Marc Marquez Yang Merasa Diberkati Oleh Mendiang Fausto Gresini Dengan Hujan Singkat Dari Langit Agar Dia Menang: Saya Mengambil Resiko Karena Saya Tidak Rugi Apa Pun (G Lagi Rebutan Jurdun)



Dia raja Flag to Flag. Kondisi g jelas antara balapan kering atau balapan basah dimana kesalahan strategi akan beriko fatal entah crash atau malah ketinggalan gegara salah timing ganti motor adalah kenggulan si culas #MalinKundangPerebutHakOrang Marc Marquez. Di balapan kandang Gresini, dia berhasil menang mengalahkan Pecco yang di paruh kedua balapan mulai susah konsentrasi karena bahunya bekas digulung oleh adik Marc Marqez minggu lalu mengalami nyeri lagi. Enggan mengambil resiko untuk memaksa menang toh lawannya di klasemen akan finish 0 poin, Pecco menyerahkan kemenangan ke tangan Marc Marquez yang turun dengan livery special Fausto Gresini. Marc pun mempersembahkan kemenangan itu untuk Gresini karena dia merasa hujan g jelas itu adalah anugrah dari Fausto untuknya dari langit.

"Fausto-lah yang mengirimkan empat tetes kepada anak laki-lakinya (dia sebagai rider di team). Anda harus mengambil risiko, saya tidak akan rugi apa-apa. Saya tahu selama akhir pekan bahwa saya memiliki kecepatan balapan yang baik dibandingkan dengan pemimpin klasemen. Tetapi memulai dari posisi kesembilan sangat merugikan bagi saya dan juga bagi Enea, terutama di lap pertama. Kemudian saat pemimpin balapan mulai melambat, hujan turun di track. Disana saya memutuskan untuk mengambil resiko dan dalam satu lap saya memimpin balapan. Saat itu saya sadar bahwa saya harus mempertahankan posisi tersebut. Namun kejutan terbesar bagi saya adalah paruh kedua balapan . Saya memiliki kecepatan yang luar biasa, saya memasuki tikungan dengan sangat lancar. Saya kehilangan sesuatu di mana saya juga kehilangan dalam latihan bebas. Di balapan saya memperoleh sesuatu yang saya tahu bisa saya peroleh, tetapi sensasinya secara keseluruhan sangat fantastis. Kemenangan ini penting bagi keluarga team Gresini dan saya ingin mendedikasikannya sebagai penghormatan khususnya kepada Fausto Gresini" kat si culas Marc Marquez yang kalian akhirnya tau dari bahasanya dia sendiri heran kenapa bisa cepat di akhir balapan.


Marc Marquez mengakui memaklumi keputusan Martin yang masukk paddock untuk mengganti motor. Tetapi mengakui bahwa pilihannya untuk memakai ban kering semata adalah karena dia melihat Pecco, sang raja Ducati yang murni rider akamsi karena hampir tiap bulan ngider di Misano bareng gurunya ayank bebeb Valentino Rossi dan anak akademi VR46 lainnya, memilih untuk tetap di atas motornya daripada masuk paddock. Dia mengikuti indting Pecco dan pada akhirnya keputusan itu yang membutnya menang karena dia g ganti motor di saat yang sama kondisi Pecco di paruh kedua balapan makin buruk karena bahunya mulai nyeri ketika menikung.


"Martin tidaklah gila, karena jika pada lap itu terus turun hujan dengan intensitas yang sama, maka pilihannya akan membuahkan hasil. Dalam kasus saya, saya pikir lebih baik mengikuti pembalap yang lebih berpengalaman di sini (Pecco), dan dia tetap di track. Mereka pasti tahu lebih banyak daripada saya! (tertawa karena percaya pada insting rider akamsi). Jika orang Italia tetap di track, saya akan melakukannya juga. Setelah kesalahan di kualifikasi, hujan menjadi satu-satunya kemungkinan untuk memperbaiki balapan. Seperti yang kita lihat di lap pertama, baik Enea dan saya kesulitan di lap pertama. Di tiga lap pertama Pecco dan Martin sudah lebih dulu mengambil alih. Jadi saya mengambil kesempatan, saya tidak akan rugi apa-apa dan kali ini berjalan ke arah yang benar. Saat saya bilang saya mengikuti pembalap lokal (rider akamsi) saya tidak bercanda, Morbidelli sebagai yang pertama jatuh adalah awalnya, balapan dengan track dalam kondisi seperti ini tidaklah mudah. Kadang-kadang Anda harus mengambil risiko, di masa lalu saya mengalami kecelakaan di jalan licin dalam kondisi yang sama" katanya yang sadar keputusan Martin mengganti motor adalah karena crash Morbidelli (dan menurut gw dia sempat melebar nyaris crash ketika mengejar Pecco). Tetapi keputusan Pecco untuk tetap ditrack yang sampai bikin Martin bengong adalah hal yang lebih dia percayai,

Nah ini yang gw biilang, mau #ABR koar-koar sampe berbusa Pecco sudah bilang dia g suka permainan psikologi dan itu g mempan sama dia. Dia g peduli Marc menang atau g selama dia g dirugikan dalam hal poin di klasemen melawan Martin. Karena untuk saat ini, Marc adalah urusan Enea, pesaing terdekatnya di klasemen. Sementara Pecco akan mengurusi Martin. Dan meski di atas kertas akan lebh baik bila dia menang, kondisi bahu nyut-nyut akan bikin dia malah beresiko crash bila memaksa mengkuti permainan psikologi Marc Marquez. Dia lebih memilih puas dengan posisi kedua karena toh Martin nol poin. Intinya, dia sudah melakukan terbaik, tanpa kesalahan. Entah kesalahan strategi maupun kesalahan di atas motor.


Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar

  1. Ane kadang ngakak liat di komen ada yg tulis begini : sebagai fans mbah mengakui bahwa siculas rider terbaik dgn ducati dan murni skill serta akan menjadi jurdun di tahun depan. Ekekekekekek.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tahun depan itu tergntung apakah langit mau nagih santan instan malin kundang dia ke Honda. Klo tahun ini keknya g ditagih karena dia sudah baik banget ke Morbi awal musim, dia juga mulai "sopan" ke Pecco bahkan untuk konflik sama adiknya dia juga g nyalahin Pecco. Cuma mengakui bahwa adiknya memang slaah sudah melebar dan permintaan maaf Pecco cenderung terlambat karena dia tau adiknya bukan orang suka cari masalah. Untuk yang terakhir gw justru merasa akhir2 ini Alex cenderung cari masalah karena g nyaman sama kakaknya di sebelah paddock. Dia sadar diaa ada di bayangan kakaknya.

      Hapus

Posting Komentar

Ngegosip...?? Komen Gih... Tapi Inget Gw Tetap RAZIA... Ekekekekek...