ECU Terbaru Akan Diujicoba Akhir Pekan Ini, Direktur Teknologi MotoGP: Tujuannya Untuk Mencegah Highside Dan Ini Tidak Lebih Rumit Dari Motor Jalanan
Akhir pekan ini para pabrikan mendapat "mainan" baru dari Dorna berupa sistem ECU baru yang akan diujicoba selama #AustrianGP. Karena masih berjudul ujicoba maka pabrikan bebas memilih mau memakai atau tidak. Tujuannya kitinyi untuk mencegah rider terjatuh tanpa alasan karena motor otomatis berhenti ketika putaran ban tidak sesuai "utek" ECU yang diklaim untuk alasan keselamatan mencegah cedera tidak terduga pada rider yang highside dengan kebingungan apa penyebab crashnya. Corrado Cecchinelli sebagai direktur teknologi Dorna menyatakan ini adalah untuk kebaikan para rider karena ECU baru ini memiliki kontrol stabilitas selain kontrol traksi yang dimiliki oleh ECU lama.
"Ini hanyalah perangkat keselamatan yang dipikirkan untuk diperkenalkan. Namun, ada sebuah peristiwa yang menginspirasi kami. Maksud saya adalah insiden highside Bagnaia di GP Catalan 2023 (yang crash di tikungan 2 lalu kakinya dilides oleh Binder lalu lolos cedera hanya dengan memar) yang mempercepat proyek dan meyakinkan kami untuk memperkenalkannya. Sistem ini rumit, jadi kerangka waktu teknisnya begini: Kami harus mengumpulkan kebutuhan semua pabrikan, lalu perangkat lunaknya ditulis (coding) oleh Marelli dan diuji selama berbulan-bulan. Selain itu, kami tidak ingin memberikan keuntungan kepada mereka yang telah mencobanya terlebih dahulu" kata Cecchinelli.
"Sistem ini sudah diberikan kepada para pabrikan untuk diuji beberapa bulan yang lalu (di test private), dan kemudian GP Austria ditetapkan sebagai balapan di mana sistem ini akan diperkenalkan, dengan asumsi tidak ada kontraindikasi. Setiap pabrikan boleh menguji sebanyak yang mereka inginkan, dengan pembalap yang mereka inginkan, hanya selama sesi latihan, bukan selama akhir pekan balapan. Kontrol traksi dan kontrol stabilitas, keduanya adalah dua sistem yang secara konseptual berbeda, meskipun keduanya bekerja dengan cara yang sama. Keduanya merupakan strategi kontrol kendaraan yang diimplementasikan oleh mesin; kita tidak memiliki aktuator kendaraan, seperti ABS, misalnya. Khususnya, ketika strategi memutuskan bahwa pengurangan torsi diperlukan, perangkat lunak menentukan pengurangan yang akan diterapkan. Dalam hal ini, kontrol stabilitas dan kontrol traksi dapat meminta pengurangan torsi secara bersamaan, sehingga efek yang sama akan tercapai meskipun hanya dengan satu sistem. Namun, keduanya secara konseptual berbeda" katanya menekankan kontrol stabilitas adalah untuk membantu kontrol traksi "menghitung" dan "menerima" perubahan cepat pada RPM mesin yang mempengaruhi spinning ban belakang.
"Perbedaan mendasarnya adalah kontrol traksi bereaksi terhadap apa yang disebut spin, yaitu ketika roda belakang berputar terlalu cepat dibandingkan roda depan. Sistem ini dapat dianggap sebagai sistem yang bereaksi terhadap masalah yang berkaitan dengan gerakan longitudinal. Di sisi lain, kontrol stabilitas bereaksi ketika motor menikung, atau, dalam istilah teknis, ketika rebah, atau, dalam bahasa umum, ketika berbelok. Jadi, kita berbicara tentang gerakan transversal. Seringkali kedua hal ini terjadi bersamaan, tetapi ada beberapa kasus di mana terjadi kehilangan stabilitas transversal dengan nilai spin yang sangat rendah" tambahnya yang utek gw cuma mengerti sedikit dari kata-katanya ekekekekek.
“Ini topik yang sulit (eh dia ngerti ding). Menurut saya, tidak sistem keselamatan dan sistem performa yang berdiri sendiri karena dalam balapan, performa dan keselamatan saling terkait. Setiap modifikasi memungkinkan Anda melaju dengan kecepatan yang sama dengan keamanan yang lebih baik, tetapi konsekuensinya adalah Anda melaju lebih cepat. Pada motor jalan raya, perangkat keselamatan dapat diasumsikan hanya untuk meningkatkan keselamatan, tetapi dalam balapan Anda juga melaju lebih cepat. Semuanya adalah perangkat keselamatan, tetapi jika itu bekerja lebih baik bagi pembalap, maka performanya juga meningkat. Mencapai akhir balapan alih-alih mengalami kecelakaan sudah merupakan peningkatan performa. Kontrol stabilitas adalah perangkat keselamatan karena tidak meningkatkan performa motor tetapi memperlambatnya, tetapi dapat melakukannya dengan waktu reaksi yang lebih baik daripada manusia" tambahnya yang gw masih teteup g ngerti. Intinya sistem ECU baru ini adalah untuk mencegah kontrol traksi memutuskan menghentikan motor tiba-tiba (ban menutup) ketika terjadi spinning di tikungan. Jadi alih-alih menghentikan motor ketika spinning, dia akan otomatis memperlambat motor agar g berhenti tiba-tiba.
#CalonIkanNiuBaru Acosta sedikit kurang suka dengan ide ini karena menurutnya tahun 2027 banyak hal yang "dicabut" dari MotoGP untuk memperlambat motor dan kontrol stabilitas ini nongol dengan tujuan memperlambat motor. Kekuatiran para rider adalah ini barang justru bikin motor lambat karena otomatis mengambil alih sistem ketika pembalap bisa mengendalikan spinning, sehingga merasa kok ya "kekuasaan" rider atas motornya makin kesini makin dikorting. Di sisi lain Luca Marini mulai menyarankan agar MotoGP mengikuti jejak WSBK untuk menetapkan aturan berat minimal karena logikanya sama dengan para rider di WSBK: Rider kecil, pendek dan ringan akan lebih mudah diuntungkan dalam hal penggunaan ban dibanding rider jangkung, tinggi dan berisi.
.jpg)
Wah pernyataan luca marini mirip seperti scot reding ipikih bakal di serang para #ABR kah ??? Karna redding pun sampe sekarang masih di serang dan yg rugi adalah albau ekekekekekek
BalasHapusTapi sepertinya ini g bakal di terapkn yg berdampak jelas pada para rider #ktpS mulai siculas, Mangkage, papa nina dan #ktpl nya enea.
Yep... Bunyinya bakal diserang sih... Karenamarekaadalah jajaran rider terpendek MotoGP. Klo Pedrosa masih ada otomatis tereliminasi ekekekekek.
Hapus