Ramon Forcada Ikut Mencla-Mencle: Marc Marquez Punya Kartu As Di Luar Track (Media) Tapi Dia Tidak Lagi Garang Di Track. Pecco Pasti Akan Terganggu Bila Marc Berhasil Dengan Motor Yang Dibangun Olehnya Tahun Depan



Bulan lalu gw masih ingat gw terang-terangan mempertanyakan analisa Forcada yang meuding Ducati membangun motor hanya untuk Pecco dan bukan Pecco yang membangun motornya sendiri. Pada akhirnya dia nampak megoreksi itu.



"Kelebihan Pecco adalah motornya, Ducati ini dibuat olehnya. Marquez harus beradaptasi dan dia akan melakukannya. Ini bisa menjadi negatif, karena Bagnaia bisa berpikir: 'wow, dia mengalahkan saya dengan sepeda saya'. Musuh pertama adalah rekan satu team. Jika rekan Anda lemah, tidak ada yang menekan Anda karena Anda tidak perlu bersaing dengan rekan Anda. Namun, ketika dia memiliki motor yang sama dengan Anda dan Anda kesulitan untuk menang, bukan untuk menjadi pembalap pertama pabrikan tersebut, hal ini memberikan banyak tekanan. Ducati ini akan menghargainya dan harus mengelolanya. Dan jelas akan ada momen-momen sulit atau menegangkan bagi keduanya. Bahkan Marquez, tentu saja. Dia telah membuktikan dalam beberapa tahun terakhir bahwa dia adalah raja MotoGP dan dia terlibat dalam kekacauan ini untuk membuktikan bahwa dia bisa mengalahkan pembalap yang sudah ada di Ducati dengan motornya. Akankah Ducati mengubah Desmosedici agar mendekati gaya Marquez? Pabrikan tidak peduli apakah Pecco atau Marc yang menang. Para teknisi telah membangun sebuah motor yang diinginkan semua orang, yang memenangkan balapan dan bekerja dengan baik untuk semua pembalap dan di semua sirkuit dan mereka tidak akan mengubahnya hanya untuk menguntungkan satu pembalap saja" kata Ramon Forcada mencla-mencle mengoreksi semua perkatannya beberapa bulan lalu. 

Pada akhirnya dia mengatakan bahwa si culas Marc Marquez memang g segarang itu di track meski sekarang dia ada di P3 klasemen sebagai kandidat jurdun kedua. Dia memperoleh posisi iu tanpa memenangkan satu pun balapan. Tetapi di luar track, dia sangat tau cara menggunakan kartu As dia untuk membuat Ducati masuk dalam frame dia (frame dalam bahasa Inggris juga berarti jebakan).


"Saya tidak tahu apakah manajemen Ducati menggunakan manajemen yang tepat, tapi mungkin bukan manajemen yang diinginkan. Saya tahu mereka punya rencana lain. Faktanya adalah rencana itu sangat sulit dan mereka mengetahuinya, karena ada banyak hal yang dipertaruhkan, banyak ego, dan motor terbaik di grid. Niat mereka adalah mempertahankan Pecco bersama Marc Marquez dan Martin. Itu tidak mungkin terjadi karena pergerakan Marc, yang memainkan kartunya dengan sangat baik dan menentukan time frame. Ducati (akhirnya) beradaptasi dengan time frame yang ditentukan oleh Marc. Apaka team pabrikan sepenting itu? Tergantung ridernya . Martin, misalnya, kehilangan fokus saat melihat peluang meraih gelar juara pada akhir tahun lalu. Marc Marquez tidak datang dari motor terbaiknya, melainkan dari team pabrikan terbesar di dunia. Dan dia memutuskan untuk pergi ke team satelit dengan motor dari tahun sebelumnya, yang meskipun menjadi juara duani tahun lalu, namun di atas kertas tidak mampu melakukan tugasnya. Bagi sebagian orang, karena alasan ego, penting untuk mengatakan bahwa mereka adalah pembalap pabrikan (Martin), sementara yang lain (si culas) ingin menang  dengan cara apa pun" tambahnya.


"Tentunya di team pabrkan Anda merasa lebih didukung secara teknis, karena ada dua team (rider) di team yang sama: ada insinyur yang bekerja untuk Anda dan mereka yang mengumpulkan data untuk membuat motor baru. Di team pabrikan Anda dikelilingi oleh delapan insinyur, sedangkan di team satelit ada empat insinyur yang bekerja untuknya. Ada hal lain yang perlu diperhatikan, yakni MotoGP telah banyak berubah dalam hal gaji. Kontrak sepuluh, dua belas, lima belas juta euro sudah tidak ada lagi. Logikanya, di team pabrikan Anda diperlakukan lebih baik, tapi tidak ada lagi perbedaan di antara kedua ridernya. Saya pikir kita melihat Marc yang berbeda di track. Di luar selalu sama. Dia tahu kartunya. Dia selalu memiliki kartu As lebih banyak daripada yang lain dan memainkannya dengan sangat baik. Apa yang saya lihat adalah bahwa Marc mungkin sedikit berbeda karena usianya, cedera yang ia alami, adaptasi terhadap motornya, perbedaan dalam cara membalapnya. Dia bukan lagi pembunuh yang bisa melakukan segalanya atau tidak sama sekali. Dia mengendalikan apa yang diperlukan. Kita tidak tahu apakah dia akan memenangkan Kejuaraan Dunia, tapi dia memainkannya tanpa memenangkan balapan. Bagi saya, ini adalah hal baru dalam pendekatannya terhadap balapan. Aspek lain bagi saya adalah generasi. Kami pernah melihat periode dengan pembalap yang sangat bagus, tapi hanya ada satu, dua, tiga. Sekarang ada lima (lebih sulit untuk unggul, jadi alih-alih garang di track lebih gunakan kartu As di luar track untuk dapat posisi yang diinginkan)" tutup Forcada.


Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar

  1. Apa mungkin ramon ingin jadi crew chief siculas ekekekekekek

    BalasHapus

Posting Komentar

Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...