#CalonIkanNiuBaru Pedro Acosta Komplain Berat Dengan Penalti Papa Nina: Bila Rider Start Dengan Tekanan Normal, Maka Suhu dan Tekanan Ban Selama Balapan Bukanlah Kesalahannya
Gegara penalti tekanan ban KTM jadinya batal hure-hure, dan karena Papa Nina dipenalti berat banget 16 detik jadilah #CalonIkanNiuBaru Pedro Acosta sebagai rider KTM terbaik di #QatarGP kemarin karena dia naik pangkat finish di P8 ketika Papa Nina terlempar ke P14. Alih-alih senang dia malah berang karena baginya mustahil bagi rider yang diketahui start dengan tekanan ban normal bisa mengendalikan suhu dan perubahan tekanan ban selama balapan. Bahkan bila dashboard (yang menjadi sumber banding Papa Nina karena g memberikan peringatan) memberikan peringatan selama balapan berjalan.
"Ada yang mengalami masalah yang sama dengan Maverick, tetapi dalam situasi tertentu, nilainya pasti berubah. Seperti di Thailand, ketika banyak yang memperkirakan hal itu akan terjadi. Ini tentu masalah yang rumit, tetapi pada akhirnya pembalap tidak dapat memprediksi suhu apa yang akan terjadi selama balapan atau apakah akan ada angin kencang. Menurut saya, regulasi harus diubah karena dengan cara ini ada risiko kehilangan podium dan kemenangan" kata rider yang gosipnya diincar Honda dan Yamaha itu keberatan dengan aturan tekanan ban. Karena rider yang start dengan tekanan normal maka seluruh performanya di track seharunya valid terlepas pada perubahan kondisi track selama balapan.
"Sejauh yang saya ketahui, karena saya tidak melaju maksimal, saya seharusnya menurunkan tekanan (ban), tetapi tidak sampai batas. Dari apa yang saya dengar, bahayanya di sini adalah tekanan yang sangat rendah, tetapi jika ketika para pengawa menemukan Anda dalam keadaan (tekanan) bagus di start, Anda mulai yakin bahwa Anda baik-baik saja. Pedrosa juga banyak berbicara tentang topik ini ketika dia masih balapan dan Michelin telah hadir sebagai pemasok. Pada akhirnya, bagian depan motor cenderung terlalu panas karena cakram non-besi, sehingga ketika Anda menyelesaikan balapan Anda bahkan tidak bisa menyentuhnya" argumen Acosta sesuai perkiraan gw, Papa Nina start dengan tekanan sedikit di atas limit bawah dan itu yang bikin dia cepat tetapi karena dia "dimanfaatkan" oleh si culas untuk menghemat ban orinya, ditambah sirkuit yang berangin, jadilah suhu ban lebih dingin selama dia memimpin balapan berujung tekanan ban makin turun. Dikombibasikan dengan kitinyi dashboard g kasih peringatan, maka ujungnya hure-hure podium berakhir malu.
"Membatalkan seseorang naik podium, atau kemenangan seperti yang bisa terjadi pada Marc di Buriram karena dia yang tercepat, itu tidak masuk akal. Jika Anda memulai balapan dengan (tekanan) normal, tidak masuk akal untuk mendapati diri Anda dipaksa untuk membiarkan diri Anda disalip seperti yang harus dia (Marc) lakukan. Itu sesuatu yang rumit untuk dipahami" tutup Acosta yang enggan membahas apa kesulitan dia selama balapan.
Soooo, sebenarnya dari pernyataan alokasi ban si bakso Taramasso dia sudah wanti-wanti soal penurunan suhu selama balapan. Karena di Buriram, suhu akan menjadi jauh lebih panas ketika balapan berjalan dan itu yang diakali oleh si culas #MalinKundangPerebutHakOrang dengan start memakai tekanan ban jauh di bawah standar berujung dia harus memperbudak adiknya, emak Alex untuk manasin ban karena ketika dia memimpin balapan meski suhu panas, tekanan ban dia g naik juga ke area normal. Sedangkan dalam kasus Papa Nina, sirkuit Qatar akan mendingin karena hari semakin malam ditambah angin jadi rider harus start dengan tekanan normal dengan memperhitungkan bahwa tekanan ban akan menurun karena suhu track mendingin dan berangin.
Untuk kasus ini, logika Acosta masuk akal. Karena selama mereka start dengan tekanan normal, harusnya hasil balapan dianggap valid mengingat g ada yang bisa mengendalikan kondisi track dan battle selama balapan dan memberi jalan buat si culas Marc Marquez untuk memanaskan ban Papa Nina adalah strategi g masuk akal. Karena si culas sekali nyalip, RC16 udah keteteran, mana si culas pake ori lha Papa Nina cuma pake KW1 itu juga udah turun tekanan masih juga keteteran apalagi klo itu KW1 tekanan normal selama balapan kek Pecco, KW1 tekanan normal ujungnya nyerah 7 lap terakhir karena ban habis.
Intinya, rider memang harus start dengan tekanan normal ala argumentasi Pirelli. Apa pun kondisi track dan strategi battle yang terjadi selama balapan, itu sudah diluar kendali rider. Jadi intinya semua harus start dalam tekanan normal, mau sedikit di atas normal atau jauh di atas normal mah selama itu masih range normal ya silahkan start. Tapi di sisi lain itu juga g adil buat rider lain yang start dengan tekanan agak jauh di atas batas bawah aturan karena mereka mempertimbangkan mendinginnya track selama balapan. Karena mereka juga harus punya kesulitannya sendiri dengan ban "bengkak" dan g bisa secepat dan sebersaing yang pakai ban "kempes".
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...