#JurdunKonspirasiGagal Pecco Bagnaia dan Teka-Teki Crash Yang Membagongkan di COTA: Saya Juga Ingin Tahu Kenapa Saya Crash

Sebenarnya sejak akhir musim lalu gw sudah tau jalan dia untuk mempertahankan gelar akan lebih sulit dari yang diduga karena tahun lalu itu lebih karena dia berhasil lolos dari konspirasi akhir musim meskipun toh di winter test dia mendominasi. Ditambah dia berani memakai nomor #1 yang memang agak sulit mematahkan mitos bahwa pengguna nomor itu biasanya gagal pertahankan gelar. Sejak awal musim gw sudah bilang undian #BanGhoib tetap adalah salah satu faktor penentu karena ada skenario hure-hure ikan niu kombek yang sedang dijalankan kembali. Mau mesin sebagus apa kalau bannya kena undi apes ya maaf. Kenapa bisa si apes nongol di arisan...? Karena kemarin rider yang start lebih banyak dari Termas, mengingat para test rider nongol untuk menggantikan para rider yang cedera. Dipadukan dengan COTA yang bumpy, kurang grip, suhu beda-beda dan cenderung berangin, maka faktor main aman adalah satu-satunya cara bila ban Anda bukan si ori atau KW1. Karena hanya si ori yang bisa ngerem bagus dan pakem di kondisi kurang grip, dan KW1 masih bisa dipakai untuk manuver memperbaiki posisi tanpa resiko crash gegara ban aus kebanyakan direm.

"Mengenai crash yang saya sayangkan, saya juga ingin mengetahui apa alasannya,. Tetapi sulit untuk memberikan penjelasan. Tentu saja, saya di sini harus bertanggungjawab, karena saya ridernya. Akan lebih baik, bagaimanapun, untuk memahami apa yang sedang terjadi. Secara pribadi, saya tidak mengerti bagaimana mungkin melakukan 80 lap dalam tiga hari, melakukan hal yang sama, lalu crash tanpa melakukan sesuatu yang berbeda. Di Termas saya salah karena menyentuh gas di tempat basah, dan saya menyadari kesalahan itu, tapi sekarang tidak, saya rasa saya tidak bersalah karenanya, dan saya yakin 100%. Saya ingin menjelaskan kepada Anda mengenai crash ini dan saya tidak akan pernah bisa menjelaskannya. Itu membuat saya merasa sangat aneh, sehingga sulit untuk move on. Klasemen? Kami tidak terlalu jauh dari Bezz, tetapi kami menganggap bahwa saya telah membuang 45 poin dalam dua balapan juga bukanlah yang terbaik" kata Pecco dengan muka tanpa bersalah. Ban pada akhirnya menjadi kunci yang dia pikir dia lewatkan.

"Kami memiliki motor terbaik dan ini adalah yang terbaik yang pernah saya kendarai, karena saya dapat melakukan apa yang saya inginkan. Ducati kami sempurna, dan semua rider grid menginginkannya, karena itu menakutkan dan saya merasa tidak terkalahkan. Mungkin, bagaimanapun, motornya terlalu terbergantung dengan bannya, dan mungkin saya melewatkan beberapa peringatan dalam hal feeling. Mungkin saya gila, tetapi dalam beberapa hal saya lebih suka mengubah dan menjadi satu-dua persepuluh detik lebih lambat untuk mendapatkan lebih banyak informasi. Saya minta maaf atas apa yang terjadi, karena saya kesulitan memahami GP23 ini dan ada sesuatu yang luput dari perhatian saya. Ini adalah track yang terburuk daripada sebelumnya hingga 2022. Namun, tahun ini kami lebih cepat setengah detik per lap. Kita perlu move on dari yang terjadi untuk kita tinggalkan, tetapi, di atas segalanya, mencoba untuk memahami" tambah Pecco yang juga mengakui track COTA seperti gw tweet di Twitter soal banyaknya rider yang bilang kondisi track jauh lebih buruk dari tahun lalu.

Memang Martin di hari Jumat #AmericasGP mengakui bahwa kondisi COTA itu makin buruk pasca tahun lalu sempat diperbaiki sebelum race setelah kena ultimatum dari komisi keselamatan tahun 2021. Tahun ini bumpy muncul lebih banyak di tempat-tempat yang tahun lalu g ada bumpy.

Follow Twitter #Mbak_Yu @mbakyuaja YouTube Channel at youtube.com/c/mbakyuaja Support at paypal.me/mbakyu #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar