Member yang dengar podcast #EmiliaRomagnaGP Part 2 pasti tau kenapa gw bilang crash Pecco adalah kesalahan dia. Pada akhirnya dia juga bilang crashnya adalah kesalahan dia sendiri, meski memang ban dia bermasalah.
"Sulit untuk mengatakan apa pun tentang apa yang terjadi. Saya tidak merasakan sensasi yang baik dengan ban belakang dan kami banyak membicarakannya dengan Michelin, seperti biasa, untuk dapat berkembang. Soal crash, itu kesalahan saya, tapi ini bukan pertama kalinya. Jika Anda tidak menekan keras saat mengerem, Anda kehilangan bagian depan. Itu adalah hari Minggu yang aneh, saya melaju kencang sepanjang akhir pekan dan kemudian saya kesulitan dalam balapan" kata Pecco yang sempat menorehkan best lap race sebelum akhirnya crash. New page to open. Selisih 24 poin bukan sedikit. Ditambah tensi Martin meninggi gegara Enea g kena penalti, Pecco juga terpaksa harus agresig klo mau pertipis gap poin. tahun lalu dia kena jatah ban apes sepanjang akhir pekan dan akhirnya berhasil menang dengan KW2 yang alon-aon yang penting bisa maju pelan-pelan dikombinasi crash Martin.
"Saya fokus pada akhir pekan ini, tahun lalu itu adalah GP yang bagus, meski hanya pada hari Minggu. Ini adalah track yang saya sukai, berbeda dari yang biasa kami gunakan. Gripnya akan berkurang dari biasanya dan Anda harus terbiasa dengan cepat. Saya akan melakukan pendekatan yang sama seperti biasanya, saya akan mempush dan mencoba untuk menang. Dua puluh empat poin tidaklah banyak, tetapi juga tidak sedikit, jadi saya harus agresif pada saat ini. Kemudian setelahnya, pada dua balapan berikutnya, mungkin saya akan mengubah strategi" tambahnya yang ternyata g hadir di rider parade #IndonesianGP hari rabu karena mampir di Jakarta untuk acara khusus. Tetapi di sana dia juga tetap merasa sangat disambut.
"Saya berada di Jakarta untuk sebuah acara dan saya merasa seperti seorang superstar, mereka melihat Anda seperti Anda adalah seorang pahlawan. Para penggemar di sini memiliki semangat yang luar biasa dan saya mencintai mereka karenanya. Dengan terbitnya kalender 2025, menurut saya lebih baik dari musim ini. Saya selalu menyukai hat-trick Jepang, Australia, Malaysia, pasti menyenangkan jika memilikinya, tapi 3 balapan berturut-turut tidaklah buruk. Saya juga suka pergi ke track baru dan kembali ke Brno" tambahnya yang akhirnya mengomentari engine freeze yang ternyata sudah disetujui oleh komisi GP juga soal penundaan ban depan baru ke tahun 2025. Sudah gw bilang, engine freeze itu bukan perkara ribet untuk Ducati. Da juga nampaknya bersiap untuk mengembangkan motor tahun depan agar engine freeze g berpengaruh banyak.
"Saya tidak khawatir, mesin bukan masalah kami. Kami akan membuat beberapa langkah maju pada tahun depan dan kemudian akan baik-baik saja untuk engine freeze pada tahun 2026. Dengan ban depan Michelin yang baru saya merasa sangat baik, meskipun kami mencobanya di track yang memiliki trek luar biasa seperti Misano. Ini sejalan dengan gaya berkendara saya. Saya bertanya kapan mereka akan membawanya, tetapi mereka belum tahu, saya berharap untuk melakukan test lebih lanjut dan menggunakannya pada tahun 2026" tutupnya.
engine freeze berlaku buat pabrikan jepang juga mba?
BalasHapusSelama mereka masih di kelas D mereka g kena engine freeze. Klo sudah naik kelas ke C (review tengah musim dan akhir musim), bakal kena engine freeze.
HapusNah seruju, Pecco. Harus agresif, gas! Kalo main aman susah ntar ga jurdun. Tapi ingat mental harus kuat, kalo ga ntar malah jatuh. Rider jatuh terkadang karna mental bukan karna skill.
BalasHapusMakin seru kan kalo pada agresif. Jangan ampe Martin yg jurdun, Ducati bisa malu, rider pabrikan bisa malu. Apalagi songong banget itu si Martin sama sengaknya dengan Johan.
Agresif sih boleh tapi harus lihat taktik lawannya
BalasHapus