Meski Papa Pip di #SepangTest bilang bahwa dia g yakin Yamaha perlu mesin V4 karena di Sepang mesin inline sangat unggul, fakta bahwa meja terbalik di Buriram membuat semua opsi kembali ke V4 untuk mulai diuji coba di track pada akhir pekan balapan musim ini paling cepat pertengahan musim. Papi Meregalli sendiri bilang bahwa mereka g akan pakai tu mesin klo g lebih cepat dari M1 inline. Balapan bukan soal lap per lap tetapi untuk bisa mendapat hasil bagus tanpa susah payah kombek, maka posisi start sangat menentukan dan itu ditentukan oleh waktu lap per lap.
Ini berlaku untuk semua pabrikan non Ducati. Karena mesin Ducati sudah g terlalu butuh catatan lap per lap mengingat cepat di lap per lap lebih dari pabrikan lain bahkan cetak rekor adalah standar normal mereka. Yang menjadi penting dan pembeda bagi Ducati adalah daya tahan dalam balapan entah itu kondisi track kurang mendukung atau tetiba dapat #BanGhoib undian apes. Karena KTM adalah spesialis kombek di balapan panjang dan hanya butuh start bagus untuk bisa punya performa menantang Ducati. Itulah kenapa raja Ducati sebenarnya g terlalu peduli dengan papan catatan waktu selama winter test, karena dua musim ke depan bakal Ducati Cup lagi dan untuk bisa unggul, dia harus menemukan dan punya sesuatu lebih dari rider Ducati lain, yang jadi kartu As yang baru dikeluarkan ketika diperlukan selama musim berjalan, bukan di winter test.
Klo di GP23 yang mirip dengan GP25, kartu As itu adalah kemampuan mengerem lebih baik di atas motor yang susah di rem, ini yang bikin dia menang dari Martin tahun 2023. Di Desmo GP24 kemampuan ini jadi sama rata karena mesin itu memang bagus di pengereman tetapi kurang stabil yang pada akhir musim akhirnya menemukan solusi sasis yang akhirnya g dia pakai atas nama keadilan dan kesetaraan perebutan jurdun dengan #JurdunMangkage. Fakta bahwa dua musim ke depan dia akan memakai motor yang sama dan dapat sasis yang akhirnya bisa dia pakai tetapi akan punya senjata yang sama dengan "tetanggaku adalah musuhku", maka kartu As dia hanya ada di setup dan riding style. Setup pun g bisa disembunyikan karena data Ducati open source.
Jadi Kartu As yang raja Ducati punya lagi-lagi hanya riding style aka titik pengereman. Karena gaya pengeremannya berbeda dengan si culas #MalinKundangPerebutHakOrang yang menurut gw malah sedikit mirip dengan Emak Alex di atas GP24. Itulah kenapa Emak Alex bisa lewati rekornya meski 0.007 detik doang di #SepangTest dan si culas gagal kejar rekornya di Buriram. Kenapa Emak Alex gagal cetak rekor di Buriram...?? Sudah tau lah dia bilang banyak masalah dari ban sampai elektronik error, dan dia bahkan g perbaiki time attack setelah simulasi balapan karena ngerti harga diri kakaknya akan tergores, terluka, terinjak dan hancur lebur berkeping-keping (pagi-pagi lebay) klo dia memimpin #BuriramTest karena itu artinya dia memimpin semua test pra musim di atas kakaknya yang bela-belain merengek minta GP24, motor yang sama dengan dia ketika melakukan time attack di semua test pra musim.
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...