"Ada banyak hal yang sulit dipaham. Pada akhirnya, begitulah adanya, kami harus mencoba untuk memiliki lebih banyak traksi dan menyalurkan lebih banyak power ke ban karena motor kami mungkin adalah motor yang paling mudah kehilangan kendali di saat-saat terburuk. Jadi, kami mulai membuang-buang waktu karena ban terus tergelincir. Saya tetap menyelesaikan balapan dan mendapat satu poin. Biasanya saya lebih menderita di awal balapan, sementara hari ini saya memulai dengan baik dan melaju baik di lap pertama, saya tidak kehilangan posisi. Mari kita lihat apa yang terjadi besok, tetapi kami harus menganalisis banyak hal" katanya yang juga ragu apakah dia bisa lebih baik di balapan Minggu. Mengingat ini adalah balapan pertamanya di atas prototipe di sirkuit Termas. Di sisi lain dia memuji rider sengak Zarco yang menjadi rider Honda terbaik yang finish di Termas setelah era Marc Marquez.
"Honda telah melakukan pekerjaan dengan baik sejak musim dingin, mungkin merekalah yang telah membuat langkah maju yang terbesar di antara semua pabrikan. Zarco cepat, ini adalah sirkuit yang disukainya, tetapi dia juga kompetitif dalam pengujian pramusim dan di Thailand. Saya berada di belakang dia dan Mir dan performa mereka tidak buruk sama sekali, kami juga harus meningkatkan performa kami" tutup Acosta. Sebenarnya gw curiga team lagi kekurangan duit sebagai motivasi terbesar (jangan bilang lembur dan tunjangan g dibayar) sehingga pengembangan motor mandeg, tapi semoga gw salah. Gosip berhembus spoi-spoi RedBull bersiap memboyongnya ke Ducati Gresini atas campur tangan DPRD Tingkat Pusat. Kenapa Gresini...??? Karena RedBull bisa nemplok di sana bayarin semua kebutuhan putra mahkota KTM itu mengingat sulit bagi RB nemplok di VR46 team. Pedro sendiri apatis dengan gosip ini karena dia tampak masih cinta sama KTM dengan bilang KTM tidak perlu meyakinkan dia untuk tetap tinggal. Mungkin maksudnya kecuali klo dia udah g bisa tinggal aka KTM bubar ya lain cerita.
Adapun #PangeranKTM Brad Binder menelan pil pahit crash di Sprint Race. Para journo buzzer #ABR penyembah Marc Marquez memframing seolah itu salah rider cool Morbidelli hanya dengan memposting gambar ketika Binder kontak dengan Morbi yang ada di bagian dalam tikungan. Padahal ceritanya si Binder yang melebar dari dalam ke luar tikungan (sepertinya g ada traksi buat ngerem) membuat rider cool Morbidelli otomatis ngerem membiarkan Binder lewat lalu masuk ke bagian dalam tikungan yang ditinggalkan Binder. Binder sadar dia melebar dan mencoba menutup line ketika Morbi sudah rebah di dalam tikungan, otomatis senggolan. Ini cerita persis #PortimaoClash tahun lalu antara si culas #MalinKundangPerebutHakOrang Marc Marquez dengan Raja Ducati Pecco Bagnaia. Bedanya klo Binder sadar dia salah karena melebar dan memaksa masuk jadi g nyalahin Morbi yang ada di dalam tikungan, si culas menyalahkan Pecco karena dianggap seharusnya dan sewajibnya waspada bahwa klo rider lain di depan melakukan kesalahan ada kemungkinan dia akan mencoba memperbaiki kesalahan itu dan harus memprediksi dan membiarkan. Sementara Pecco ya sama dengan Binder, g ada yang salah karena rider di dalam tikungan jelas g salah. Ini adalah perdebatan yang tetap alot bahkan hingga launchig Team Ducati Lenovo kemarin.
"Itu adalah balapan yang sangat singkat bagi saya. Ban belakang tergelincir saat saya memasuki Tikungan 7, saya kembali ke line balap dan menyentuh Franco. Tidak ada yang serius, tapi saya kehilangan kendali dan terjatuh. Itulah yang terjadi saat balapan, karena saat Anda melihat ke satu arah (sudah rebah di dalam tikungan), Anda mungkin tidak melihat pembalap lain. Begitulah kejadiannya, itu adalah kecelakaan balap. Saya tidak melakukan pekerjaan yang sempurna di babak kualifikasi, saya tertinggal beberapa persepuluh detik di track. Kemudian, saat balapan, kami mengalami masalah traksi dan kami kehilangan performa" kata Brad Binder adar diri dia yang salah dan g bisa nyalahin Morbi. Karena emang seharusnya seperti itu yang terjadi dan masalah dia adalah masalah traksi ban belakang. Keluhan yang sama dengan di Buriram bersama Acosta. Klo sama kek gini ceritanya, berarti...??? Motornya yang belum diperbaiki. Klo dua pabrikan aja puyeng apalagi para Tech3 yang main gaple di belakang. Insinyur g bisa disalahkan juga, gaji mereka belum tentu dibayar tepat waktu dan part baru belum tentu nongol mengingat divisi riset KTM sudah pailit dan dibubarkan bulan Januari kemarin. Ada fans Enea di Italia yang sedikit sarkas berterimakasih pada Opa Pernat yang menjerumuskan Enea ke Tech3. Ya masuk akal juga, klo dia di Aprilia, mungkin cerita akan jauh berbeda. Harga diri seorang manager.
Komentar
Posting Komentar
Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...