Ducati VS Eperibadeh Di Pemberlakuan Format Baru 2024 Dipercepat Menjadi Seri #BritishGP Silverstone Tahun Ini: Yellow Flag Akan Jadi Perangkap

 

 


 

Klo kalian ngintil gw di Twitter mabkyuaja yang postingannya suka random g jelas itu, kalian pasti tau gw sudah sounding format baru pra-kualifikasi yang hanya akan di tentukan di FP2 selama satu jam di sore hari. Format ini rencananya akan dilakukan tahun depan, tetapi 4 pabrikan di MSMA (cek podcast tahun lalu seri test Mandalika klo mau tau itu apa) sepakat untuk memulai format ini lebih awal setelah jeda musim panas di #BritishGP Silverstone tahun ini. Adalah Ducati yang menjadi sebijinya pabrikan yang menolak. Alasan Ducati adalah para rider banyak yang terjebak yellow flag di akhir sesi karena ada beberapa rider yang baru mempush (atau ngintil) dan melalukan kesalahan di akhir-akhir sesi dan secara ototomatis itu membatalkan catatan waktu terbaik mereka gegara sebiji rider yang entah sengaja semoga g sengaja crash di akhir sesi. Tetapi emang klo kalian ngintil gw dari jaman Aprilia masih memble kalian tau betapa gw sebel sama Papa Kembar karena hobby bener crash di akhir sesi sehingga membatalkan banyak catatan waktu terbaik para rider yang terkena yellow flagnya.

Kenapa gw bilang sengaja crash? Masih ingat kata-kata liciknya tuan putri #JurdunDrakor Marc Marquez bahwa ketika di sudah berhasil mencatatkan waktu yang menurut dia terbaik, dia akan mempush di akhir sesi dengan prinsip, klo g bikin catatan waktu yang lebih baik lagi ya sekalian crash, lalu yellow flag dan semua catatan waktu rider lain (kebanyakan rider Ducati dan Snack Taro sih yang time attack selalu di akhir sesi) yang lebih baik dari dia saat itu akan dibatalkan dan dia secara otomatis "mengamankan" posisinya. Itulah kenapa menurut Ciabatti pemakaian dua sesi masih diperlukan bukan hanya demi rider Ducati tetapi juga demi rider pabrikan lain yang hanya punya catatan waktu terbaik di pagi hari karena di sore hari kendala cuaca atau masalah lain (drama yellow flag) bisa terjadi.

"Kami menyesuaikan dengan format yang kita miliki sejak awal musim dan kami percaya bahwa perubahan baru akan dilakukan tahun berikutnya, mengingat kita tidak memiliki masalah keamanan (kebanyakan cedera terjadi di Sprint Race). Kami telah membuat bagian awal yang baik dari musim ini dengan format ini, dan kami yakin adalah benar untuk terus melakukannya hingga akhir musim. Tidak ada alasan khusus untuk menolak mempercepat pekerjaan ini, format yang baru telah diadaptasi oleh rider dan teknisi kami sejak balapan pertama. Dalam situasi tertentu, kita telah melihat bahwa bendera kuning merugikan beberapa rider, yang mungkin menemukan diri mereka sendiri sedang memiliki waktu lap yang bagus. Anda harus menangani wacana ini (terlebih dahulu). Beberapa team satelit kami telah mengusulkan untuk menunda merevisi sistem transisi dari Q1 ke Q2 ini" kata Paolo Ciabatti.

Paolo yang lain dari Aprilia yang memang terkenal sering berseberangan dengan Ducati dalam segi aturan aka Paolo Bonora melihat tidak ada alasan bagi Ducati menolak format baru ini diberlakukan lebih awal. Karena menurutnya format ini akan menguntungkan para rider yang di FP1 masih belum konek sama motornya untuk mencari setup dan mungkin menguji part untuk mempersiapkan catatanwaktu terbaik. Baru di FP2 mereka bisa habis-habisan untuk meloloskan diri ke Q2. Ini akan terasa lebih nyaman bagi mereka sehingga rider dan team tidak perlu langsung fokus ke time attack demi lolos ke Q2 sejak pagi FP1. Ini membuat banyak rider mereka dalam resiko crash dan cedera sejak FP1 yang dimana Ducati unggul karena punya 8 rider sedangkan pabrikan lain ada yang cuma punya 2 rider. Klo pada cedera ya habis dah tu rider.

"Kemarin, manajer tim mengadakan pertemuan untuk membicarakan tentang apa yang akan diubah mulai di Silverstone di mana formatnya adalah FP1 (seperti biasa), kemudia kemudian pra-kualifikasi (penentuan lolos Q1 dan Q2) dan bukan kualifikasi (uji setup race). Ada kebulatan suara, kami sangat mendukung hal ini karena kami percaya bahwa di sesi pertama, motor belum pada tempatnya, pembalap harus pemanasan dan terbiasa dengan track, dan itu membuat ada kemungkinan untuk crash, dan kami tidak bisa kehilangan pembalap lagi di kejuaraan ini" kata Bonora  mewakili para pabrikan yang setuju dan lalu menyindir Ducati.

"Namun, satu pabrikan menentang proposal tersebut, ingin hal ini baru diterapkan untuk tahun 2024 . Tidak, kami tidak menyetujuinya, kami yakin pilihan kami itu juga untuk faktor untuk keamanan. Misalnya, jika Anda tahu Anda memiliki FP2 dengan kondisi basah (hujan), sepanjang pagi hari mereka menggunakan lebih banyak ban demi masih sepuluh besar, dan mengambil resiko. Kami tidak melihat alasan untuk tidak mengubahnya di Silverstone. Namun, di Silverstone hal ini akan kembali dibicarakan (terutama dengan rapat Komisi Keselamatan para rider)" tutup Bonora di sela FP2 #DutchGP.

Sorry yak Ducati, kali ini gw setuju sama 4 pabrikan yang lain. Kasian atuh mah pada jumpalitan  cedera kiri kanan demi bisa bersaing dengan 8 rider Ducati yang emang udah cepat, meni motornya begono. Contoh, Papa Kembar yang habis-habisan memaksa badannya yang sudah patah-patah kiri kanan sebagai rider tertua di track demi Aprilia bisa bersaing di barisan depan karena dua rider satelitnya g bisa maksimal karena cadera juga. Jangan tanya Honda...

.. Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP

Komentar