Menang 0.003 Detik Dari Papa Nina Di Sprint Race #GermanGP #MalinKundangPerebutHakOrang Marc Marquez: Posisi Dua Atau Enam Saya Akan Tetap Melakukannya dan Di Sirkuit Lain Saya Tidak Akan Melakukannya
Tahun lalu dia hanya perlu jari retak untuk mundur dari #GermanGP setelah drama jari tengah. Sekarang dengan kondisi jari telunjuk patah, rusuk memar, flying lap gagal gegara Bradl nyebrang sembarangan, dia turun track dengan dosis pain killer tertinggi yang diizinkan secara medis untuk balapan. Ini adalah sirkuit kekuasaannya sehingga hanya dengan sedikit bantuan mitor kompetitif entah itu ban apes atau ori atau KW1, dia tau dia bisa lebih baik. Menang 0.003 detik di Sprint Race dari Papa Nina yang juga punya cedera memar pasca crash pagi. Dia puas karena di antara santan instan yang mulai dia cicil, toh semua bisa berjalan baik meski g sebaik perkiraannya untuk hari Sabtu.
"Saya akan tahu bagaimana rasa sakitnya secara fisik dalam dua jam. Hari ini saya membalap dengan pain killer intramuskular terkuat yang tersedia . Jari patah mengganggu saya tetapi ini adalah masalah yang dapat diterima. Saat ini masalahnya adalah segera setelah saya melakukan lebih dari lima lap, pernapasan menjadi lebih intens dan rasa sakit semakin meningkat. Saat latihan bebas, kekhawatiran saya adalah tentang aspek ini, itulah alasan saya berhenti" katanya yang menolak keapesannya bersukber dari ban depan asimetris yang secara khusus nongol akhir pekan ini. Team di paddock kembali jadi sasaran jari telunjuk (yang patah).
"Tidak, sayangnya akhir pekan ini semua yang terjadi di garasi kami menjadi kesalahan yang paling kecil kemugkinan terjadi. Semua masalah mekanik yang dengan kemugkinan yang kecil terjadi dan pada Q1 dengan ban kedua motor kami mengalami masalah mekanis dan karena alasan ini saya melompat ke motor kedua. Sayangnya kami kemudian terjebak keramain. Ini adalah hal-hal yang tidak dapat kami kendalikan, namun meskipun demikian kami berjuang, start dari posisi ketiga belas dan finish di urutan keenam sama seperti yang posisi terbaik hari ini" katanya yang enggan menyalahkan Bradl, rider akamsi yang wildcard gegara nyebrang sembarangan bikin flying lap gagal.
"Ya, kami memiliki hubungan yang sangat baik. Dia mengatakan kepada saya bahwa saya adalah orang terakhir yang ingin dia halangi secara tidak sengaja. Pada awalnya jelas saya marah tetapi bukan padanya, melainkan pada kenyataan bahwa saya mempunyai masalah mekanis dan bahwa saya telah membuang-buang waktu. Ini adalah hal-hal yang bisa terjadi, ini adalah sirkuit yang sangat sempit dan sulit untuk dipahami, terutama ketika Anda berada di sini dengan wildcard" katanya yang keknya sadar ketika di Mugello dia berhasil memanipulasi keadaan untuk mendapat seat Adipati Ducati tahun depan. Dia sadar g bisa mengatur langit dengan rangkaian apes yang nongol tanpa bisa dia manipulasi.
"Itu adalah campuran dari beberapa hal, dari suhu hingga masalah mekanis, pada kenyataannya saya tidak memaksa motor, tapi sayangnya ketika saya kehilangan bagian depan saya justru high side, itu adalah nasib buruk. Saya mencoba menghemat mesin (klo crash lagi di sesi FP2 maka motor dia habis) karena motor lain memiliki masalah mekanis dan saya tidak ingin kehilangan motor kedua juga, inilah masalahnya. Mekanik lalu melakukan keajaiban dengan motor pertama, dalam waktu singkat mereka menyelesaikan masalah mekanis, dengan itu mssalah yang bodoh bisa terpecahkan. Saya bisa melakukan tiga lap (di kualifikasi)" tambahnya yang senang pada akhirnya tetap bisa ngejar dan menang dari Papa Nina.
"Anda tahu saya, tidak masalah apakah itu posisi keenam atau kedua. Saya mencoba keluar tikungan dengan kecepatan lebih dari Vinales dan Morbidelli. Rencananya adalah melewati Vinales di tikungan terakhir dan mengejar Morbidelli di tikungan pertama tapi saya mengalami kesulitan dalam menghentikan motor. Di tikungan terakhir saya menyerang Vinales seperti yang saya rencanakan untuk Morbidelli" tambahnya yang mengakui banyak belajar dari dramanya sendiri di Sachsenring tahun lalu. Kali ini dia mencoba lebih tenang meski apes bertubi-tubi.
"Anda harus menarik napas dalam-dalam, itu sudah saya katakan tetapi saya akan mengulanginya. Tahun lalu saya belajar bahwa jika terjadi kesalahan, Anda tidak boleh menjadi gila. Kenyataannya adalah untuk memperjuangkan kemenangan Anda harus memiliki akhir pekan yang sempurna dan bukan itu masalah atas semuanya yang terjadi. Banyak hal akan bergantung pada start. Di lap pertama Anda sudah kehilangan banyak waktu karena tidak ada banyak titik di mana Anda bisa menyalip, hanya di tikungan terakhir atau di tikungan 1. Anda bukan superman, setelah tikungan pertama Anda tidak punya peluang lain hingga tikungan ke-12, itulah situasi saat ini. Hari ini seperti ini, saya tidak melangkah lebih jauh dari batas kemampuan saya, mencoba memahami sensasi saya di motor dengan memberikan 100%" tutupnya yang bilang kemenangan Spanyol atas Jerman bikin dia bisa menahan sakit.
Senjata siculas di gresini pada lap lap akhir terus yak
BalasHapusNope... Itu bukan cuma pas di Gresini... Karakter dia sejak di Honda: Baru menyerang habis-habisan di 5 lap terakhir. Itu Pecco sudah hapal banget. Martin dan rider lain belum terbiasa,
Hapus