Wakil Ketua DPRD TIngkat Pusat Yang Mengakui Ketakutan Yamaha Dan Honda Bakal Hengkang Dari MotoGP Kalau G Dikasih Anugrah Konsesi: Pabrikan Eropa Harus Ingat Betapa Dermawannya Pabrikan Jepang Ketika Konsep Konsesi Diperkenalkan Untuk Mendukung Mereka
Dalam wawancara terbarunya dengan Motorsport Magazine, wakil ketua DPRD Tingkat Pusat Carlos Ezpeleta mengtakan bahwa dia sangat kuatir pabrikan Jepang bakal hengkang dari motobini gegara ngabek karena yang satu sudah 3 tahun kagak jurdun dan yang satu sudah 2 tahun kagak jurdun. Dia takut para pabrikan Jepang ngambek karena para top rider mereka aka para tuan putri mereka hengkang meninggalkan mereka. Itulah kenapa dia meminta perubahan aturan konsesi.
"Tentu saja saya amt sangat kuatir. Dan tidak hanya soal itu. Saya kuatir bahawa pembalap top mereka akanmengataka 'saya keluar dari sini'. Jadi ada kekuatiran mengenai para pabrikan yang tidak lagi memiliki pembalap top. Tetapi aturan untuk ini (konsesi) sudah ada dan tidak bisa diubah hingga 2027, kecuali semua pabrikan (di MSMA) setuju" kata Carlos Ezpeleta yang ingin agar aturan bahwa sebuaahpabrikan baru bisa masuk KONSESI BILA tidak pernah podium selama satu musim.
Misilihnyi, Yamaha podium tiga tahun ini di Austin dan justri Honda menang di Austin #AmericaGP. Jadi JELAS tidak bisa masuk konsesi tahun depan kalau mau pakai aturan yang berlaku, kecuali kalau tahun depan g dapat podium sama sekali maka tahun 2025 baru bisa konsesi. Jadi jelas perlu kesepakatan penuh seluruh pabrikan di MSMA kalau mau 'memaksakan' anugrah konsesi kepada para pabrikan Jepang tersebut tahun depan.Well, nampaknya politik balas budi dijalankan oleh Dorna demi mencapai ambisinya 'menyelamatkan" para tuan putri pabrikan Jepang: #JurdunDrakor Marc Marquez dan #JurdunBelagu Fabio Quartararo.
Di atas kertas para pabrikan Eropa menjalani aturan konsesi dengan adil dan fair memakai sistem poin konsesi. Tetapi menurut Carlos aturan konsesi 5 poin ini hadir satu dekade lalu tidak lain adalah 'anugrah' para pabrikan Jepang tersebut kepada para pabrikan Eropa agar mereka bisa secepatnya lepas dari konsesi meski butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa mengalahkan para pabrikan Jepang tersebut. Dan begitu mereka di kalahkan, mulailah dibahas soal politik balas budi wkwkwkwkwkwk.
"Saya rsa semua pabrikan ssaat ini sangat dekat (bersaing) satu dengan yang lain, jadi tidak mendapat podium selama satu musim penuh tidaklah realistis untuk menjadi standar apakah pabrikan itu kopetitif atau tidak. Jadi saya pikir kita perlu memperbaharui konsep konsesi. Mungkin para pabrikan Eropa tidak mau (aturan konsesi berubah). Tapi mungkin mereka harus ingat betapa dermawannya pabrikan Jepang kepada mereka (ketika memutuskan sistem 5 poin konsesi agar pabrikan Eropa cepat lolos konsesi)" kata Ezpeleta.
Ohohohohoh... Politik balas budi lagi musim yak...?? Tapi minta balas budinya yang adil laaah, bukan dikasih hati minta jantung juga anuuuuu. Kuaci lah... Ekekekekekek.
.. Follow Twitter (update artikel dan curhatan) dan Youtube (podcast) #Mbak_Yu username @mbakyuaja #MarcoBezzecchi #LucaMarini #FrancoMorbidelli #PeccoBagnaia #MotoGP
Yamaha di kasih konsesi apakah bakal mencoba mesin v4 hehehe
BalasHapusItu butuh duit gede karena mulai dari nol pengembangannya. Tapi klo ada duit mah gpp juga.
HapusKalo begitu sih mending copy paste mesin suzuki ekekekek
HapusLupa ingatan juga nih si wakil, sampe ubah aturan supaya tuan putri bisa langsung masuk pabrikan tanpa lewat grup satelit, kurang diistimewakan apa coba, kalo emang takut pabrikan jepang pergi, bikin juaranya dibagi aja sekalian Japan Winner dan World Winner wkwkkwkw
BalasHapusPolitik balas budi yg merugikan berbagai pihak.. Takut honda dan yamaha cabut, meski memang pasar asia lebih banyak yamaha dan honda.. sebagai wakil ketua dprd tingkat pusat harusnya gak begitulah dalam memberikan solusi yg gak solutif banget
BalasHapusSiap si paling solutif
BalasHapus