Ciabatti Dan Ducati Yang Mempertanyakan Rencana Perubahan Aturan Konsesi Demi SAVING PRIVATE MARC: Tidak Ada Yang Membantu Kami Saat Kami Kesulitan. Ketika Honda Menang Melulu, Tidak Ada Yang Mengeluh
Yang dengar podcast terbaru #DutchGP Part 2 pastitau kenapa gw merasa ini rencana perubahan aturan konsesi emang g adil untuk Ducati. Terlepas soal argumen bahwa Yamaha dan Honda punya fan base terbesar saat ini. Sorry to say, lu lupa fans Valentino Rossi yang adalah sumber utama fans Yamaha sekarang sudah ngantri di Ducati, ditambah fans baru dari para murid VR46 sendiri. Jadi klo kita ngomongin soal fan base, it 50:50 bro. #FansToxic Snack Taro g sebanyak fans Pecco digabung Bez,trust me. Lu juga g bisa lagi klaim #ABR adalah fan base terbesar karena itu sudah terhambur-hambur sejak sang adik pindah ke Ducati dan sang kakak udah kek tuan putri segala-gala mesti difasilitiasi jadi ada fans yang uteknya mulai dapat wangsit untuk pindah idola. Sorry I have to be honest, that's the fact. Kita bakal bahasdi podcast suka-suka.
Yang terbaru adalah karena si putri sinden menolak atau ditolak pindah ke KTM maka dia memilih bertahan dengan sisa kontrak dengan Honda satu tahun, dan demi sis kontrak satu tahun itu pula DPRD Tingkat Pusat via Carlo Ezpeleta melobby para pabrikan di MSMA untuk merubah aturan konsesi dengan menyeret-nyeret Yamaha yang g ada hubungannya dan emang gw tau Papi Peri Lin Jarvis g pengen konsesi juga meski tau Yamaha lebih layak untuk minta konsesi karena belum menang sama sekali musim ini. Why...?? Harga diri pabrikan Jepang...!!! Klo kalian ngintil gw dari jaman kapan pasti dengan podcast soal biaya pengembangan per pabrikan. Yamaha dan Honda adalah dua pabrikan dengan biaya pengembangan paling gede.
Logikanya dengan semua dana kuaci yang mereka punya, mereka bisa membangun motor yang mereka mau bahkan tanpa konsesi (banyakin part untuk rider uji di akhir pekan), kecuali Yamaha yang sudah tongpes sejak bebeb Vale pensi (eits, kita bahas di podcast suka-suka). Misilihnyi, karena patronnya sekarang adalah si tuan putri, maka cedera sang tuan putri yang sebagian dia cari-cari sendiri dengan alasan cari limit itu bikin dia sering absen di track akhir pekan sehingga pengujian part oleh si putri jadi kurang maksimal. Itulah kenapa DPRD Tingkat Pusat merasa konsesi bisa membantu, sehingga si tuan putri bisa menguji part dan pengembangan motor di luar akhir pekan balapan tanpa batas waktu yang hanya bisa dinikmati oleh rider pabrikan konsesi. Semua hanya demi SAVING PRIVATE MARC...!!! Ducati adalah pabrikan paling menolak ini, karena fakta bahwa 8 motor mereka saat ini merata bisa kompetitif bukanlah salah mereka, itu adalah bukti kerja keras mereka yang berbeda dengan Yamaha dan Honda saat ini.
"Perbedaannya adalah Ducati telah mengembangkan motor dengan pemikiran rider yang berbeda-beda, dan mendengarkan arahan dari mereka semua. Sebaliknya, menurut saya Honda dan Yamaha fokus hanya pada Marquez dan Quartararo, mengembangkan motor yang mungkin kurang cocok untuk rider lainnya. Dengan melakukan itu, Anda bisa salah dan, jika semuanya tidak berhasil, maka Anda kehilangan arah" kata Papi Ciabatti senada dengan Papi Peri Gigi soal kenapa kondisi Yamaha dan Honda itu adalah MURNI KESALAHAN PABRIKAN ITU SENDIRI. Jadi bukan soal uang atau motornya yang salah. Mungkin motornyag salah, cuma salah di mata para rider utamanya karen dibangun berdasarkan masukan dari rider utamanya. Jadi dia tegas menolak dominasi Ducati SAMA SEKALI BUKAN SALAH DUCATI.
"Kami telah melakukan pekerjaan yang panjang dan sulit dan juga berjuang menghadapi pabrikan yang tidak menyambut ide-ide baru kami (masih ingat kasus Talang Air) dan selalu berusaha melarangnya. Ini adalah perkembangan terbesar Ducati, dan dengan lebih banyak sumber daya ekonomi, mereka (Yamaha dan Honda) perlu melakukan pekerjaan mereka. Tidak ada yang membantu kami saat kami dalam kesulitan. Ketika Honda memenangkan semua, tidak ada yang mengeluh. Setiap pabrikan harus melakukan pekerjaannya. Situasi saat ini bukanlah kesalahan Ducati" kata Ciabatti tegas.
Gosip sepoi-sepoi Ducati meminta aturan konsesi baru boleh dirubah ASAL setelah tahun 2025 (setelah kontrak tuan putri habis). Karena faktanya Honda tahun ini sudah menang di Austin, jadi dengan absennya Marc, Rins dan Mir, Ducati merasa Dorna terlalu cepat menyimpulkan bahwa itu adalah kesalahan pengembangan motor. Ducati meminta mari mengamati satu tahun lagi (2024) ketika para rider Honda sudah kembali dari cedera lalu lihat perkembangan para rider ini di atas Honda. Kalau memang 2024 kondisinya masih sama atau lebih buruk, maka aturan baru konsesi bisa diterapkan tahun 2025. Misilihnyi Carlo Ezpeleta pengen menyelamatkan kontrak dan harga diri tuan putri Marc Marquez, jadi ingin aturan itu bisa langsung berlaku tahun depan meski Honda punya kemenangan di awal musim. Tapi kan yang menang bukan si tuan putri Marc Marquez, kagak diitung sama Carlo Ezpeleta. Everything for SAVING PRIVATE MARC...!!! Hahahahahah. Kuaci...!!!! Ini si Carlo bakal kena santan instan juga g nih...?? Dia g tau santan instan itu enaknya bisa nular...??
.. Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP
santan instan apa yg pas buat si carlo? wkwkwk
BalasHapusKehilangan penonton atau sakit mungkin 🙃
HapusGw g tau sih... Tapi menarik untuk meihat ssantan instan apa yang dia dapat klo sampe berhasil merubah aturan konsesi hanya demi SAVING PRIVATE MARC...
HapusWaduuuh kalau carlo kena ciprat santan ya kasih ketupat sekalian mbakyuu 🤣
BalasHapusKetupat sayur....??? Jadi ingat istilah anak palu "ayam sayur" Ekekekekek...
Hapus