Luca Marini Turut Senang Dengan Zarco Yang Lolos Ke Q2 #AragonGP: Manajemen Yamaha Berbeda Karakter Dengan Manajemen Honda
"Dia bagus. Meluncurkan tiga lap cepat berturut-turut adalah strategi yang berhasil, dengan sedikit keberuntungan, Miller terjatuh dan Enea mendapat bendera kuning. Anda harus memanfaatkan peluang ini ketika Anda mereka menciptakannya, jadi dia bagus dan saya senang untuknya. Mari kita lihat apa yang terjadi besok di kualifikasi. Tentu saja mengingat kami berada di track yang tidak kami lalui tahun lalu dan kami semua tidak memiliki banyak data, kita tidak terlalu jauh. Ketika segala sesuatunya lebih mudah bagi semua orang, kita semakin jauh dari musuh kita" kata Luca Marini tersenyum.
"Hari yang rumit karena lintasannya sangat aneh. Aspal baru sepertinya masih perlu waktu istirahat, aspal masih mengkilat dan ban tidak selalu bisa menemukan grip. Kami tidak bisa mendapatkan grip dengan kedua ban, kami juga mencoba membuat motornya berjalan lebih baik, arahnya benar tapi besok kami perlu mengambil langkah maju lagi. Kami tidak terlalu jauh dari Q2, kami terpaut empat persepuluh dari sepuluh besar jadi tidak buruk" kata Luca yang merasa enggan dianggap Honda sudah lebih baik dari Yamaha di Aragon. pada dasarnya mereka sempat bertemu di test private Misano. Yamaha membawa part baruyang disetujui bersama oleh 3 rider yang menguji part itu di Misano. Sedangkan untuk Honda masih belum ada perkembangn part yang mumpuni. Media menganggap peran Papi Peri Puig mulai berkurang atau memang dia terlalu kaku sehingga menghambat komunikasi. Bagi Luca, Puig g terlalukaku, tetapi itu kurang cukup untuk memacu perkembangan.
“Sebenarnya saya jarang bertemu mereka akhir-akhir ini. Kemarin saya diberitahu ada yang baru, kami semua bekerja, tapi menurut saya ini lebih ke soal komunikasi. Semua manajer Yamaha cukup positif dan proaktif terhadap hal ini untuk masa depan, sementara team Honda lebih tertutup mengenai hal itu. Setiap kali Anda berbicara dengan Alberto Puig, dia selalu tampak sangat serius dan kaku. Tetapi bagi kami para pembalap tidak seperti itu, dia selalu sangat terbuka arahnya bagus tapi itu akan memakan waktu lebih lama. Sekarang kami menunggu test (resmi) Misano untuk melihat sesuatu yang baru, tapi posisi kami saat ini dibandingkan dengan saat kami memulai sudah merupakan sebuah langkah maju" kata Luca Marini tetap optimis. Meski nampaknya secara halus dia mengkritik Papi Peri Puig karena komunikasi yang cenderung mandeg sampai petinggi Jepun memutuskan #PangeranDrakor Takaaki Nakagami menjadi test rider di Jepang untuk menghubungkan komunikasi dengan insinyur lebih cepat sebelum part sampai ke tangan team test Eropa yaitu Papa kembar dan Stefan Bradl. Taka dianggap bisa mengkomunikasikan apa yang dibutuhkan para rider di Eropa dengn bahasa Jepang yang presisi agar tidak membingungkan para insinyur Honda di Jepang yang tampaknya mengalami kendala bahasa teknis untuk mengolah data dan membuat part.
“Menurut saya sebenarnya tidak seperti itu, situasinya selalu berbeda ketika Anda bekerja dengan team Jepang dan insinyur Jepang. Katakanlah komunikasi dengan mereka lebih rumit. Jika Anda memutuskan untuk menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan mereka, cari lebih banyak waktu pertemua untuk berkomunikasi dengan mereka, pertukaran lebih banyak informasi, ada banyk jalan dan mereka memberi tahu Anda (ada banyak part yang belum jelas apakah berfungsi sesuaiyang dibutuhkan). Masalahnya bahwa kami selalu sangat fokus pada hasil selama akhir pekan (part duji di track dan belum tentu langsung berhasil) dan kemudian kami mengirimkan masukan kami. Mereka sangat fokus pada pekerjaan pengembangan mereka dan kemudian semuanya sampai di sana ya, lalu semua orang fokus pada tugas masing-masing, menurut saya sama saja di Ducati dan Aprilia. Hanya saja kita sebagai pembalapnya dan mereka sebagai teknisinya, dan terkadang ada part yang tidak penting untuk kita uji, namun demikian itu masih menjadi tujuan untuk masa depan karena terkadang tidak selalu mudah untuk menghubungkan team dengan pabrikan (di Jepang)" kata Luca Marini mengapresiasi perubahan besar-besaran yang akan dilakukan Honda di struktur pengujian motor tahun depan.
Ooooh, berarti kurang lebihnya begini, insinyur Jepng cenderung punya proyek coba-cobanya sendiri yang memang tujuannya teteup untuk pengembangan motor meski bukan iitu ang dibutuhkan oleh rider saat ini karena masalah di track berbeda denga visi para insinyur. Masalahnya part itu belum tentu berhasil atau berfungsi dan untuk mengetahui itu berfungsi atau tidak, rider harus mengujinya berkali-kali dengan parameter yang berbeda-beda sebelum diputuskan dibuang. Ini yang bikin para rider pusing karena sudah mereka harus cari hasil setiap akhir pekan balapan tapi juga harus menguji part yang g jelas berkali-kali meski sejak awal tu barang g berfungsi. Jadiiii, #PangeranDrakor Nakagami diminta jadi test rder di Jepang untuk jadi penguji awal part coba-coba para insinyur Jepang dengan prototype di sirkuit Jepang. Para insinyur akan diminta membuat sebanyak mungkin part yang kemungkinan berguna. Taka yang akan menyortir mana part layak ke Eropa dan mana yang tidak dan yang mana yang perlu diperbaiki lalu diuji lagi oleh Taka sebelum ke Eropa. Di Eropa, Papa Kembar akan menguji bersama para rider Honda lain dan bila part itu disetujui oleh semakin banyak rider maka itu part akan lolos ke akhir pekan balapan. Sedikit lebih panjang alurnya tapi lebh efisien dan mengurangi beban kerja rider di track yang akan lebih fokus mengejar hasil di akhir pekan balapan tahun depan. Sedikit berbeda dengan Yamaha yang memindahkan basis MotoGP mereka di Italia (Catolica) sehingga part banyak yang diproduksi bukan di Jepang tapi di Eropa, tetapi yah tetap juga dengan jumlah seabrek yang tetap harus diuji tetapi keputusan untuk perbaikan bisa langsung dilakukan dengan cepat karena tempat produksi part lebih dekat.
Yamaha eropa ada di italia kalo honda eropa ada dimana mbakyu ipikih sparonyolong ekekekekekek
BalasHapus